Bagaimana Mengatasi ODGJ yang Ngamuk di TPS saat Coblosan? - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai

Bagaimana Mengatasi ODGJ yang Ngamuk di TPS saat Coblosan?

Lya Fahmi oleh Lya Fahmi
14 April 2019
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Bagaimana cara mengatasi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang ngamuk di TPS saat coblosan Pemilu? Hm, menarik juga. Leh uga nieh~

Dua minggu yang lalu, saya mendapat titipan pertanyaan dari Petugas KPPS via Kepala Puskesmas, “Mbak, bagaimana mengatasi ODGJ yang ngamuk di TPS?”

Saya maktratap mendapat pertanyaan seperti itu. Tentu saja saya mempelajari banyak hal tentang gangguan jiwa, tapi rasa-rasanya saya tidak pernah belajar hal teknis seperti bagaimana caranya menenangkan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang sedang ngamuk.

Terus terang, saya tak mengetahui jawabannya. Di hadapan Kepala Puskesmas saya membisu sejenak. Saya berpikir keras untuk bisa memberikan jawaban yang pas. Pertanyaan ini bikin saya tertantang, masa psikolog lulusan universitas terbuka terkemuka tidak bisa menjawab pertanyaan sesederhana itu?

“Nanti Mbak Lya yang langsung menjelaskan ke orang-orang KPPS ya? Mereka ada pertemuan besok,” ujar Kepala Puskesmas di tengah-tengah keheningan yang krik-krik itu.

Saya menarik nafas lega. Sebagai satu-satunya orang yang memiliki wewenang ilmiah dalam hal ilmu psikologi di puskesmas ini, saya terhindar dari insiden menunjukkan diri sebagai orang yang nggak kompeten.

Baca Juga:

5 kendala coklit

5 Kendala Proses Coklit, Belum Selesai hingga TPS Tidak Berpenghuni

23 Maret 2023
Angka Gangguan Jiwa Berat DIY Peringkat Dua di Indonesia

Karena Impitan Ekonomi, Angka Gangguan Jiwa Berat DIY Peringkat Dua di Indonesia

25 Januari 2023

Setelah mencerna pertanyaan itu dalam kondisi yang lebih tenang, saya menyadari ada yang salah dari pertanyaan yang diajukan oleh petugas KPPS tersebut.

Mengapa petugas KPPS seolah-olah berada dalam mode waspada dengan kedatangan ODGJ ke TPS?

Mengapa mereka berpikir mereka mungkin mengalami insiden ODGJ yang mengamuk di TPS sehingga perlu mengetahui cara-cara menenangkannya? Alih-alih menjawab pertanyaan mereka sebelumnya, saya justru tertarik bagaimana pertanyaan itu bisa muncul.

Sebelum melanjutkan pembahasan ini, saya ceritakan dulu pengalaman yang paling berkesan selama saya praktik kerja di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat, Lawang, Jawa Timur.

Pada hari pertama saya kerja praktik di RSJ tersebut, saya berkenalan dengan salah seorang pasien skizofrenia dari Bangsal Jalak, sebut saja namanya James.

Selama perawatan, James menunjukkan perkembangan yang sangat bagus. Dia bisa berkomunikasi dengan baik dan berperilaku layaknya orang-orang tanpa gangguan jiwa.

Saking bagusnya perkembangan kejiwaan James, salah seorang teman sempat berkata, “Kalau James nggak pake seragam RSJ, aku yakin banget orang-orang nggak ada yang menyangka kalo dia pasien RSJ.”

Suatu ketika saya bercakap-cakap dengan James. Dia bercerita tentang khasiat kopi hijau yang dapat melangsingkan tubuh. Serta merta saya memastikan apakah yang dia maksudkan adalah teh hijau?

James mengatakan tidak, dia bersikeras bahwa ada kopi hijau yang benar-benar dapat membantu menurunkan berat badan. Dia menyebut nama sebuah tempat di mana kopi hijau itu bisa didapatkan.

Saya sama sekali belum pernah mendengar apapun tentang kopi hijau, begitu pula dengan teman yang ikut mendengarkan percakapan itu.

Alih-alih menganggap informasi itu sebagai pengetahuan baru, saya justru menganggap informasi kopi hijau itu sebagai bagian dari gangguan yang dialami oleh pasien, mungkin James mengalami delusi atau halusinasi melihat kopi berwarna hijau.

Hingga akhirnya hal ajaib terjadi.

Saya dan beberapa teman jalan-jalan ke luar kompleks RSJ dan menemukan sebuah warung kopi yang menjual kopi hijau. Nama warung tersebut sesuai dengan nama tempat yang disebut oleh James sebelumnya.

Penasaran, saya pun berselancar di dunia maya mencari tahu apa manfaatnya, tertera jelas di baris pertama hasil pencarian bahwa kopi hijau membantu menurunkan berat badan.

Fakta ini membuat saya terpingkal-pingkal menertawakan diri sendiri. Hanya karena tidak pernah tahu tentang kopi hijau, saya kemudian menganggap kopi hijau itu tidak ada.

Sejujurnya, saya bukan orang yang mudah bersikap begitu, biasanya saya cukup terbuka dengan pengetahuan baru. Tapi kali ini pengetahuan baru itu datang dari seseorang yang memiliki gangguan jiwa.

Saya memilih tidak mempercayainya karena saya masih berprasangka bahwa ODGJ tidak bisa dipercaya dan tidak mungkin lebih tahu dari orang yang waras kayak saya ini. Intinya, saya menganggap remeh dan meragukan kemampuan mereka yang hidup dengan gangguan jiwa.

Dan itulah yang disebut dengan stigma. Saya pikir, persis seperti itu pula pertanyaan tentang cara mengatasi ODGJ mengamuk itu muncul.

Ada prasangka bahwa ODGJ pasti mudah mengamuk atau perilakunya tidak terduga. Stigma ODGJ yang masih sangat kuat di masyarakat membuat petugas KPPS merasa perlu waspada pada pemilih-pemilih yang memiliki gangguan jiwa.

ODGJ selama ini lebih sering disebut dengan istilah “orang gila,” sedangkan kata “gila” selalu identik dengan hilangnya kesadaran dan perilaku tak terkendali.

Orang-orang lupa, atau bahkan tidak tahu, bahwa gangguan jiwa memiliki spektrum yang luas dan bervariasi. Tidak semua gangguan jiwa mengakibatkan hilangnya kesadaran.

Gejala skizofrenia berbeda dari depresi, depresi berbeda dari gangguan bipolar, gangguan bipolar berbeda dari serangan panik, serangan panik berbeda dari gangguan kecemasan, dan seterusnya.

Mengalami salah satu jenis gangguan jiwa tidak berarti membuat seseorang kehilangan seluruh makna dirinya sebagai manusia, termasuk haknya untuk berpartisipasi dalam pesta demokrasi.

Lalu, sebenarnya seperti apa potensi adanya insiden ODGJ yang mengamuk di TPS?

Potensinya boleh dikatakan sangat kecil. ODGJ yang didata masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) adalah ODGJ yang berada di RSJ dan panti-panti rehabilitasi yang notabene berada dalam pengawasan dokter.

Karena berada dalam pengawasan dokter, semestinya ODGJ sudah terseleksi mana yang bisa masuk dalam DPT dan mana yang tidak. Kecuali kalau kamu mau meragukan profesionalisme dokter?

Bagaimana dengan ODGJ yang berada diluar RSJ? Pada prinsipnya, setiap orang yang terdaftar dalam DPT memiliki hak untuk memilih. Apabila ditemukan ODGJ yang terdaftar dalam DPT namun dinilai tidak mampu untuk memilih, hal tersebut harus dibuktikan dan dilaporkan ke KPU untuk dapat dilakukan perbaikan DPT, sesuai dengan Peraturan KPU nomor 37 tahun 2018 pasal 35A.

Dengan begitu, ODGJ yang terbukti tidak mampu memilih dapat dikeluarkan dari DPT dan tidak dapat memilih. Poinnya, berbagai potensi-potensi kekurangan pemilu sudah berusaha KPU antisipasi melalui aturan-aturannya.

Jadi, alih-alih mencemaskan bagaimana jika nanti berhadapan dengan ODGJ yang mengamuk di TPS, kita semua sebaiknya memperhatikan lingkungan sekitar dan melaporkan sesuai aturan apabila menemukan kejanggalan. Dengan begitu, kemungkinan adanya ODGJ yang mengamuk di TPS bisa dinihilkan.

Ketika saya menceritakan kekhawatiran petugas KPPS di Yogyakarta pada Feri Amsari, Direktur PUSAKO Fakultas Hukum, Universitas Andalas, sambil berkelakar dia bilang.

“Bilang sama orang KPPS, data selama ini bukan ODGJ yang ngamuk di TPS, tapi orang-orang waras yang nggak bisa terima hasil pemilu.”

Mamam tuh.

Terakhir diperbarui pada 14 April 2019 oleh

Tags: coblosanODGJorang gilapemiluTPS
Lya Fahmi

Lya Fahmi

Psikolog, tinggal di Yogyakarta.

Artikel Terkait

5 kendala coklit
Kotak Suara

5 Kendala Proses Coklit, Belum Selesai hingga TPS Tidak Berpenghuni

23 Maret 2023
Angka Gangguan Jiwa Berat DIY Peringkat Dua di Indonesia
Geliat Warga

Karena Impitan Ekonomi, Angka Gangguan Jiwa Berat DIY Peringkat Dua di Indonesia

25 Januari 2023
kesehatan mental dan stigma odgj mojok.co
Kesehatan

Momentum Hilangkan Stigma Negatif pada ODGJ

11 Oktober 2022
Fakta Seputar Pengusungan Anies Baswedan Jadi Capres Mojok.co
Kilas

Jadi Capres dari Nasdem, Fakta Seputar Pengusungan Anies Baswedan

3 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
partai demokrat

Beberapa Petinggi Partai Demokrat Sewot Karena Prabowo Terkesan Menyerang SBY Saat Debat

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Bagaimana Mengatasi ODGJ yang Ngamuk di TPS saat Coblosan?

Bagaimana Mengatasi ODGJ yang Ngamuk di TPS saat Coblosan?

14 April 2019
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
universitas brawijaya mojok.co

15 Jurusan yang Sepi Peminat di Universitas Brawijaya, Tingkat Ketetatannya Rendah!

23 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023

Terbaru

kip mojok.co

Kecewa dengan Mahasiswa Penerima KIP

26 Maret 2023
utang pinjol mojok.co

Teman Terlilit Pinjol: Dia yang Utang, Saya yang Dikejar-kejar

26 Maret 2023
Tak Berhitung Untung Rugi, Mbah Sri 60 Tahun Jualan Cenil dan Sate . MOJOK.CO

Mbah Sri, 60 Tahun Jualan Sate dan Cenil Keliling di Seputaran UB, Nggak Berhitung Soal Untung Rugi

26 Maret 2023
film korea bertemakan politik

Mau Pemilu, Ayo Lemesin Dulu dengan Nonton 7 Film Korea Bertema Politik Berikut Ini

26 Maret 2023
survei pemimpin ideal menurut anak muda

Pemilih Muda: Daripada Pemimpin Sederhana dan Merakyat, Lebih Suka yang Jujur dan Anti-Korupsi

26 Maret 2023
mengantre mojok.co

Uneg-uneg: Apa sih Susahnya Mengantre? 

26 Maret 2023
perempuan kuliah mojok.co

Uneg-uneg: Dinyinyiri karena Aku Perempuan dan Memutuskan untuk Kuliah

26 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In