Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Corak Mop

Pencuri Mangga Lebih Galak daripada Pemilik Mangga

Mhalik A. Parilele oleh Mhalik A. Parilele
20 Oktober 2017
A A
petik mangga

petik mangga

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Curi Mangga 1

Sore itu Ungke dan kawannya mau sekali makan mangga. Itu karena tadi siang sepulang sekolah mereka melihat mangga Pak Haji yang segar-segar. Tapi, rasa-rasanya untuk meminta langsung itu tidak mungkin. Pak Haji dikenal sebagai orang yang sangat kikir.

Maka tidak ada cara selain mencuri, Ungke serta kawannya bersepakat. Pohon mangga tepat berada di samping rumah Pak Haji. Strategi mulai disusun. Ungke bertugas sebagai juru panjat, sedangkan kawannya siaga di bawah pohon. Setelah merasa situasi cukup aman, aksi dimulai.

“Ungke … ko ambe yang di bawah-bawah saja.”

“Jang ribut … mo dapa dengar, Pak Haji?”

Ungke melempar mangga ke bawah. Kawannya bersiap menangkap. Sudah lima buah yang lolos diamankan. Sialnya, mangga keenam luput dari genggaman Ungke. Jatuh tepat di atap rumah Pak Haji. Beliau langsung bergegas keluar. Ungke juga meluncur laju ke tanah.

“Woooi! Kudacuki! Papancuri!” Pak Haji memergoki Ungke dan kawannya. Namun, mereka sudah berlarian terbirit-terbirit. Pak Haji meluapkan emosinya dengan berteriak.

“Anak babi! Kiapa sa pe mangga yang ko orang panjaaattt?!!”

Ungke yang mendengar teriakan itu dari kejauhan lantas menyahut.

“Bemana, Pak Haji tra ada ba kase siap tangga! Makanya tong panjaaattt!”

 

Curi Mangga 2

Semenjak kejadian pencurian Ungke, Pak Haji mulai bikin penjagaan ketat. Hampir tiap hari dia duduk di muka rumah. Entah sambil baca koran, minum kopi, bahkan makan di situ untuk memastikan agar tidak ada pencuri sekaligus memberikan pesan tersirat kepada Ungke dan siapa pun yang berniat mencuri untuk sebaiknya membatalkan niat.

Setiba waktu salat Asar barulah Pak Haji luput menjaga. Dan kebetulan papanya Ungke lagi lewat di depan rumah Pak Haji. Melihat buah mangga yang segar, dia akhirnya ingin makan mangga. Merasa Pak Haji tidak sedang mengawasi, tanpa pikir lama Papa Ungke langsung memanjat.

Iklan

Belum sempat mengambil satu pun buah mangga suara Pak Haji sudah terdengar.

“Woooi! Cukimai! Pancuri! Turuuun!” teriak Pak Haji dari bawah.

Mendengar itu Papa Ungke kaget bukan main. Dia bergegas turun ke bawah. Ssseeet, Papa Ungke tepat meluncur di bawah. Belum sempat Pak Haji memarahi, paaak, Papa Ungke keduluan menampar Pak Haji.

“Ko bateriak kaya apa saja! Ko kira kalo sa jatuh, ko mo tanggungkah?”

Pak Haji membisu, Papa Ungke berlalu.

 

Curi Mangga 3

Ternyata bukan cuma Ungke yang ingin mencuri mangga Pak Haji. Angki, anak Pak RT yang juga kawan Ungke, punya hasrat yang sama. Sebab, tidak ada lagi mangga di kampung itu selain milik Pak Haji. Jadi, jika ingin menikmati segarnya buah mangga, mengingat Pak haji yang begitu kikir, tidak ada jalan lain selain mencuri.

Ketika melancarkan aksinya, keberuntungan belum memihak kepada Angki. Dia terpergok Pak Haji.

“Turun! Turun!” bentak Pak Haji.

Angki tidak bisa lagi ke mana-kemana. Dia berada dalam kendali Pak Haji.

“Memang ko orang ini, cuma tahu mencuri. Begitu ko diajar papamu? Ikut saya, biar papamu yang goso kau, anak tidak tahu diajar!” Pak Haji emosi betul. Namun, sebelum Pak Haji bergegas, Angki angkat bicara sambil melihat ke atas pohon.

“Papa, turun sudah, Om Haji dong so dapat kita ini!”

Pak Haji mematung.

 

Duit Hilang

Pagi itu sewaktu Ungke akan berangkat sekolah, dia kaget karena uang yang disimpan dalam saku celananya hilang. Jumlahnya lima ribu. Maka, datanglah Ungke mengeluh di hadapan mamanya. Kebetulan pagi itu Papa Ungke juga lagi membersamai Mama Ungke.

“Sa pe uang ada hilang. Mama tra ada liat kah?” Ungke memasang wajah sedih.

“Di mana ko simpan?”

“Ini, di kantong celana, Mama. Tapi so tra ada sudah.”

“Coba ko ingat lagi, barang ko simpan tampa lain, jadi. Ada berapa yang hilang?”

“Seratus ribu, Mama” Ungke menjawab spontan.

Papa Ungke yang sedari tadi cuma diam buru-buru bersuara.

”Cukimai, ngana, Ungke. Uang cuma lima ribu itu. Papa ada pinjam tadi belikan rokok.”

Ungke tertawa sejadi-jadinya.

Terakhir diperbarui pada 20 Oktober 2017 oleh

Tags: buahmalingmanggamoppak hajiPapuapencurisulawesiuang hilang
Mhalik A. Parilele

Mhalik A. Parilele

Artikel Terkait

Mangga di bukit Patiayam Desa Gondoharum, Kudus, jadi bukti bahwa penghijauan bisa hidupi dan lindungi manusia MOJOK.CO
Ragam

Mangga-mangga di Patiayam, Bukti Penghijauan Bisa Hidupi dan Lindungi Manusia

4 November 2025
Rugi Buka SPBU di Papua? DPR Bisanya Cuma Omong Kosong MOJOK.CO
Esai

Rugi Buka SPBU di Papua? Kalau DPR Menantang, Korporasi Bisa Menantang Balik karena DPR Cuma Bisa Melempar Retorika

3 Oktober 2025
Sejarah Indonesia Berisi Kekerasan dan Negara Paksa Kita Lupa MOJOK.CO
Esai

Sejarah Indonesia Berisi Luka yang Diwariskan dan Negara Memaksa Kita untuk Melupakan Jejak kekerasan itu

30 September 2025
Raja Ampat, Amazon Laut Papua Rusak karena Tambang Nikel MOJOK.CO
Esai

Anak Muda Raja Ampat Menantang Tambang Nikel: Ketika Tambang Nikel Merusak Amazon Laut Milik Rakyat Dunia

5 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.