Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Corak Mop

MOP: Ketika Adik Tingkat di Kampus Tidak Tahu Arti Ishoma

Adlun Fiqri oleh Adlun Fiqri
11 Desember 2018
A A
Ishoma MOP MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Dasar memang Mahmud itu kakak tingkat yang jahil, juniornya yang tidak tahu arti Ishoma pun dia jahili. Selamat menikmati MOP ini, kawan.

Sejujurnya saya kehabisan stok cerita MOP. Nah, ketika kehabisan stok cerita seperti ini, yang paling mudah dilakukan adalah menceritakan kisah-kisah jenaka kawan dekat saya di kampus.

Tanpa mengurangi rasa hormat kepadanya, jika tidak lucu nantinya pasti salah teman saya. Kalau lucu, berarti suasana hati Anda sedang bagus. Orang bahagia katanya lebih mudah dibuat tertawa. Hehe…

Oleh sebab itu, demi menjaga keamanan nasional, namanya saya samarkan dan kita sebut saja Mahmud.

Tak jadi lewat kalau begitu…

Mahmud ini adalah mahasiswa asal Halmahera. Sehari-hari hidupnya di kampus, tidak memiliki tempat tinggal. Tidurnya dari kosan ke kosan, sekretaria ke sekretariat. Orangnya ceking dan jarang mandi. Walau begitu, Mahmud adalah pimpinan lembaga di kampus dan sudah menjabat selama dua periode.

Suatu hari, Mahmud hendak pergi ke pusat kota. Mahmud berangkat dari kampus mengendarai motor dan tidak menggunakan helm. Singkat cerita, saat memasuki sebuah persimpangan di dekat pusat kota, Mahmud buru-buru menepi. Ada polantas di depan sana.

Entah ada dorongan apa dan dari mana, Mahmud turun dan berjalan menghampiri si polisi, lantas bertanya “Pak, ini lagi ada tilang?”

“Tidak, hanya penjagaan saja,” jawab polantas.

“Oh bagitu.”

“Memangnya ada apa?” Polantas bertanya keheranan.

Dengan wajah polosnya, Mahmud menjawab, “Tidak Pak, sebenarnya saya mau lewat, cuma tidak pake helm.”

“Ceh! Kalo begitu saya tilang kalo ngana lewat!”

“O saya tidak jadi lewat saja kalo begitu,” dan Mahmud berlalu begitu saja, sementara polantas cuma bisa diam karena saking heran.

Ishoma…

Sebuah kegiatan kemahasiswaan diadakan oleh lembaga di mana Mahmud memimpin. Pesertanya adalah para mahasiswa baru.

Iklan

Sehari sebelum kegiatan, para peserta diberi jadwal kegiatan. Ada seorang peserta bernama Midun merasa bingung dengan kata ISHOMA pada jadwal tersebut. Dia lantas mengirimkan pesan singkat untuk bertanya kepada Mahmud, salah satu senior yang telah dia kenal baik.

“Kaka, yang jam 12, Ishoma ini materi apa e?”

“Kawan, Ishoma itu materi inti. Jadi kamu jangan ke mana-mana pas waktu materi itu,” balas Mahmud.

Ya, Mahmud adalah senior yang kadang kurang ajar. Bukannya menjelaskan malah suka jahil.

Cerita lalu berlanjut. Keesokan hari saat kegiatan dilaksanakan, waktu menunjukkan jam 12 siang. Semua peserta beristirahat, sementara Midun masih menunggu di dalam ruangan. Sekitar hampir satu jam menunggu, Midun merasa ada yang janggal. Dia lalu bertanya pada seorang panitia.

“Kaka, pemateri Ishoma ini belum datang?”

Pertanyaannya itu membuat seluruh panitia terpingkal-pingkal. Midun merasa heran.

“Kenapa tertawa kaka?”

“Adik, Ishoma itu istirahat, salat, makan. Bukan materi!”

“Cukimai!” Midun memaki dalam hati. Sumpah serakah dan makian dia alamatkan kepada Mahmud, seniornya yang kurang ajar itu.

Suntik…

Entah bernasib sial atau memang inilah karma bagi Mahmud karena menjahili juniornya, suatu sore dia menginjak paku bekas saat membersihkan halaman sekretariat. Kakinya bocor, darah sempat mengucur.

Awalnya hanya bengkak di kaki. Beberapa jam kemudian ia demam, mungkin karena infeksi. Melihat kondisinya yang sangat memprihatinkan, kami langsung memboyongnya ke puskesmas terdekat.

Para suster langsung bergerak cepat dengan memeriksan luka di kakinya. Kata dokter, Mahmud perlu disuntik dulu baru lukanya dibersihkan karena sudah infeksi.

“Adooooh cilaka!” Mahmud berteriak. Ternyata Mahmud sangat takut jarum suntik. Mau bagimana lagi, mau tidak mau, takut tidak takut, kondisinya ini tetap harus disuntik.

Singkat cerita kakinya ditahan erat dan jarum ditusuk. Satu suntikan selesai. Masih perlu satu suntikan lagi.

“Ado dokter, kita so tidak mampu,” rengek Mahmud memohon ampun kepada dokter.

“So tra ada solusi lain selain suntik kah, dok?”

Dokter menggeleng

“Dokter e, kalau bisa, suntik di gelas saja nanti saya minum!”

Sontak, seisi puskesmas riuh terbahak-bahak.

***

Yah itulah sedikit kisah dari sekian banyak kisah dari kejailan dan kekurangajaran kawan saya itu. Kisah lainnya nanti saya ceritakan lain waktu. Oh iya, saya baru ingat, Mahmud juga paling jago cerita MOP. Berikut ini bonus cerita MOP dari Mahmud.

Di kampungnya Mahmud ada satu sungai yang banyak buayanya. Akhir-akhir ini, sungai itu makan korban yang cukup banyak, baik manusia dan  binatang.

Mengantisipasi jatuhnya korban lagi, para binatang di sekitar sungai tersebut bikin pertemuan akbar untuk saling kasih ingat dan mengabarkan ke binatang lain biar jangan lewat-lewat sungai tersebut. Ada seekor babi hutan kebetulan mendengar berita tentang sungai itu. Tapi dia kurang percaya dan sedikit penasaran.

Datanglah si babi ke sungai itu. Binatang-binatang lain so kasih peringatan, cuma dasar Namanya juga babi, tidak mau dengar. Dia mau membuktikan omongan orang-orang.

Si babi mulai berenang pelan-pelan ke tepian seberang. Dia penasaran kok tidak ada buaya yang menerkamnya. Si babi lalu berenang kembali. Dia melihat ke dasar sungai, ada buaya yang menatapnya tapi tidak mendekat. Si babi ini makin penasaran, dia berenang mondar-mandir di tengah sungai dan memancing-macing. Tapi buaya masih cuek. Makin penasaran, si Babi lalu berenang ke arah buaya dan bertanya

“Wahai buaya, kenapa tidak makan saya?”

“Hmmm udah deh!” jawab buaya sambal memalingkan wajah.

Babi makin penasaran.

“Eh buaya, kenapa tidak bunuh dan makan saya?”

“Eh bukannya binatang lain ngana makan semua, kenapa saya tidak?”

Karena bosan ditanya terus, sang buaya lantas berpaling dan menatap wajah si babi lalu menjawab “Ngana piker kita tidak tau kalau ngana itu binatang haram!”

“Cukimai!” Kata si babi sambil berenang balik.

Terakhir diperbarui pada 11 Desember 2018 oleh

Tags: binatang haramishomamopsalat
Adlun Fiqri

Adlun Fiqri

Artikel Terkait

Muhammad Tri, Lulusan Sejarah UGM yang Merawat Ratusan ODGJ dengan Salat dan Zikir. MOJOK.CO
Sosok

Muhammad Tri, Lulusan Sejarah UGM yang Merawat Ratusan ODGJ dengan Salat dan Zikir

10 April 2023
Uneg-uneg untuk Masjid yang Tutup di Luar Jadwal Salat MOJOK.CO
Uneg-uneg

Uneg-uneg untuk Masjid yang Tutup di Luar Jadwal Salat

29 Januari 2023
tempat wudu di tempat umum
Uneg-uneg

Mengapa Masih Banyak Tempat Umum yang Menyediakan Tempat Wudu Terbuka Bagi Perempuan?

8 Januari 2023
Kok Ada Ayat Jangan Mati kecuali dalam Keadaan Muslim? Lah Kan Mati Bukan Kita yang Ngatur?
Khotbah

Kok Ada Ayat Jangan Mati kecuali dalam Keadaan Muslim? Lah Kan Mati Bukan Kita yang Ngatur?

5 November 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.