Masih Mangkel sama Mantan, Gengsi Mau Minta Maaf Duluan - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Corak Curhat

Masih Mangkel sama Mantan, Gengsi Mau Minta Maaf Duluan

Audian Laili oleh Audian Laili
19 Juni 2019
0
A A
Mangkel sama Mantan MOJOK.CO

Mangkel sama Mantan MOJOK.CO

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Urusan sama mantan ini kok ya ribetnya nggak sudah-sudah. Masih ada rasa mangkel dan ngganjel, bikin gregetan-gregetan sendiri.

TANYA

Mbak Audi… oy… Mbak Audi… Main yuk, eh nanya dong~

Perkenalkan nama saya Okta (nama lain), seorang mahasiswa-laki-laki-rantau di kota Semarang. Kini semester 6 dan sedang menyusun proposal tugas akhir yang mumet-nya nggak ketulungan.

Tiap hari kepala saya terasa mau pecah dan mata jadi berkunang-kunang. Tentu karena bingung mau bikin tugas akhir apa. Maklumlah, bukan karena nggak punya ide, tapi kebanyakan ide jadi susah menentukan yang mana. Mau ini eh keknya seru yang itu. Mau itu tapi kok realistis dikerjain yang ini. Sumpah, kenapa juga syarat jadi alumni kudu selesai tugas akhir. Kezellll!

Nah, kepusingan saya ini nggak cuma berasal dari proposal tugas akhir yang masih terbengkalai itu aja. Ada semacam beban pikiran yang ada di luar semua itu. Sesuatu yang bukan cuma kepala tambah berat tapi juga perasaan serasa diperas mirip jeruk nipis soto Lamongan.

Baca Juga:

pantai gunungkidul mojok.co

Jogja Terbuat dari Kuliner, Pantai, dan Triliunan Duit Wisatawan

9 Mei 2022
Lebaran 2022: Menanti Ibu Bertanya Kapan Nikah MOJOK.CO

Lebaran 2022: Menanti Ibu Bertanya Kapan Nikah

3 Mei 2022

Semua bermula saat kemarin, seminggu sebelum lebaran saya mudik ke rumah. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kesempatan itu saya manfaatkan untuk berziarah ke makam simbah. Tragedi dimulai sesaat setelah saya dan adik akan beranjak dari kuburan. Dari kejauhan saya melihat sosok seorang perempuan. Dia melewati saya dan adik seketika itu tapi nggak menyapa. Orang yang sangat saya kenali. Mengenakan kerudung panjang dan menenteng bungkusan bunga tabur. Dialah mantan saya sewaktu saya masih duduk di bangku SMA dan dia masih SMP. Kebetulan kami tinggal di desa yang sama. Dan, setelah saya berkuliah, tak pernah lagi berjumpa dengannya.

Namun, gara-gara melihat sosoknya saat itu, saya langsung terbayang betapa sakitnya perasaan sendiri saat dulu berpisah dengannya. Dia meninggalkan saya, mencampakan saya, membuang saya cuma gara-gara mau fokus sekolah agar bisa menyenangkan orang tua. Akan tetapi, setelah dia masuk SMA, saya ketahui dari temannya sendiri, bahwa prinsipnya untuk fokus bersekolah benar-benar tak dijalankan. Ia malah berpacaran dengan teman sekelasnya sendiri. Hati saya hancur dan merasa dibohongi.

Pertemuan singkat itu telah membuka kenangan pahit dalam kehidupan asmara saya. Saya kalut saat itu. Namun mencoba tegar, apalagi kondisi saat itu sedang menjalankan ibadah puasa. Inilah bentuk cobaan yang hakiki.

Singkat cerita, Hari Raya pun datang dan semua merasakan kemenangan yang sesungguhnya. Namun, hal itu tak begitu saya rasakan meski keluarga mengelilingi. Pasalnya, saat diadakan halal bihalal di balai desa, saya kembali mendapati tragedi pertemuan dengan mantan saya tersebut.

Di sini, saya nggak lagi memusingkan rasa pahit yang telah berlalu. Tapi merasa bingung di momen hari yang fitrah itu, apakah saya akan memaafkannya? Ataukah bisa saya sekadar meminta dia bersalaman dengan saya untuk saling mencetak skor 0-0 atas semua kesalahan yang pernah kami perbuat masing-masing, termasuk perlakuannya yang jahat itu?

Semua terasa sangat dilematis. Masa iya saya yang nyamperin dia duluan dan meminta maaf pada sesuatu yang sebetulnya justru dia lakukan? Hal ini cukup menguras otak dan emosi. Menjadi semakin membebani tugas akhir saya.

Yang ingin saya tanyakan pada Mbak Audi, sekarang kan masih suasan Lebaran, menurut Mbak, apa yang musti saya lakukan terhadap doi? Perlu nggak kalau saya menurunkan ego dan datang ke rumahnya berbincang baik-baik lalu saling memaafkan? Bukankah saya malah menjatuhkan harga diri saya sebagai seorang yang tersakiti di masa lalu jika melakukan hal itu? Karena, saya masih merasa bahwa dialah yang musti mendatangi saya.

JAWAB

Hai Mas Okta, yang lagi ngerasa terganggu-terganggu sendiri dengan kehadiran sekelebat mantan di momen lebaran. Memang sih, memaafkan seseorang yang sudah menyakiti kita, sungguh nggak mudah. Hal ini butuh kerelaan hati yang nggak sesederhana omongan motivator. Apalagi kalau orang yang sudah mengkhianati kita ini, lha kok nggak ada rasa bersalah-bersalahnya sama sekali.

Akan tetapi, meski bisa dipahami memaafkan itu nggak mudah, merawat rasa mangkel juga nggak ada faedahnya. Bisa jadi hanya akan menggerus diri sampeyan sendiri dalam perasaan-perasaan tidak nyaman, tidak aman, atau mangkel-mangkel sendiri. Seperti yang sekarang sampeyan rasakan. Bukankah saat ini ada sesuatu yang nggak enak dan sangat mengganjal di dada sehingga jadi susah fokus untuk ngerjain tugas akhir?

Rasanya jadi begitu dilema. Mau minta maaf, ngapain juga minta maaf? Wong sampeyan nggak melakukan kesalahan apa-apa. Tapi, kalau masih tetep diem-dieman kayak gini dan hanya mengandalkan mantan yang minta maaf duluan, kok ya percuma. Yang ada cuma ngerasa mangkel nggak ketulungan. Mau ngamuk-ngamuk dan marah-marah sama dia, tapi kok waktunya udah nggak tepat. Udah kedaluarsa juga. Kan aneh ya, kalau kita udah semangat marah-marah dengan nada-nada yang menggebu-gebu. Eh, cuma dibalas, “Maaf, Mas. Ini Mas lagi marah-marah soal apa, ya?” Wqwqwq, harga diri, Mas. Harga diriiii~

Lantas, bagaimana alangkah baiknya? Menurut saya, sih, (((menurut saya, loh), daripada ribet-ribet untuk memulai percakapan sama mantan dengan berbagai dalih, seperti pengin minta maaf sama dia. Akan lebih baik, kalau sampeyan berusaha menyelesaikan urusan ini dengan diri sampeyan sendiri. Percuma saja kalaupun percakapan di antara kalian sudah berjalan lancar. Tapi, masih ada perasaan yang terlalu mengganjal.

Jadi, tanyakan pada diri sampeyan sendiri. Apakah sampeyan sudah dapat menerima pengkhianatan yang telah dia lakukan? Apakah segala perilakunya yang tidak menyenangkan hati itu, sudah sampeyan terima sebagai salah satu proses hidup yang menguatkan hidup sampeyan saat ini?

Kalau sampeyan sudah berhasil menerima keadaan tersebut. Silakan saja bersilaturahmi lagi. Lagi-lagi, sampeyan nggak punya kewajiban untuk memaafkan, loh, ya. Apalagi kewajiban untuk meminta maaf sama mantan. Sampeyan nggak memaafkan dia pun, juga nggak masalah. Kalau itu memang bisa membuat sampeyan tenang, asalkan sudah bisa menerima kejadian yang lalu-lalu.

Sederhananya gini deh, Mas. Coba sampeyan pikirkan dan rasakan lagi baik-baik. Kira-kira apa yang bakalan bikin sampeyan merasa lebih tenang? Kalau dengan datang ke rumah mantan untuk bersilaturahmi lagi, bisa membantu sampeyan merasa lebih legawa. Yaudah lakuin aja. Udahlah, soal gengsinya dihempaskan dulu aja. Yang terpenting adalah kenyamanan batin sampeyan supaya bisa fokus untuk mengerjakan tugas akhir.

Terkadang kita butuh egois kok, Mas. Seperti egois untuk mengedepankan kenyamanan batin dibandingkan lainnya. Nggak peduli-peduli amat si mantan nganggep sampeyan apa. Dianggaep masih ngarep lagi kek, atau nggak. Bodo amat. Bukankah yang sebetulnya sampeyan butuhkan sekarang, supaya si tugas akhir bisa segera dapat diselesaikan? Iya, kan?

Kecuali, akan berbeda kalau sampeyan sebetulnya pengin bersilaturahmi dengan dia lagi, untuk cek ombak, apakah masih ada kesempatan untuk balikan? Ehm, kalau kayak gitu, sih. Ya nggak apa-apa, sih. Wong memang masih sayang, kok. Saya bisa apa?

Terakhir diperbarui pada 20 Juni 2019 oleh

Tags: balikan sama mantanfokus sekolahLebaranMantan
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

pantai gunungkidul mojok.co
Kilas

Jogja Terbuat dari Kuliner, Pantai, dan Triliunan Duit Wisatawan

9 Mei 2022
Lebaran 2022: Menanti Ibu Bertanya Kapan Nikah MOJOK.CO
Esai

Lebaran 2022: Menanti Ibu Bertanya Kapan Nikah

3 Mei 2022
Pertanyaan Menyebalkan Saat Lebaran Dan Ucapan Selamat
Movi

Pertanyaan Menyebalkan Saat Lebaran Dan Ucapan Selamat

2 Mei 2022
Lebaran Habis Berapa Uang? Dapat Salam Tempel Berapaan?
Movi

Lebaran Habis Berapa Uang? Dapat Salam Tempel Berapaan?

29 April 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
ahok sindir anies baswedan MOJOK.CO

Ahok Sindir Anies Baswedan: Gubernur Pintar Ngomong

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka MOJOK.CO

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka

15 Maret 2023
Mangkel sama Mantan MOJOK.CO

Masih Mangkel sama Mantan, Gengsi Mau Minta Maaf Duluan

19 Juni 2019
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023
jurusan kedokteran mojok.co

Selektivitas 7 Jurusan Kedokteran Terbaik di Indonesia 

16 Maret 2023

Terbaru

manfaat puasa mojok.co

Pakar UGM: Berpuasa Baik untuk Kesehatan Mental

23 Maret 2023
rohana kudus pahlawan perempuan

Rohana Kudus: Bermula dari ‘Homeschooling’, Jadi Gemar Bikin Sekolah, Lanjut Jadi Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia

23 Maret 2023
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
universitas brawijaya mojok.co

15 Jurusan yang Sepi Peminat di Universitas Brawijaya, Tingkat Ketetatannya Rendah!

23 Maret 2023
surat pelaku mutilasi mojok.co

Isi Lengkap Surat Pelaku Mutilasi di Sleman Sebelum Tertangkap

23 Maret 2023
massa mengambang jelang pemilu

Jelang Pemilu, Apa itu Massa Mengambang yang Jadi Rebutan Parpol?

22 Maret 2023
Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

22 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In