MOJOK.CO – Serie A resmi ditunda hingga 3 April 2020 setelah angka kematian karena virus corona di Italia melonjak tajam. Lantas, bagaimana dengan Liga 1? Kelak ditunda juga?
Per Senin (09/03), Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte, secara resmi mengumumkan perluasan zona merah karena wabah virus corona. Dari Italia bagian utara, meluas ke seluruh negeri. Seiring keputusan itu, kompetisi Serie A resmi ditunda hingga 3 April 2020. Bagaimana dengan Liga 1 Indonesia?
Keputusan karantina tersebut diambil setelah terjadi lonjakan angka kematian, dari 97 ke 463 orang. Selain Serie A, semua kegiatan yang mengumpulkan orang dalam jumlah besar juga dihentikan hingga awal April. Mulai dari kegiatan sekolah dan universitas. Warga diminta untuk tidak keluar rumah kecuali untuk bekerja dan urusan darurat.
“Kita mengalami pertumbuhan infeksi dan kematian yang signifikan. Kita harus harus merelakan sesuatu demi kebaikan Italia. Kita harus melakukannya sekarang, dan itu hanya bisa dilakukan jika kita bekerja sama dan beradaptasi pada langkah-langkah pengetatan ini,” kata Perdana Menteri, Giuseppe Conte, seperti dikutip BBC.
Ketentuan lock down berlaku hari Minggu (08/03) hingga 3 April dan berlaku untuk seluruh wilayah Lombardia, Veneto (Provinsi Venezia, Padova, dan Treviso), Emillia Romagna (Provinsi Modena, Parma, Piacenza, Reggio Emilia, dan Rimini), Piemonte (Provinsi Alessandria, Asti, Novara, Verbano, dan Vercelli), dan wilayah Marche (Provinsi Pesaro-Urbino).
Jumlah korban meninggal dunia akibat wabah virus corona melonjak dari 133 menjadi 366 orang dalam satu hari saja. Jumlah total orang yang terinfeksi pun naik 25%, dari 5.883 menjadi 7.375 kasus.
Catatan ini menjadikan Italia sebagai negara dengan kasus virus corona terbanyak di luar China, sejak virus itu menginveksi dunia pada Desember 2019. Persebaran virus corona di Italia memang sangat cepat. Tingkat kematian yang tercatat pun tujuh kali lebih tinggi dibandingkan Korea Selatan.
Laga Juventus vs Inter Milan menjadi big match terakhir yang bisa disaksikan pecinta Serie A. Laga yang sudah digelar tanpa penonton tersebut berakhir dengan kemenangan Juventus. Para pemirsa Serie A kudu bersabar hingga awal April untuk bisa menikmati tayangan Serie A lagi. di Indonesia.
Namun, hal ini memang harus dilakukan. Virus corona harus diperlakukan secara serius. Belum ditemukan vaksin, membuat virus corona menjadi lebih berbahaya ketimbang “flu biasa”, seperti kata Donald Trump. Oleh sebab itu, sepak bola tidak ada harganya di depan nyawa manusia. Langkah Italia untuk menghentikan Serie A untuk sementara waktu bisa dikatakan sudah benar.
Apakah tidak ada yang bisa kita lakukan? Tentu saja ada. Saya cuma ingin menegaskan kalau lebih banyak orang yang mau bersuara, tentu akan lebih baik. Tidak perlu spesifik soal medis, tetapi bersuara untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat akan kebersihan.
Tempo hari, Jurgen Klopp enggan menjawab pertanyaan wartawan terkait virus corona. Banyak orang memuji langkah Klopp, tetapi saya tidak. Klopp, dan semua pesepak bola dunia punya pengaruh besar. Ada kemungkinan nasihat mereka akan dikerjakan oleh mereka yang mengidolakan. Tidak perlu yang ruwet, cukup ingatkan untuk cuci tangan dan menjaga imun tubuh. Sesederhana itu. Jangan diam, speak up! Ini masalah global.
Liga 1 dan sebuah doa
Per Senin (09/03), di Indonesia, sudah 19 orang yang dinyatakan positif virus corona. Pihak pemerintah belum mau membuka data wilayah di mana saja pasien virus corona itu berada. Satu hal yang pasti, dua kasus pertama yang dilaporkan adalah terjadi di Depok, Jawa Barat.
Jumlah 19 orang memang tidak terlihat banyak. Namun, dari dua kasus menjadi 19 dalam rentang waktu tidak sampai satu minggu, bagi saya, sudah terdengar banyak. Apalagi, arus informasi sempat disumbat oleh pemerintah. Antara Terawan, Menteri Kesehatan dan Jokowi, Presiden Indonesia bahkan sempat berbeda omongan.
Pemerintah juga seperti gagap menanggapi outbreak yang mulai terjadi, seperti dilaporkan oleh Tempo. Bahkan, Australia berani bilang kalau Indonesia tidak punya alat yang memadai untuk menangani persebaran virus corona. Nah, kalau pemerintah Italia memutuskan menghentikan Serie A untuk sementara waktu, bagaimana dengan Liga 1 yang baru mementaskan dual aga?
Akun Sleman Football di Twitter sempat mengingatkan kalau kita tidak perlu panik ketika menonton bola secara langsung di stadion. Operator liga, konon, sudah memuat regulasi baru. Regulasi itu berbunyi bahwa setiap panpel di stadion harus menyediakan tim kesehatan untuk merespons virus corona.
Apa wujud nyata dari pengamanan yang dimaksud? Apakah dengan menyediakan thermal scanner di setiap pintu masuk stadion? Yang saya maksud bukan pintu yang masuk ke stadion, ya, tetapi pintu gerbang di setiap stadion. Kamu harus tahu bahwa virus corona lebih mudah menyebar di tengah kerumunan orang banyak. Hal ini perlu menjadi perhatian Liga 1.
Satu hal lain yang wajib diketahui adalah thermal scanner tidak menjamin 100 persen. Pengalaman berlapis perlu dilakukan. Saya berdoa setiap stadion, baik di Liga 1 maupun Liga 2 memang punya thermal scanner dan pengamanan berlapis. Jangan sampai stadion menjadi medan penyebaran virus corona gara-gara kelalaian panpel dan otoritas Liga 1.
Doa saya yang kedua adalah supaya panpel sudah punya strategi menangani penumpukan suporter di pintu gerbang ketika sedang dilakukan pemeriksaan menggunakan thermal scanner. Pengecekan satu per satu jelas makan waktu. Padahal, mau tidak mau, pengecekan memang harus satu per satu. Tidak ada pengecualian. Keamanan dan nyawa manusia nomor satu, sepak bola nomor kesekian.
Pada akhirnya, saya hanya bisa kembali mengingatkan. Cuci tangan setelah beraktivitas. Lap pegangan pintu, meja, dan alat-alat sehari-hari menggunakan alcohol 70 persen. Jaga imun tubuh. Sebaiknya jauhi kerumunan orang untuk sementara waktu. Mari berdoa vaksin virus corona cepat ditemukan. Serie A dan liga-liga lainnya harus sepak mula lagi.
BACA JUGA Jurgen Klopp Tak Mau Jawab Soal Virus Corona Adalah Sikap yang Tidak Boleh Ditiru atau tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.