Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Membenci 2020: Gejolak Liga Inggris dan Berita Duka Glenn Fredly

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
9 April 2020
A A
Membenci 2020: Gejolak Liga Inggris dan Berita Duka Glenn Fredly MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Liga Inggris berpotensi merugi besar dan mungkin bangkrut. Ditinggal “yang tersayang” dan orang-orang besar seperti Glenn Freddly memang berat. Namun, tidak boleh selamanya kita berkutat kepada kesedihan semata.

Manusia sering menciptakan jarak dengan kenyataan. Secara sengaja dan sadar. Satu hal yang sering tidak disadari manusia, kenyataan itu bakal memakannya hidup-hidup. Ketika kenyataan menyerang balik, satu frasa yang lalu disemburkan oleh manusia semacam ini adalah “tidak siap”. Padahal, alam sering memberi petunjuk kepadanya.

Kelak, ketika mengingat kembali bencana virus corona, generasi mendatang akan membuka catatan dan menemukan nama-nama seperti Terawan, Jokowi, Luhut, dan petinggi-petinggi negara yang sombong, abai, dan tidak mendahulukan nyawa rakyat. Atas nama investasi, atas nama uang, ternyata rakyat mudah sekali dibuang.

Dunia sepak bola sama sombongnya seperti beberapa petinggi negara. Ketika sudah terjadi outbreak, kompetisi terus dipecut untuk berjalan. Atas nama investasi, atas nama uang dalam jumlah besar, pertandingan dengan ribuan penonton harus terus berjalan. Ketika 40 ribuan fans Atalanta diperkirakan membawa virus corona, dunia sepak bola baru tersadar. Kompetisi yang terus dipecut itu meminta tumbal nyawa.

Sekarang, ketika kompetisi dihentikan, dunia sepak bola baru merasakan bahwa di dalam tubuhnya, sesuatu yang salah sudah terjadi sejak lama. Teriakan-teriakan disparitas di dunia sepak bola menemui kebenarannya berkat virus corona. Maaf, terdengar keji. Namun, begitulah kenyataannya. Wabah ini membuka borok sifat manusia sesungguhnya.

Liga Inggris, dilansir BBC, terancam kehilangan 1 miliar paun jika kompetisi tidak lagi berjalan. Richard Masters, Chief Executive Liga Inggris bahkan menegaskan kalau Liga Inggris bakal kehilangan lebih banyak lagi jika kondisi ini “semakin dalam dan meluas”. Sementara itu, Greg Clarke, Chairman FA, mengungkapkan kalau banyak komunitas bakal kehilangan klub mereka tanpa sebuah harapan akan kebangkitan.”

So be it….

Kalau memang itu yang akan terjadi, maka terjadilah. So be it. Klub dan sepak bola itu sendiri adalah budaya manusia. Namun, satu dekade terakhir kita melihat disparitas yang nyata di sepak bola, tidak cuma di Liga Inggris. Harga pemain yang makin tak masuk akal, jurang perbedaan gaji pemain, hak siar yang semakin melambung, dan kebijakan jadwal kompetisi yang seperti memperbudak pemain. Semuanya bermuara kepada sebuah frasa “tidak siap”.

Manusia tidak akan pernah siap untuk kehilangan. Terkadang bukan soal nyawa. Manusia lebih khawatir kehilangan uang, citra, dan peradaban itu sendiri. Uang bisa hilang, nilainya turun. Citra tidak akan selamanya menentukan masa depan. Peradaban selalu bisa dibangun lagi. Namun nyawa, selamanya tidak bisa ditukar.

Kita merasa kesedihan kolektif ketika kehilangan nama besar. Mulai dari Kobe Bryant, Gus Sholah, Ashraf Sinclair, dan kini Glenn Freddly. Saya doakan semuanya, orang besar itu, amal baktinya diterima oleh Tuhan dan dibebaskan dari segala dosa.

Namun, apakah kita pernah bertanya kepada diri sendiri, apakah kita sudah menyiapkan kesedihan yang sama ketika dokter dan perawat gugur ketika berjuang melawan virus corona. Ketika dokter dan perawat tidak dibekali dengan APD ketika maju ke garis depan. Tidak, kita semua lalai, lalu mendaku diri “tidak siap” di ujungnya.

Kita mendaku diri “tidak siap” ketika Liga Inggris membuat banyak orang kecil kehilangan separuh gaji, bahkan pekerjaannya. Pemotongan gaji pemain hingga 30 persen ditolak oleh asosiasi pemain. Bukan sikap yang salah. Namun, kita semua seperti sepakat ketika memalingkan muka lalu menatap para pekerja stadion dengan gaji kecil dengan mata bengis dan ketegaan hati yang luar biasa.

Orang-orang kecil ini seperti bisa dikorbankan. Keberadaan mereka dianggap expendables, bisa dibuang ketika keadaan menuntut. Orang kecil ini bisa dibuang, sementara pesepak bola di Liga Inggris tidak bisa. Orang kecil ini bukan manusia, mereka cuma serpihan kecil dari sebuah mesin besar bernama sepak bola industri.

Orang-orang besar ini memang sudah menjadi inspirasi bagi banyak orang. Bahkan mungkin menyelamatkan kehidupan banyak orang ketika putus asa. Tidak sedikit rakyat di Afrika yang menjadikan perjalanan karier Sadio Mane sebagai inspirasi. Tidak sedikit pula yang mencintai Renan Lodi, bek kiri Atletico Madrid yang berjualan makanan kaleng eceran ketika masih kanak.

Iklan

Fakta ini yang membuat berpulangnya Glenn Freddly seperti menjadi pukulan yang begitu telak. Semua merasa kehilangan. Ditinggal oleh seniman dengan suara seperti malaikat. Ditinggal oleh sosok yang begitu peduli dengan isu sosial. Berita duka Glenn Freddly menjadi kabar sedih bagi jutaan orang Indonesia.

Semuanya itu tidak salah. Namun, lewat tulisan ini, saya ingin mengajak semua pembaca untuk membagi kesedihan secara merata. Banyak orang yang akan kehilangan gaji, pekerjaan, bahkan nyawa di waktu-waktu yang berat seperti sekarang ini. Dokter, perawat, lalu menyusul para pekerja kantoran, CEO sebuah perusahaan, mungkin nanti petani dan nelayan, lalu kelak pelajar yang kehilangan satu periode penting untuk berkumpul membangun relasi sosial dengan sesama di sekolah.

Sepak bola yang sudah menunjukkan disparitas sedemikian rupa selama lebih dari satu dekade seharusnya cukup menjadi contoh. Liga Inggris boleh bangkrut, klub-klub tutup buku untuk periode yang panjang. Namun, pada akhirnya, kita tidak boleh kehilangan nyawa sesama dan pada akhirnya nanti kehilangan harapan untuk masa depan.

Pada akhirnya, menjalani hari-hari yang berat seperti sekarang adalah sebuah usaha untuk berlutut di depan kebencian kepada tahun 2020. Kepada nelangsa dan betapa rapuhnya manusia, yang abai dan tidak mengindahkan petunjuk dari alam.

BACA JUGA Petugas Medis Boleh Dianggap Pahlawan, tapi Jangan Lupa Mereka Juga Korban atau kesedihan lainnya dari Yamadipati Seno di rubrik BALBALAN.

Terakhir diperbarui pada 15 Maret 2021 oleh

Tags: atletico madriddampak coronaglenn freddlyliga inggrisrenan lodiSadio Manevirus corona
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Rokok Ilegal identik dengan Liga Inggris, yang Legal Liga Italia MOJOK.CO
Esai

Kenapa, ya, Rokok Legal Identik dengan klub Liga Italia, sementara Rokok Ilegal Lebih Dekat dengan klub Liga Inggris?

9 November 2024
Vidio vs Rp18 Triliun Live Streaming Ilegal Jelang Liga Inggris MOJOK.CO
Esai

Vidio Wajib Cemas. Menjelang Liga Inggris, Keuntungan Live Streaming Ilegal Mencapai Rp18 Triliun!

9 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
Safari Christmas Joy jadi program spesial Solo Safari di masa liburan Natal dan Tahun Baru (libur Nataru) MOJOK.CO

Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

20 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.