Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Liverpool yang Frustasi Mengejar Kabar Baik dari Virus Corona

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
28 April 2020
A A
Liverpool yang Frustasi Mengejar Kabar Baik dari Virus Corona Liga Inggris MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Boleh saja Liverpool berharap, optimis ketika mengejar kabar baik dari virus corona. Namun, sikap itu harus dibarengi dengan kewaspadaan.

Kabar baik terkait virus corona dinantikan jutaan orang di penjuru dunia. Tidak terkecuali para pemain Liverpool, yang katanya sampai frustasi ketika setelah mendapat kabar Liga Inggris musim 2019/2020 akan ditunda. Setelah itu, menyusul kabar kalau Liga Inggris musim ini akan null and void, tidak ada juara dan tidak ada yang degradasi.

Pada dasarnya, saya setuju dengan tulisan Renalto Setiawan di Tirto. Renalto memberi judul: “Liverpool Berlalu Bagus untuk Jadi Tim Spesialis Nyaris Juara” untuk tulisannya. Membaca dari judul saja kita bisa menyimpulkan isi tulisan. Namun, cuma membaca judul itu jangan dibiasakan, ya. Baca juga isi artikel supaya kamu “nggak tersesat”.

Renalto menutup tulisannya dengan tiga paragraf yang menarik. Saya kutipkan:

“Apa yang terjadi pada Desember 2019 lalu bisa menjadi contoh. Kala itu, Liverpool baru saja mengalahkan Leicester City 4-0 dan membuat mereka kokoh di puncak klasemen dengan selisih 13 angka. Namun, saat tim-tim lain mulai lempar handuk dan para pengamat sepakbola Inggris meyakini bahwa musim ini akan menjadi milik Liverpool, Jurgen Klopp justru mengatakan:

“Tidak pernah ada satu tim pun yang memimpin liga dengan jarak sejauh ini gagal menjadi juara. Namun, kata-kata seperti justru terdengar buruk bagi kami. Mengapa kami harus memikirkannya?”

Untuk semua itu, siapa pun dan apa pun seharusnya tak mampu menghalangi Liverpool menjadi juara liga pada musim ini, tak terkecuali COVID-19. Tim ini terlalu luar biasa untuk, sekali lagi, tiga kali nyaris menjadi juara liga.”

Soal dominasi, saya rasa fans yang waras pasti tahu kalau The Reds seharusnya “sudah menjadi juara”. Dan di sini, seharusnya saya tidak perlu panjang lebar menjelaskan alasannya. Kamu bisa mengukur kepantasan Liverpool dari banyak sisi. Misalnya dari konsistensi, determinasi, kualitas individu yang dibalut oleh sebuah tim, dan lain sebagainya.

Perdebatannya, saya kira, sudah bergeser ke satu hal yang lebih fundamental, yaitu menunggu kabar baik dari virus corona. Tidak berlebihan kalau saya bilang seluruh dunia sedang berkonsentrasi memelototi pergerakan kurva kasus baru COVID-19 di negaranya masing-masing. semuanya menunggu satu “kebiasaan baru”.

Semuanya menunggu garis di dalam kurva kasus virus corona melandai. Artinya, jumlah kasus baru virus corona mengalami penurunan. Kabar baik itu yang dinantikan Liverpool dan masyarakat dunia. Ketika kurva kasus virus corona melandai, harapan untuk melihat garis itu menurun pasti membesar. Dunia sedang menunggu untuk sebuah perayaan besar.

Di Indonesia, Senin (27/04), Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, menyampaikan bahwa ada 19 provinsi yang tidak lagi melaporkan adanya kasus baru virus corona. Sementara itu, di DKI Jakarta, penambahan jumlah positif kasus virus corona mengalami perlambatan berkat aturan PSBB.

Berita-berita bernada positif seperti ini dinantikan, bahkan dikejar, ia diburu. Meskipun banyak ahli yang sudah membuat perkiraan bahwa virus corona baru akan mereda setelah Agustus, banyak otoritas liga-liga di dunia yang optimis bisa memulai Latihan pada Mei 2020. Harapan liga dilanjutkan, sudah memuncak. Pastinya  Liverpool ada di dalam barisan itu.

Namun, Liverpool dan masyarakat dunia perlu waspada akan gelombang kedua virus corona. Saya tidak ingin menghancurkan harapan akan kabar baik. Saya hanya ingin mengingatkan bahwa kemungkinan itu bisa terjadi.

Saya mengajak pembaca untuk berkaca dari sebuah fenomena, yaitu fakta bahwa ribuan orang masuk Wonogiri ketika Jokowi sudah melarang mudik (dan pulang kampung, kamu pilih saja). Bupati Wonogiri, Joko Sutopo sudah menegaskan tidak akan melarang pemudik masuk. Namun, pemudik harus mengikuti sejumlah prosedur demi Kesehatan dan keamanan.

Iklan

Saya apresiasi keputusan Pak Bupati. Sangat sulit mencegah ribuan pemudik masuk ketika pemerintah pusat saja tidak pernah tegas sejak awal. Namun, karena kita sedang berbicara Indonesia, tidak menutup kemungkinan ada pemudik yang masuk Wonogiri tetapi tidak melewati pemeriksaan kesehatan. Pasti, ya maaf saja, ada yang lolos.

Mereka yang lolos, tidak menutup kemungkinan membawa virus corona masuk ke daerahnya. Satu contoh ini saja sudah bisa menggambarkan kalau ancaman gelombang kedua bukan isapan jempol. Siapa yang bisa menjamin?

Di Eropa, meski otoritas liga sangat optimis untuk menggelar latihan di Mei 2020, siapa yang bisa “menjamin kepastian”? Apalagi beberapa klub sudah menolak pilihan menggelar pertandingan tertutup demi pemasukan dari tiket pertandingan. Maka, tarik dan ulur masih akan terjadi dalam waktu yang lama.

Liverpool yang frustasi menggambarkan gejolak di dalam diri kita semua. Kapan kabar baik itu akan datang, kehidupan kembali ke sedia kala meskipun sangat sulit terjadi, dan kapan gelar juara itu bisa dipastikan? Jujur saja, tidak ada yang bisa menjamin.

Inti dari tulisan saya ini adalah: boleh saja berharap, optimis ketika mengejar kabar baik. Namun, sikap itu harus dibarengi dengan kewaspadaan. Ingat, kompetisi sepak bola selalu bisa dibangun kapan saja, tetapi tidak nyawa manusia.

BACA JUGA Liverpool yang Malang: Tentang Kegagalan Paling Puitis Abad Ini atau tulisan-tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 28 April 2020 oleh

Tags: COVID-19jokowiliga inggrisLiverpoolMudikPSBBpulang kampungvirus corona
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO
Ragam

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Z sarjana ekonomi di Undip. MOJOK.CO
Kampus

Apesnya Punya Nama Aneh “Z”: Takut Ditodong Tiba-tiba Saat Kuliah, Kini Malah Jadi Anak Emas Dosen di Undip

27 November 2025
Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025
Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan Mojok.co

Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

21 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.