5 Alasan Mengapa Pep Guardiola Selalu Bisa Mendominasi Liga - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Home
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Beranda Balbalan

5 Alasan Mengapa Pep Guardiola Selalu Bisa Mendominasi Liga

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
2 Maret 2018
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

[MOJOK.CO] “Bersama Barcelona, Bayern Munchen, dan saat ini Manchester City, Pep Guardiola (hampir) selalu mendominasi. Apa rahasianya?”

Unggul 16 poin dari Manchester United di peringkat kedua setelah mengalahkan Arsenal, tim yang nampaknya sudah masuk kategori amatir, Manchester City semakin sukar dikejar lawan-lawannya. Sungguh sulit membayangkan City tumbang setidaknya empat kali di sisa musim ini. Tak terkecuali ketika menjamu Chelsea di Etihad Stadium pada hari Minggu (4/3) nanti.

Di musim keduanya menukangi The Citizens, Pep Guardiola secara telak mampu mendominasi Liga Primer Inggris. Seperti yang sudah-sudah, manajer asal Spanyol tersebut (hampir) selalu bisa mendominasi liga bersama tim yang ia tukangi. Mulai dari Barcelona, Bayern Munchen, dan tentu saja, Manchester City.

Pertanyaannya adalah bagaimana bisa? Mengapa? Mojok Institute melakukan penelusuran. Setidaknya ada lima alasan mendasar yang membuat Guardiola menjadi sangat sulit ditandingi.

1. Kepercayaan penuh dari manajemen

Kepercayaan adalah salah aspek esensial di sepak bola, terutama ketika Anda mendapatkan mandat melatih salah satu keluatan besar di dunia, Barcelona. Dan dari sinilah, Pep Guardiola selalu mendapatkan kuasa penuh dari setiap manajemen klub tempat ia melatih.

Saat itu, kandidat kuat pelatih anyar Barcelona mengerucut kepada dua nama, yaitu Jose Mourinho dan Pep Guardiola. Mourinho sukses besar ketika ia menukangi FC Porto. Mou membawa Porto meraih gelar Liga Champions ketika menyandang status kuda hitam. Sementara itu, Guardiola “hanya sukses” bersama Barcelona B di liga kasta kedua. Melihat rekam jejak saat itu, Curriculum Vitae Guardiola jelas kalah harum.

Baca Juga:

Dosa Mendukung Manchester United: Bikin Orang Kehilangan Nalar dan Disesatkan Kesombongan

Dosa Mendukung Manchester United: Bikin Orang Kehilangan Nalar dan Disesatkan Kesombongan

18 Agustus 2022
Kezaliman Barcelona Terhadap Frenkie De Jong

Kezaliman Barcelona Terhadap Frenkie De Jong

11 Agustus 2022

Namun, manajemen Barcelona pada akhirnya menjatuhkan pilihan kepada Guardiola. Kenapa? Karena ketika bertatap muka dengan Mourinho, manajemen Barcelona tak mendapatkan impresi yang kuat. Mourinho banyak menggunakan kata “aku”, sedangkan Guardiola memilih kata “kita” untuk menggambarkan visi dan misinya.

Kesuksesan di mata Guardiola adalah kesuksesan yang menyeluruh, berkembang bersama. Sementara di mata Mourinho, kesuksesan adalah semata pengakuan. Tak ada yang salah dari pandangan dua pelatih elite tersebut. Namun bagi Barcelona, sesuai kalimat sakti mereka “lebih dari sebuah klub”, Guardiola adalah pilihan yang ideal.

Dari situ, kedua tangan Guardiola penuh ada di kemudi Barcelona, dan setiap klub yang ia tukangi. Guardiola membuktikan janjinya. Klub yang ia latih selalu naik satu level, menunjukkan cara bermain yang tak hanya modern, namun juga begitu efektif. Enam gelar dalam satu tahun adalah pencapaian tertinggi Guardiola bagi Barcelona.

Prestasi yang membuat semua manajemen bisa tidur nyenyak di setiap malam lantaran tahu bahwa klub mereka sudah berada di tangan yang tepat.

2. Punya nyali besar

Melatih tim besar, dengan dana operasional yang juga besar membutuhkan nyali yang tak kalah besar. Salah satunya adalah ketika Pep Guardiola harus berani memangkas pemain-pemain yang tak sesuai dengan visi dan idenya.

Dahulu, Yaya Toure, Seydou Keita, bahkan Ronaldinho di Barcelona pernah merasakan pancaran hati Guardiola yang bisa sedingin es. Toure, Keita, dan Alexis ia tendang lantaran sudah tak sesuai dengan ide besar Guardiola.

Demi mengakomodasi Sergio Busquets, Toure dan Keita dijual. Ronaldinho, yang tak bisa mengontrol berat badan dan terlalu sering berpesta di klub malam, dijual ke AC Milan. Dan yang paling epik adalah ketika Guardiola juga memangkas Zlatan Ibrahimovic yang dirasa tak cocok dengan cara bermain Barcelona, dan terutama, di hati Guardiola.

Keempat pemain di atas adalah pemain dengan kaliber besar. Mereka para bintang yang dari segi teknis, jelas dibutuhkan Barcelona.

Namun, meski bisa bersikap sangat kejam, Guardiola juga bisa menunjukkan perhatian sehangat “bapak kandung yang baik hati”. Ia sangat telaten membantu perkembangan Lionel Messi, hingga memberi kesempatan Pedro Rodriguez untuk mentas bersama tim utama.

Ketika melatih Bayern Munchen, Guardiola membantu Joshua Kimmich menemukan posisi ideal untuk mengeluarkan kemampuan terbaik. Saat dipercaya melatih Manchester City, pemain-pemain seperti Raheem Sterling dan Fabian Delph yang diremehkan, disulap menjadi pemain penting.

Jangan lupakan juga keberanian Pep Guardiola menaikkan kelas Phil Folden dan Oleksandr Zinchenko, dua pemain muda dari akademi City. Perlu penegasan di sini bahwa sebelumnya, City sangat kental dengan membeli pemain dan melupakan pemain-pemain akademinya. Di tangan Guardiola, semuanya menjadi lebih seimbang.

3. Cara bermain yang menginspirasi, bahkan merevolusi

Praktis, Pep Guardiola hampir selalu satu langkah di depan para kompetitornya. Sebuah kondisi yang mengizinkan setiap klub yang latih hampir selalu mendominasi.

Jika dahulu Arsenal punya Arsene Wenger yang merevolusi cara bermain, Barcelona, Bayern, dan City merasakannya pengalaman yang sama ketika dilatih Guardiola. Boleh dikata, Pep Guardiola adalah murid terbaik Johan Cruyff. Dari legenda Belanda tersebut, Guardiola menyerap banyak ilmu. Salah satu yang ia pegang teguh ketika melatih adalah soal eksploitasi ruang dan waktu.

Ilmu yang ia populerkan disebut juego de posicion (JdP) atau dalam Bahasa Inggris disebut positional play. Salah satu rumus JdP adalah mengeksploitasi (memenuhinya dengan pemain – numerical superioriy) satu sisi lapangan lalu memindahkan bola ke sisi lainnya dalam sekejap sehingga pemain di sisi lain lapangan akan terbebas dari kawalan lawan.

Meski terlihat mudah ketika dinarasikan di dalam artikel, penerapan JdP sangat kompleks. Sebuah klub yang mempraktikan JdP harus fasih dalam hal penguasaan bola dan menerapkan pressing yang berkelanjutan. Salah satu cara untuk mencapai dua hal tersebut adalah bermain dengan dengan garis pertahan tinggi dan mengandalkan umpan-umpan pendek cepat untuk menggerakkan blok pertahanan lawan.

Umpan-umpan pendek cepat, oleh jurnalis, disebut “tiki-taka”, sebuah istilah yang bahkan dibenci oleh Guardiola sendiri. Maka perlu diingat, tiki-taka bukanlah taktik, melainkan sebatas ekspresi dari perpindahan bola dari kaki ke kaki yang cepat (tik dan tak). Sebuah istilah yang secara kacau digunakan oleh pundit-pundit di Indonesia (bahkan dunia) untuk menggambarkan sebuah taktik.

Ide bermain dari Guardiola ini menginspirasi banyak pelatih muda. Mulai dari Brendan Rodgers ketika melatih Swansea City, Eddie Howe pelatih Bournemouth, Julian Negelsmann pelatih muda potensial dari Hoffenheim, bahkan Tite pelatih timnas Brasil. Pada titik tertentu, Guardiola sudah menjadi guru bagi para pelatih visioner yang akan mengubah wajah sepak bola di masa depan.

4. Niat untuk selalu belajar

Inilah kunci keberhasilan pelatih, yaitu niat untuk belajar demi perkembangan kualitas diri. Pep Guardiola adalah seorang “murid” yang tekun.

Ketika hendak mendapatkan mandat melatih tim utama Barcelona, Guardiola menempuh lebih dari 11 jam demi “perjalanan ziarah” menuju Argentina untuk bertemu dengan Marcelo Bielsa. Pelatih yang mendapat julukan el loco atau si gila ini adalah pelatih terbaik di dunia di mata Guardiola. Konon, diskusi kedua memakan waktu semalam suntuk. Guardiola belajar kembali dasar-dasar melatih sepak bola dari Bielsa.

Namun, yang membantuk filosofi Guardiola sendiri adalah pengalaman belajarnya di bawah asuhan Juanma Lillo.

Saya bertaruh, tak banyak pembaca Mojok yang kenal dengan nama Juanma Lillo, sosok pelatih tak terkenal yang disebut Guardiola sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia bersanding dengan Bielsa dan Arsene Wenger. Ya, Anda tak salah baca. Guardiola mengagumi dan “mengkopi” filosofi Wenger.

Di penghujung kariernya sebagai pesepak bola, Guardiola bermain selama lima bulan untuk Dorados de Sinaloa, di bawah asuhan Juanma Lillo, di Liga Meksiko. Lillo banyak mengajarkan Guardiola tentang pentingnya pemosisian pemain.

Sebuah dasar yang membantu Guardiola menerapkan ide besarnya, yaitu menggerakkan semua pemain untuk satu tujuan, yaitu mencetak gol. Guardiola ingin semua pemain terlibat, mulai dari kiper, hingga striker, semuanya menyentuh bola dan terlibat. Dasar yang juga menjadi dinamo JdP seperti yang dijelaskan di atas.

Tak hanya dari pelatih senior, Guardiola juga belajar dari pemain. Ketika melatih Bayern, secara terbuka, Guardiola mengakui bahwa dirinya bisa belajar banyak dari Philipp Lahm. Guardiola menyebut Lahm sebagai pesepak bola paling cerdas yang pernah ia latih.

Niat belajar yang tak berkesudahan adalah modal besar untuk selalu menaikkan batasan diri. Ketika berhenti belajar, Anda bisa melihat akibatnya lewat performa Arsenal 10 tahun terakhir.

5. Sebenarnya Pep Guardiola hanya beruntung saja

Pada akhirnya, Pep Guardiola hanya beruntung saja. Karier kepelatihannya mentereng, dari Barcelona, Bayern Munchen, lalu Manchester City. Coba bayangkan jika ia melatih Salernitana atau Racing Santander. Mau juara Liga Champions? Terhindar dari degradasi pun bisa-bisa kesulitan.

**

Berkaca dari lima alasan di atas, Pep Guardiola bersama Manchester City masih terlalu sulit untuk dijinakkan Chelsea di akhir minggu nanti.

Prediksi Mojok Institute? Manchester City 3-1 Chelsea!

Terakhir diperbarui pada 12 Mei 2019 oleh

Tags: BalbalanBarcelonaBayern MuenchenBayern MunchenBundesligaLa LigaLa Liga SpanyolLiga Primer InggrisManchester CityPep Guardiolaterbaru
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Dosa Mendukung Manchester United: Bikin Orang Kehilangan Nalar dan Disesatkan Kesombongan
Movi

Dosa Mendukung Manchester United: Bikin Orang Kehilangan Nalar dan Disesatkan Kesombongan

18 Agustus 2022
Kezaliman Barcelona Terhadap Frenkie De Jong
Movi

Kezaliman Barcelona Terhadap Frenkie De Jong

11 Agustus 2022
Xavi Hernandez Terlahir untuk Barcelona
Movi

Xavi Hernandez Terlahir untuk Barcelona

19 Maret 2022
Arsenal Kalah Melawan Pemain ke-12 Manchester City MOJOK.CO
Balbalan

Arsenal Kalah ketika Melawan Pemain ke-12 Manchester City

2 Januari 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
pelatihan

Kelompok Muslim Cyber Army yang Jauh Lebih Berbahaya Ketimbang Saracen

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Tokoh-Tokoh yang Cocok Menjadi Wakil Jokowi di Pilpres 2019

5 Alasan Mengapa Pep Guardiola Selalu Bisa Mendominasi Liga

2 Maret 2018
Suara Kader Muda NU untuk 100 Tahun NU / satu abad yang Gini-gini Aja MOJOK.CO

Suara Kader Muda NU untuk 100 Tahun NU yang Gini-gini Aja

28 Januari 2023
Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja MOJOK.CO

Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja

4 Februari 2023
Mencoba Lawson yang Baru Buka: Oden Enak yang Harganya Nggak Enak Buat UMR Jogja MOJOK.CO

Mencoba Lawson yang Baru Buka: Oden Enak yang Harganya Nggak Enak Buat UMR Jogja

29 Januari 2023
Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak yang Dihujat Warganet - MOJOK.CO

Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak Surabaya yang Dihujat Warganet

24 Januari 2023
bisnis raffi ahmad mojok.co

Nama-nama Penting di Balik Gurita Bisnis Raffi Ahmad

30 Januari 2023
PO Haryanto Bikin Perjalanan Cikarang Jogja Jadi Menyenangkan MOJOK.CO

PO Haryanto Sultan Bantul Bikin Perjalanan Cikarang-Jogja Jadi Sangat Menyenangkan

27 Januari 2023

Terbaru

Blak-blakan Reno Candra Sangaji, Lurah 1.000 Baliho yang Sempat Bikin Geger Jogja. MOJOK.CO

Blak-blakan Reno Candra Sangaji, Lurah 1.000 Baliho yang Sempat Bikin Geger Jogja

4 Februari 2023
ratu tisha pssi

Ratu Tisha Bicara Soal Memajukan Sepak Bola Perempuan, Bagaimana Caranya?

4 Februari 2023
wali kota blitar mojok.co

Dendam sang Senior di Balik Perampokan Rumah Wali Kota Blitar

4 Februari 2023
perbedaan reboot dan restart mojok.co

Ini Perbedaan Reboot dan Restart Biar Kamu Nggak Asal Pencet

4 Februari 2023
Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja MOJOK.CO

Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja

4 Februari 2023
politisi perempuan mojok.co

Alasanku Mengubur Mimpi Jadi Politisi Perempuan

3 Februari 2023
uang pangkal ugm mojok.co

Rencana Uang Pangkal UGM Ramai Ditolak: Menyusahkan Mahasiswa dan Tidak Relevan

3 Februari 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Podium
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In