Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Uneg-uneg dari Perempuan yang Berkali-kali Menolak Dijodohkan: Bakal Jauh dari Jodoh?

Redaksi oleh Redaksi
29 Juni 2023
A A
Uneg-uneg dari Perempuan yang Berkali-kali Menolak Dijodohkan: Bakal Jauh dari Jodoh?

Ilustrsi uneg-uneg dari Perempuan yang Berkali-kali Menolak Dijodohkan: Bakal Jauh dari Jodoh?

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Tak bisa dipungkiri, bahwa masyarakat desa masih mempercayai mitos menolak lamaran atau dijodohkan dengan pria, bakal menjauhkan dari jodoh alias susah mendapatkan pasangan. Mitos ini terutama masih banyak orang tua, apakah itu simbah, emak, budhe, pakdhe dan yang lainnya yang mempercayainya.

Saya pribadi, memang kurang suka dijodoh-jodohkan, terutama oleh orang tua dan keluarga yang menjodohkan. Saya berpikir mending menerima risiko atas pilihan sendiri daripada pilihan orang lain. Maklum, penganut sekte mendang mending, hehe.

Tapi kembali lagi, Tuhan Maha membolak-balikkan hati manusianya, terlebih saya hanyalah manusia biasa yang penuh dosa. Intinya untuk ke jenjang pernikahan, perlu banget buat siapkan mental dan finansial, dua poin itu penting buat saya pribadi.

Selain ilmu agama dan parenting, mental dan finansial rasanya sangat penting bagi siapapun yang hendak melangsungkan pernikahan. Jadi, biar bagaimanapun orang berkata, jaga mental dan kewarasan diri, kita berhak bahagia dengan apa yang kita pilih.

Sejak lulus SMA saya dijodohkan

Sedari lulus SMA, saya sudah dihadapkan dengan perjodohan. Bukan oleh orang tua tapi kali ini adalah tetangga yang juga merupakan guru SD saya. Beliau mencoba menjodohkan dengan seseorang, yang mana ia adalah karyawan bagian tata usaha di sekolah saya pas SD dulu.

Bayangkan saja, baru lulus SMA, bahkan belum sampai memindahkan tali toga pun sudah berhadapan dengan sesuatu yang saya sendiri belum siap buat membangun rumah tangga.

Yaa meskipun baru tahap dijodoh-jodohkan, dan belum sampai bertemu dua keluarga. Tapi rasanya tetep deg-deg ser campur mangkel (bahasa indo: benci, jengkel), banyak mangkelnya sih.

Waktu itu, saya memang mau lanjut dan sudah diterima di salah satu kampus luar kota. Dengan adanya rencana perjodohan itu, saya semakin yakin buat merantau jauh, kira-kira 242 km-an lah jaraknya.

Memang rencana perjodohan itu bukan kehendak orang tua saya, karena mereka juga tau saya baru lulus sekolah. Mereka hanya manut apa kata anaknya, kalau iyam ya iya, kalau nggak pun nggak apa-apa.

Orang tua mulai menyinggung pernikahan

Setelah menjalani masa-masa kuliah, perbincangan pernikahan pun terulang kembali ketika saya sedang proses menyelesaikan skripsi. Kali ini orang tua yang ikut andil, mungkin mereka berharap sehabis kuliah anaknya menikah.

Ya meskipun cuman basa-basi tapi rasanya seperti ada pengharapan di sana. Akhirnya ya tetap saya memilih apa yang saya kehendaki. Setelah lulus, saya sudah mendapatkan pekerjaan yang saya lakukan secara online.

Hari-hari menjalani semuanya di rumah, makan, tidur, kerja, main sama temen, dll. Semua itu berjalan selama kurang lebih dua tahun. Mau nggak mau ya harus bisa adaptasi di tengah kehidupan masyarakat desa ketika menginjak usia dewasa.

Perjodohan dan ancaman mitos menolak lamaran

Memasuki usia 20+ di desa agaknya memang sudah harus berstatus menikah. Seakan-akan menikah adalah sebuah prestasi membanggakan yang harus anak muda capai, terlebih wanita.

Capek sih, apalagi dengan pertanyaan basa-basi yang membosankan, belum lagi tambahan bumbu-bumbu mitos yang dari mulut jahanam, ekeke.

Iklan

Sampai pernah budhe saya pernah bilang seperti ini, “Gak apik nampik uwong terus” (nggak bagus menolak orang terus), ya kalau belum cocok dan belum siap menikah masa harus memaksakan diri.

Bayang-bayang mitos itu memang agak mengganggu pikiran dan hati, tapi saya tidak mempercayainya begitu saja. Toh kenapa tidak memikirkan yang baik-baik, mikir kok yang buruk-buruk terus, pikirku.

Bukannya apa yang kita pikirkan bisa menjadi doa, pikirkan yang baik-baik gitu lo wahai saudara dan tetangga yang saya hormati, doakan saja yang terbaik ya buat sesama, toh mendoakan yang baik juga akan kembali ke yang mendoakan, kan? 

Dah lah, terima kasih.”

Anissyatus Sholikhah Payaman, Solokuro, Lamongan [email protected]

BACA JUGA  Uneg-uneg dari Emak-emak tentang Wisuda TK, SD, dan SMA dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG.

Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg  bisa dikirim di sini

Terakhir diperbarui pada 29 Juni 2023 oleh

Tags: jodohmenikahmitos jodohpasanganperjodohan
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Katolik Susah Jodoh Tolong Jangan Login dan Ambil Jatah Kami MOJOK.CO
Esai

Cari Pasangan Sesama Katolik itu Susah, Tolong Jangan Login dan Ambil Jatah Kami

13 November 2025
Ilustrasi pondok pesantren yang jadi makelar jodoh - Mojok.co
Ragam

Perjodohan di Pesantren “Makelar Jodoh”: Dipaksa Terima Orang Tak Dikenal Hanya karena Saleh, Tapi Jalani Rumah Tangga Menderita

10 Oktober 2025
Tepuk Sakinah saat bimbingan kawin bikin Gen Z takut menikah. Tapi punya pesan penting bagi calon pengantin (catin) sebelum ke jenjang pernikahan MOJOK.CO
Ragam

Terngiang-ngiang Tepuk Sakinah: Gen Z Malah Jadi Males Menikah, Tapi Manjur Juga Pas Diterapkan di Rumah Tangga

26 September 2025
Menentukan Waktu yang Tepat untuk Menikah | Semenjana Eps. 4
Video

Menentukan Waktu yang Tepat untuk Menikah | Semenjana Eps. 4

24 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lagu Sendu yang Mengiringi Banjir Bandang Sumatera Barat MOJOK.CO

Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat

6 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.