• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
ADVERTISEMENT
Home Kampus Pendidikan

Alumni Fakultas Peternakan Tidak Harus Jadi Peternak

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
15 Desember 2021
A A
Alumni Fakultas Peternakan Tidak Harus Jadi Peternak terminal mojok.co
Share on FacebookShare on Twitter

Stigma masyarakat terhadap mahasiswa masih seputar: belajar di ruang ber-AC, pulang kuliah lanjut nongkrong, dan sibuk ikut kegiatan mahasiswa. Nggak salah, sih. Pasalnya, kehidupan mahasiswa sering digambarkan demikian. Mulai dari novel sampai film percintaan remaja.

Namun, ada sekelompok mahasiswa yang sibuk panen rumput. Mereka sibuk menyerok kotoran sapi sambil menimbang beratnya. Mereka susah payah memaksa kelinci mengulum termometer sambil menakar pelet pakan. Laboratorium mereka tidak penuh tabung uji, tapi tumpukan bahan membuat konsentrat pakan ternak. 

Mereka adalah mahasiswa Fakultas Peternakan alias Fapet. Kehidupan mahasiswa Fapet memang tidak romantis seperti di novel teenlit. Mahasiswa Fapet penuh dengan praktik lapangan penuh kotoran dan kencing ternak. Lantaran mereka dituntut untuk memahami ilmu peternakan dari hulu ke hilir. Atau lebih mudahnya, dari mengawinkan ternak sampai mereka dijual dalam bentuk sosis dan nugget.

Karena tuntutan untuk merekam ilmu hulu ke hilir ini, wajar jika kehidupan mahasiswa Fapet lebih banyak di kandang. Namanya juga peternakan, tidak mungkin sibuk mengaduk semen ala Teknik Sipil. Tapi meskipun terkesan kumuh dalam baju kandang mereka, mahasiswa Fapet harus mampu merekam sejuta ilmu.

Karena dari hulu ke hilir, mahasiswa Fakultas Peternakan harus belajar biokimia seperti anak biologi. Juga harus belajar reproduksi serta pemuliaan ternak. Mereka harus mengenal ilmu pakan sampai fisiologis ternak. Mahasiswa Fapet juga belajar metode pemeliharaan dan manajemen kandang. Tidak cukup, mahasiswa Fapet harus tahu pengolahan hasil ternak dan sosial ekonomi peternakan.

Menelan semua ilmu ini membuat banyak mahasiswa Fakultas Peternakan mengundurkan diri. Bukan provokasi, tapi hampir separuh mahasiswa angkatan saya memilih mundur. Baik pindah kampus, fokus usaha, dan tentu saja DO. 

Dengan banyaknya ilmu yang harus dipelajari, pasti ada yang bertanya masalah kesehatan kami. Maka waktu saya ditanya tentang syarat masuk Fapet, saya langsung bilang, “Sehat dan bebas penyakit bawaan yang mengurangi kemampuan kerja.” Lha nyatanya memang demikian. Kerja keras bagai kuda dan memang bekerja bersama kuda.

Lalu, ke mana mahasiswa Fapet bermuara? Mindset pertama pasti jadi peternak. Dengan motivasi serba wow dari kakak tingkat dan dosen, peternak menjadi mimpi utama kami. Namun, ketika dihadapkan dengan realita, justru banyak dari kami berpikir dua kali. Namanya membuka usaha perlu modal besar, baik kapital maupun mental.

Kalau sulit mendapatkan dua modal ini, pasti berakhir di korporasi. Tapi jangan salah, tidak semua lulusan Fapet berakhir di perusahaan peternakan. Sering kali lulusan Fapet menjadi orang bank karena mendapat ilmu sosial ekonomi mikro dan makro juga.

Namun, seperti fakultas lain, mahasiswa dan alumni Fapet juga terjebak stigma dan ekspetasi berlebihan. Di antaranya adalah stigma bahwa lulusan Fakutas Peternakan serba tahu masalah hewan. Untuk Anda yang warga Fapet, sudah berapa kali ditanyai perihal cara merawat dan mengobati kucing sakit?

Gini lho, Bro. Kami memang belajar tentang ilmu hewan. Tapi kalau perkara kesehatan dan perawatan hewan kesayangan, kami jelas tidak mendalam. Kalau ingin tanya seputar pemeliharaan hewan kesayangan, silakan hubungi warga Kedokteran Hewan!

Bahkan dulu ada joke di antara kami, “Kalau dokter hewan ketemu hewan sakit pasti diobati. Tapi kalau peternak mending disembelih.” Tentu di luar konteks hewan kesayangan, ya. Kami belajar industri peternakan, tentu penanganan yang kami lakukan akan profit oriented.

Stigma nggatheli lainnya tentu perkara bau badan. Mentang-mentang kami hidup bersama ternak, lalu bau kami jadi bau kandang. Kami mengenal budaya turun temurun leluhur bernama MANDI. Yah, kalau mengutip quote ala anak Punk, “Fapet yo fapet, tapi yo adus!”

Lagipula kami juga mengenal grooming. Toh, sapi saja kami mandikan dan grooming, apalagi tubuh kami. Jadi jangan ragu jadi pasangan orang Fapet. Sapi dan kambing saja kami rawat, apalagi kamu, Dek!

Stigma terakhir yang lebih nggatheli adalah perkara pekerjaan. Tolong, tidak semua dari kami mampu dan ingin jadi pengusaha! Saya sudah jelaskan perkara modal tadi tidak selalu bisa diakses lulusan peternakan. Tapi sungguh, di dalam hati kecil kebanyakan dari kami ingin jadi peternak, lho. Apalagi jika sudah memahami profit dan potensi perkembangannya.

Kalau dibilang sering salah jurusan, namanya bekerja memang wajar jika demikian. Toh, lulusan Teknik Sipil ada yang jualan ayam geprek. Lulusan kedokteran ada yang jualan sepatu. Dan lulusan peternakan ada yang jadi tukang marah-marah di Terminal Mojok.

Sumber Gambar: Unsplash

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 13 Desember 2021 oleh

Tags: fakultas peternakanKandangMahasiswa

Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Jika artikel saya menyinggung Anda, SAYA TIDAK PEDULI!

ArtikelTerkait

Universitas Terbuka Bukan Hanya Kampusnya para Orang Tua

Universitas Terbuka Bukan Hanya Kampusnya para Orang Tua

6 Juni 2023
Problematika Kulkas Bersama Kos Mahasiswa: Nggak Mencerminkan “Mahasiswa”

Problematika Kulkas Bersama Kos Mahasiswa: Nggak Mencerminkan “Mahasiswa”

3 Juni 2023
Curhat Mahasiswa yang Nyambi Jadi Driver Ojol di Kota Malang (Unsplash)

Curhat Mahasiswa yang Nyambi Jadi Driver Ojol di Kota Malang

23 Mei 2023
Membaca 6 Kepribadian Berdasarkan Minuman yang Dipesan di Kedai Kopi terminal mojok.co

4 Tipe Mahasiswa di Kedai Kopi yang Patut Dihujat

21 Mei 2023
Kampus Bukan Tempat untuk Main Tentara-tentaraan

Kampus Bukan Tempat untuk Main Tentara-tentaraan

14 Mei 2023
Membayangkan Seandainya Saya Jadi Mahasiswanya Dian Sastrowardoyo

Seandainya Saya Jadi Mahasiswanya Dian Sastrowardoyo

13 Mei 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Film India Meenakshi Sundareshwar: Komunikasi dalam Hubungan Itu Nggak Sepele terminal mojok.co

Film India Meenakshi Sundareshwar: Komunikasi dalam Hubungan Itu Nggak Sepele

Ketika Anggota Grup WhatsApp Ada yang Tersandung Korupsi terminal mojok.co

Ketika Anggota Grup WhatsApp Ada yang Tersandung Korupsi

6 Kuliner Jogja yang Cocok untuk Lidah Jawa Timur terminal mojok.co

6 Kuliner Jogja yang Cocok untuk Lidah Jawa Timur

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Sisi Gelap Mahasiswa Pertukaran- Seru, tapi Menyebalkan (Unsplash)

Sisi Gelap Mahasiswa Pertukaran: Seru, tapi Menyebalkan

oleh Bintang Ramadhana Andyanto
2 Juni 2023

Menelusuri dari Mana Uncle Muthu "Upin dan Ipin" Belajar Masak Makanan yang Enak

Menelusuri dari Mana Uncle Muthu “Upin dan Ipin” Belajar Masak Makanan yang Enak

oleh Iqbal AR
5 Juni 2023

Ratunya K-Pop Gen 2 Sudah Pasti SNSD, Ini Alasannya

Ratunya K-Pop Generasi 2 Sudah Pasti SNSD, Ini Alasannya

oleh Noor Annisa Falachul Firdausi
7 Juni 2023

4 Rekomendasi Tempat Makan Portugal di Sekitar UIN Jakarta

4 Rekomendasi Tempat Makan Portugal di Sekitar UIN Jakarta

oleh Saeful Huda
7 Juni 2023

Promosi Lembaga Pendidikan, tapi yang Dipajang Foto Pemimpinnya, Maksudnya Gimana deh?

Promosi Lembaga Pendidikan, tapi yang Dipajang Foto Pemimpinnya, Maksudnya Gimana deh?

oleh Audina Hutama Putri
6 Juni 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=lzHUMXKyXus

DARI MOJOK

  • Kritik untuk Jogja: Sebuah Cinta yang Tidak akan Kita Menangkan
  • Penjelasan Pakar Mengapa Banyak Gen Z Cenderung Mendukung Prabowo
  • Sejarah Museum Dewantara Kirti Griya, Dibeli Ki Hadjar Dewantara 3.000 Gulden, Rusak Akibat Kericuhan
  • 7 Perguruan Silat Asal Jogja, Wilayah Penting dalam Sejarah Pencak Silat Indonesia
  • Terjawab, Misteri Awal Mula Baju Kotak-kotak Jokowi-Ahok di Pilkada DKI 2012
  • Kaesang All Out ke Politik: Incar Depok, Solo, atau Sleman?
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!