MOJOK – Fadli Zon membantah dirinya selingkuh dan menyebut isu skandal seperti ini adalah cara-cara PKI untuk menjatuhkan dirinya. Kita semua suci, PKI penuh dosa. Salahkan saja ke mereka.
Entah sebanyak apa dosa Fadli Zon, mendadak bermunculan isu bahwa Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini selingkuh. Hal-hal privat Fadli Zon dikorek-korek sampai jadi kabar yang menyebar begitu liar. Dan tentu saja Fadli Zon membantah kabar tersebut sekaligus menyebutnya sebagai fake news. Bahkan dengan gagah berani Fadli Zon menyebut bahwa tindakan ini (isu perselingkuhan) adalah upaya untuk membungkam dirinya bersikap kritis terhadap pemerintah.
Harus diakui, meskipun skandal seks adalah domain privat, namun isu ini merupakan salah satu isu yang cukup sering menyerang politisi atau orang terkemuka di Indonesia. Ada banyak orang penting di Indonesia yang tersandung kasus ini. Enggak main-main lho, bahkan hal-hal beginian sudah dimulai sejak Sang Proklamator kita, Ir. Sukarno alias Bung Karno ketika masih jadi presiden.
Sebagai sosok yang juga dikenal sebagai presiden dengan banyak istri, Bung Karno ternyata tak juga lepas dari isu skandal seks. Siapa lagi aktornya kalau bukan CIA, Amerika Serikat, seperti yang ditulis Joseph Burkholder Smith, seorang mantan agen yang “berkhianat” dan menulis buku Potrait of a Cold War yang terbit 1976.
Skandal seks ini dibikin dengan cara: Bung Karno dibikinkan video bokep oleh Amerika sebagai upaya untuk menjatuhkan popularitasnya di Indonesia. Tentu saja sosok yang berperan bukan Bung Karno betulan, tapi seorang aktor bayaran yang dibikin semirip mungkin dengan Bung Besar yang sedang melakukan tindak asusila dengan bule berambut pirang.
Menurut proyeksi Amerika, orang Indonesia kan dikenal religius, pasti bakalan muak kalau lihat pemimpinnya melakukan tindakan berdosa memalukan seperti itu. Harapannya tentu saja Bung Karno akan diturunkan paksa oleh rakyatnya dan digantikan dengan seorang pemimpin yang lebih pro kepada Barat.
Sayang, setelah dikerjakan dengan serius, ternyata film bokep ini tidak benar-benar dirilis. Dan tahu apa alasan gobloknya?
Ternyata setelah dipikir-pikir kembali, film ini justru menunjukkan superioritas orang-orang kulit berwarna yang jadi gambaran rakyat di negara dunia ketiga (seperti Indonesia) terhadap dominasi perempuan kulit putih yang malah jadi representasi Amerika sendiri. Kan guoblok. Menepuk air kencing, terpercik muka sendiri.
Pada akhirnya satu-satunya yang tersisa, ya cuma foto-fotonya aja. Sebuah usaha maksimal dengan hasil minimal karena kurangnya melakukan riset lapangan.
Tidak terlalu jauh dari itu, ada banyak nama politisi yang juga terkena skandal seks di era milineal. Dari skandal Yahya Zaini, Anggota DPR dengan penyanyi dangdut Maria Eva pada 2006, Antasari Azhar dengan Rani Juliani yang sampai berujung tuduhan pembunuhan pada 2009, Abraham Samad dengan Feriya Lim pada 2015, sampai dengan yang menimpa Habib Rizieq Shihab sampai yang bersangkutan umroh dalam tempo waktu yang tidak ditentukan.
Beberapa kepastian hukum terkait skandal seks semacam ini memang kadang tidak begitu saja dipercayai oleh publik. Beberapa ada yang merasa bahwa apa yang dituduhkan adalah bagian dari usaha menjatuhkan lawan politik. Persis seperti yang diduga oleh Fadli Zon terhadap dirinya.
Hanya saja, menarik melihat bagaimana Fadli Zon melihat bahwa isu seperti ini adalah cara-cara PKI. “Jadi sekali lagi, itu cara-cara PKI untuk melakukan pembunuhan karakter. Itu hoax dan fitnah,” kata Fadli Zon.
Sebentar Pak Fadli, jadi selama ini, pembunuhan karakter adalah caranya PKI juga ya?
Soalnya setahu kita semua (yang produk sejarah Orde Baru ini) PKI itu kan tukang bunuh orang beragama, tukang bunuh kiai, atau tukang siksa jenderal. Eh, ternyata sematan buat mereka tambah satu lagi.
PKI juga merupakan sosok yang bertanggung jawab atas cara-cara fitnah di negeri ini. Atas segala macam produk hoax dan fake news di negeri ini. MCA, Obor Rakyat, atau akun penyebar berita palsu bombastis ternyata juga bisa dimasukkan jadi bagian dari “cara-cara PKI” versi Fadli Zon.
Memang apa-apa yang salah di bumi Allah ini disematkan sama PKI itu bebas perkara kok kalau pakai logika Fadli Zon ini.
Nah, ini kan aneh Pak Fadli Zon, ketika urusan domain privat gini tiba-tiba nuduh ke PKI, tapi ketika urusan politik selalu nuduhnya ke Jokowi.
Ya harusnya sedikit konsisten dong, misalnya harga naik, salahkan aja PKI. Ngurus E-KTP lamanya enggak ketulungan karena dananya dikorupsi, jangan salahkan Setya Novanto dong, salahkan saja PKI. Sampai urusan buka puasa telat 15 menit, ya jangan salahkan muazinnya yang ketiduran tapi salahkan saja PKI.
Sebab memang PKI itu tempatnya salah dan dosa. Manusia semua suci, PKI penuh dosa.