ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Pojokan

Solidaritas Pengangguran di Karawang Protes Bupati karena Lamaran Kerja Ditolak Terus

Audian Laili oleh Audian Laili
14 September 2019
0
A A
Lulusan D3 Selalu Diremehkan di Dunia Kerja, Didiskriminasi Sampai Ditolak Perusahaan 100 Kali. MOJOK.CO

Ilustrasi Cerita Para Sarjana yang Sulit Cari Kerja di Jakarta (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kesempatan kerja yang banyak tak mesti berarti masyarakatnya sejahtera. Ini yang terjadi di Karawang yang disebut-sebut sebagai kota industri.

Ratusan pengangguran di Kabupaten Karawang yang menamai diri Solidaritas Pengangguran dan Pribumi Karawang (SPPK) berunjuk rasa di depan kantor Bupati Karawang Kamis (12/09) karena geram tidak pernah diterima saat melamar pekerjaan di sejumlah perusahaan. Mereka meminta supaya pemerintah dapat memahami nasib yang sedang mereka alami ini.

Sambil membawa ratusan hingga ribuan surat lamaran pekerjaan, mereka berujuk rasa. Sejumlah pencari kerja mengaku rata-rata sudah sering mengirimkan surat lamaran pekerjaan ke perusahaan yang ada di Karawang, tapi tidak pernah mendapatkan panggilan.

“Ini menjadi bagian dari upaya warga pribumi Karawang dalam mencari keadilan karena sangat banyak warga pribumi yang menganggur, tidak pernah mendapat kesempatan bekerja di perusahaan,” kata politikus Gerindra Nace Permana yang ikut dalam aksi, dikutip dari IDN Times.

Hal ini menjadi kenyataan aneh dan pahit. Ratusan bahkan ribuan pabrik yang telah dibangun di Karawang, yang makin subur sejak 1990-an, ternyata tidak menjadi jawaban atas masalah kebutuhan pekerjaan masyarakatnya. Berdasarkan catatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Karawang, ada 35-40 ribu pencari kerja dalam setahun. Jumlah yang sebenarnya pasti lebih besar dari itu. Pasalnya, jumlah itu hanya berdasarkan dari total pemohon kartu kuning di dinas tersebut.

Dalam aksi tersebut, muncul sebuah video yang memperlihatkan salah seorang mengajukan protes kepada pemerintah setempat di sela-sela audiensi.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Tribuncikarangdotcom ? (@tribuncikarangdotcom) on Sep 12, 2019 at 1:19am PDT

Di situ tampak mas-mas berbaju batik mempertanyakan, apakah pemerintah setempat memang belum bisa memprioritaskan masyarakatnya untuk bekerja di perusahaan yang dibangun daerahnya sendiri?

Sayangnya, banyak netizen yang tidak sependapat dengannya. Ada yang menganggap bahwa kemampuan dan keahlian memang harusnya menjadi hal yang paling utama untuk dipenuhi supaya diterima perusahaan. Bukannya malah berdasarkan daerah tempat tinggal semata. Karena bagaimanapun juga keahlian dianggap hal yang paling fair terkait persaingan mencari kerja.

Selain itu, ada pula yang justru mempertanyakan protes si mas berbaju batik soal mahalnya membuat surat lamaran. Banyak yang menganggap bahwa pernyataan tersebut kurang make sense. Lantaran si zaman sekarang, bukankah kebanyakan lamaran pekerjaan dilakukan dengan serba online?

Memang, pendapat tersebut tidak salah. Akan tetapi, yang sedikit terselip adalah kenyataan yang harus dialami oleh masyarakat Karawang sendiri dengan keberadaan perusahaan-perusahaan di sana. Ya, pasti kita bisa memperkirakan kan, berapa besar kerugiaan lingkungan yang harus dialami oleh alam Karawang? Suatu hal yang sulit terbantah bahwa ini berdampak tidak baik untuk masyarakatnya.

Melihat kenyataan yang harus dialami Karawang seperti melihat Indonesia dalam lingkup yang lebih kecil. Dengan akses yang lebih mudah, tentu persaingan menjadi semakin ketat pula. Cukup menyedihkan memang, mengetahui bahwa kondisi masyarakat kita yang belum siap bersaing, justru sudah dihadapkan dengan saingan-saingan lain dari luar.

Lagi-lagi, ini PR. Asal menerima investasi, ternyata belum tentu dapat menyejahterakan masyarakatnya sendiri.

BACA JUGA Bagi-bagi Uang Kok Cuma ke Koruptor dan Pengangguran, ke Semua Orang Dong! atau artikel Audian Laili lainnya

Terakhir diperbarui pada 12 Januari 2022 oleh

Tags: Karawangkota industrilamaran kerjapabrikPengangguran
Iklan
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

Pontang-Panting Gen Z Terjebak Budaya “Orang Dalam” di Dunia Kerja.MOJOK.CO
Ragam

Pontang-Panting Gen Z Terjebak Budaya “Orang Dalam” di Dunia Kerja

15 November 2024
PHK, buruh jogja.MOJOK.CO
Ragam

Solusi untuk Maraknya PHK di Sleman dari Pakar Ekonomi UGM, Agar Ekonomi Tak Terpuruk

8 Agustus 2024
Tips buat Sarjana biar Nggak Jadi Pengangguran Ala Mahasiswa UNAIR Surabaya MOJOK.CO
Kampus

4 Persiapan agar Tak Jadi Sarjana Pengangguran ala UNAIR Surabaya, Kalau Lulus Nganggur biar Nggak Salahkan Ijazah Kampus

5 Agustus 2024
Pengalaman Pakai Joki Melamar Pekerjaan di Medsos, Nyadar Kalau Cuma Akal-Akalan Setelah Keluar Banyak Duit dan Tak Ada Panggilan Interview.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Pakai Joki Melamar Pekerjaan di Medsos, Nyadar Kalau Cuma Akal-Akalan Setelah Keluar Banyak Duit dan Tak Ada Panggilan Interview

25 Mei 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lulusan SMK PGRI Lubuklinggau jadi karyawan Alfamart dan Indomaret, kerja apapun layak diapresiasi MOJOK.CO

Lulusan SMK “Hanya” Jadi Karyawan Alfamart dan Indomaret: Sekolah Harus Tetap Bangga, Karena Sukses Tak Dilihat dari Status

12 Juni 2025
Orang kaya pertama kali naik bus ekonomi, tersiksa jiwa raga sampai trauma MOJOK.CO

Orang Kaya Naik Bus Ekonomi: Coba-coba Berujung Tersiksa, Dimaki Pengamen sampai Tahan Kencing Berjam-jam

12 Juni 2025
Pertama kali naik kereta api (KA) ekonomi setalah bertahun-tahun naik bus ekonomi. Rasanya seperti mimpi meski tak pernah pakai KAI Access MOJOK.CO

Orang Desa Pertama Kali Naik Kereta Api Ekonomi: Banyak Gaya karena Bosan Naik Bus Ekonomi, Berujung Nelangsa Beli Nasgor di KAI

11 Juni 2025
Lulusan SMA-SMK awalnya malu karena tak kuliah dan jadi karyawan Alfamart-Indomaret. Tapi merasa terhormat karena bisa kerja sendiri MOJOK.CO

Lulusan SMA-SMK Awalnya Malu Tak Kuliah dan Kerja di Alfamart-Indomaret, Direndahkan Guru Sendiri tapi Kini Merasa Lebih Terhormat

12 Juni 2025
Pengalaman pertama bisa naik motor Yamaha Mio di Surabaya. MOJOK.CO

Terlalu Girang Saat Pertama Kali Mengendarai Motor Yamaha Mio, Malah Berujung Apes di Tengah Jalan Besar Kota Surabaya

12 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.