Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Sindrom Kota Paris Bisa Bikin Wisatawan Delusional Bahkan Lupa Ingatan

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
19 September 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Dalam kondisi parah, Sindrom Kota Paris ini mengakibatkan syok berlebih. Beberapa orang sampai hilang ingatan, sebagian lainnya bahkan mengaku diserang oleh sebuah microwave.

Kalau Cilacap—kota yang letaknya di Pulau Jawa bagian selatan—punya tagline “Kota Bercahaya”, ternyata ada juga kota yang jargonnya hampir mirip, tapi levelnya internasional: Paris. Dijuluki City of Light, Paris jelas jauh lebih terkenal daripada Cilacap yang mentok-mentoknya diingat orang sebagai “kota yang letaknya dekat Nusakambangan” atau “kota yang orangnya ngapak-ngapak”.

Paris menjadi kota paling populer sebagai tempat tujuan berlibur turis internasional. Tercatat, setiap tahun, rata-rata ada 30 juta pengunjung ke kota ini. Dengan “mantra” berupa Menara Eiffel dan bumbu-bumbu romantis, Paris menjadi kota impian banyak orang: penuh cinta, intim, dan hangat. Bahkan yang terbaru, sebuah post di Twitter—mari kita menyebutnya sebagai post apresiasi pada kota Paris—diunggah oleh seorang netizen yang tengah berlibur di Paris.

https://twitter.com/lulahfh/status/1173565415701663746

Tapi, tapi, tapiii, tahukah kamu kalau pada tahun 2004 lalu ada istilah bernama Sindrom Kota Paris yang menunjukkan bahwa Paris ternyata nggak “sebaik” itu???

Ya, benar, Paris nggak perlu dibuatkan tagar #ParisBaik kayak tanaman sawit sebagai bentuk campaign pencitraan diri. Kenapa? Karena, ternyata keadaan Paris sendiri sudah jadi rahasia umum. Paris yang dianggap hangat dan bersahabat nyatanya nggak selalu bisa memuaskan semua orang.

Dilansir dari Detik, sebuah publikasi di jurnal psikiatri Nervure menulis tentang Paris Syndrome atau Sindrom Kota Paris. Kala itu, belasan turis Jepang terpaksa dipulangkan dari Paris dalam keadaan syok atau terkena guncangan mental.

Dijelaskan, orang Jepang yang terbiasa dengan budaya sopan santunnya ini mengalami reaksi kaget saat menghadapi Paris yang tidak sesuai ekspektasi. Pelayan toko di Paris sering kali berteriak-teriak pada pelanggan yang tidak bisa berbahasa Prancis—sebagaimana sebagian besar masyarakat yang tidak tampak nyaman menghadapi turis berbahasa asing. Beberapa sopir taksi juga kerap mengemudi ugal-ugalan (loh kok kayak pengemudi di Jakarta?! Wkwk) dan, lagi-lagi, membuat turis Jepang ini pusing tujuh keliling.

Dalam kondisi yang lebih parah, Sindrom Kota Paris ini mengakibatkan syok berlebih. Beberapa orang sampai hilang ingatan dan meracau, sebagian lainnya bahkan mengaku diserang oleh sebuah microwave.

Menurut laporan Kedutaan Jepang di Paris, setidaknya ada 12 warganya yang terpaksa dipulangkan karena sindrom yang satu ini. Kembalinya mereka ke Jepang juga didampingi oleh dokter dan perawat—jelas pertanda bahwa ini bukan hal yang sepele dan mudah dilupakan.

Lagi pula, berdasarkan tautan thread di Twitter tadi, sisi lain Paris banyak dipaparkan oleh netizen—sebagian merupakan sisi yang terbilang “kelam”. Ini mungkin mengejutkan bagi sebagian orang, tapi tidak bagi yang lain. Beberapa orang menyarankan negara lain yang lebih “ramah” sebagai tempat wisata atau tujuan untuk hidup, misalnya Belanda, tapi saya heran—yang liburan kan si Mbaknya, kenapa kalian pada rempong amat, dah???

BACA JUGA Asal-Usul Kata Bule Konon Dimulai dari Bule Itu Sendiri atau artikel Aprilia Kumala lainnya.

Terakhir diperbarui pada 19 September 2019 oleh

Tags: liburanmenara EiffelprancisSindrom Kota Paristuris
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO
Liputan

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Wakil Walikota Surakarta Astrid Widayani bersama Gojek sosialisasi libur akhir tahun. MOJOK.CO
Kilas

Tips Liburan Anti Ribet dengan Rekomendasi Tempat Hits di 5 Kota Favorit dari Gojek, Lebih Ringkas dan Hemat

25 November 2025
Rekomendasi hotel ternyaman untuk wisata di Magelang MOJOK.CO
Kilas

5 Pilihan Hotel Ternyaman di Magelang, Bikin Liburan Makin Berkesan

21 Agustus 2025
kerja sama indonesia prancis.MOJOK.CO
Sosial

Indonesia-Prancis Teken Kerja Sama Perfilman di Candi Borobudur, Angin Segar Industri Sinema Tanah Air

29 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.