Pulang Malam atau Tidak Pulang Malam bagi Perempuan Seharusnya Sama Saja - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Pojokan

Pulang Malam atau Tidak Pulang Malam bagi Perempuan Seharusnya Sama Saja

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
14 April 2019
0
A A
Pulang Malam atau Tidak Pulang Malam bagi Perempuan Seharusnya Sama Saja

Pulang Malam atau Tidak Pulang Malam bagi Perempuan Seharusnya Sama Saja

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Katanya, perempuan yang suka pulang malam adalah contoh pamali. Ah, kamu cuma nggak tahu enaknya pulang malam itu gimana, kan?

Sekitar enam bulan yang lalu, seorang teman perempuan pernah mengajak saya pergi menonton Stars and Rabbit karena mendapat dua tiket gratis. Saya mengiyakan, lalu bertanya jam berapa acaranya mulai.

“Jam 11 mulai, tapi Stars and Rabbit-nya baru naik jam 12 atau jam 1,” jawabnya.

“Wah, jam segitu aku kerja.”

Teman saya memandang tak percaya, “Li, ini konsernya malem. Kamu tengah malem masih kerja?”

Baca Juga:

Foo Fighters akan Gelar Konser Penghormatan untuk Taylor Hawkins

Asal-Usul Stigma Negatif ke Pemerintah yang Izinkan Konser dan Resepsi Nikah Besar

5 Riders Ajaib Grup Organ Tunggal Elektone di Hajatan Kampung

Gantian saya yang kaget setengah mati. Loh, loh, ini dia sedang mengajak saya keluar tengah malam???

Setelah menempuh perdebatan yang cukup panjang, saya akhirnya mengerti bahwa konser ini memang lebih afdol dilaksanakan malam hari. Masalahnya, saya belum pernah berangkat keluar kosan menjelang tengah malam. Bukan apa-apa, nih, tapi saya nggak kebayang kalau nanti bapak saya menelepon dari rumah di kampung halaman: bisa-bisa saya dikira main terus di perantauan!

Saya yakin ada banyak perempuan yang punya kepanikan yang sama: diberi tekanan oleh lingkungan sekitarnya soal “perempuan-seharusnya-tidak-pulang-malam-malam” atau malah “berangkat-malam-malam” seperti kasus saya yang mau nonton konser. Saya sendiri butuh waktu dua hari untuk memutuskan saya bakal ikut nonton dengan si teman.


Oh, dan dia sendiri tidak perlu ambil pusing. Teman saya ini adalah perempuan yang suka pulang malam—ibunya memercayainya 100% dan tidak mempermasalahkan jam berapa dia pergi dan pulang ke rumah. Enak betul~

Di sepanjang jalan ke dan dari acara konser, ada banyak orang berlalu lalang, baik laki-laki maupun perempuan. Semuanya terasa normal dan baik-baik saja—ternyata tengah malam dan dini hari tidak selamanya mengerikan seperti apa yang saya bayangkan sebelumnya.

Selama duduk di jok belakang motor, saya jadi ingat kejadian semasa kuliah. Waktu itu, ada tugas kelompok yang harusnya saya selesaikan berdua. Namun, karena satu dan lain hal, saya dan teman satu kelompok ini hanya bisa berkomunikasi lewat WhatsApp. Menjelang pukul 12 malam, si teman membalas:

“Bentar, ya, Li, aku diajak keluar sama temen. Mau refreshing sebentar, sekalian cari makan.”

Cari makan??? Menjelang tengah malam???

“Kamu nggak ditelepon bapakmu?” tanya saya otomatis. Teman saya menjawab, “Kalau ditelepon, aku diemin. Biar dikira udah tidur. Hehe.”

Saya ingat saya ngakak membaca balasannya. Teman saya itu penampilannya jauuuh lebih tertutup daripada saya—kerudungnya panjang dan ia rajin ikut kajian. Tapi, perkara pergi keluar malam hari, ia jauh lebih fasih daripada saya yang udah ngetem di kosan selepas azan Magrib dan harus siap angkat telepon malam dari orang tua yang ingin memastikan saya nggak kelayapan di perantauan. Katanya, “Perempuan nggak usah pulang malem-malem, bahaya!”

Teman saya yang lain tinggal di kota yang bukan perantauan. Pekerjaan mengharuskannya pulang pukul 9 malam, padahal jarak kantor dengan rumahnya bakal menghabiskan waktu hingga 45 menit. Ia tidak bisa ikut “nongkrong-selepas-kerja” karena hapenya bakal berbunyi terus, berisi pesan dari orang tuanya yang menanyakan kapan ia akan pulang.

Saya pikir, ia merasakan hal yang sama dengan saya. Namun ternyata, masalahnya lebih dari sekadar “orang-tuaku-agak-sedikit-konvensional”.

“Orang tuaku paham akan pekerjaanku, tapi mereka risih karena harus menjawab pertanyaan tetangga soal kenapa aku selalu pulang malam. Tetanggaku sering bertanya sebenarnya pekerjaanku apa.”

Wow. Wow. Wow.

Seorang teman yang lain (iya, saya punya banyak narasumber) juga tidak tinggal di perantauan. Ia hanya tinggal berdua dengan ibunya dan sering sekali mengeluh karena dilarang bermain sampai malam. Selepas kerja, ia harus kembali ke rumah dengan segera. Alasannya: “Buat apa perempuan keluar malam-malam? Pamali!”


“Kalau aku nggak ikut nongkrong,” keluh teman saya, “gimana bisa aku kenal sama teman-temanku selain dari kantor?”

Saya cuma manggut-manggut mendengar keluhannya. Saya nggak punya saran lain selain “Komunikasiin lagi aja” karena saya pun mengalami hal serupa.

Saya masih merasa bahwa perempuan yang suka pulang malam adalah sesuatu yang tidak bakal diterima oleh lingkungan keluarga saya, tapi kini saya melihatnya dari sisi yang berbeda: bahwa dengan beberapa alasan tertentu , seorang perempuan—termasuk saya—memang wajar-wajar saja pulang malam, sebenarnya.

Belakangan, saya suka sekali menyepi di sebuah working space 24 jam di dekat kosan. Kadang, saya baru pulang tengah malam—kadang-kadang lebih cepat kalau tiba-tiba bapak saya telepon dan menyuruh saya pulang. Apakah rasanya mengerikan menjadi perempuan yang suka pulang malam?

Pulang malam hari—atau tengah malam, atau dini hari—bagi saya selalu terasa mengerikan, tapi sekaligus normal tanpa ada bedanya dengan siang hari. Jalanan lebih sepi dan itu bagus karena saya tidak perlu terjebak macet. Yang saya perlukan hanyalah jaket untuk melindungi diri dari udara yang terasa lebih dingin dan kewaspadaan yang lebih tinggi.

Rasanya memang sedikit aneh—kalau perlu saya tambahkan—karena selama bertahun-tahun saya telah terbiasa pulang cepat dan merasa takut dimarahi. Tapi nyatanya, saya toh tidak sedang membuang-buang waktu: saya mengerjakan kerjaan saya di working space tadi, atau menghibur diri saya di konser Stars and Rabbit.

Saya melakukannya demi diri saya sendiri.

Dan kadang-kadang, memikirkan apa yang dibutuhkan oleh diri sendiri itu memang perlu, bahkan kalau kita jadi harus pulang malam.

Bahkan—ingat—kalau kita adalah perempuan.

Tags: Konserperempuan yang suka pulang malamstars and rabbitworking space
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

foo fighters mojok.co

Foo Fighters akan Gelar Konser Penghormatan untuk Taylor Hawkins

9 Juni 2022
Kondangan Atta Aurel dan ‘Rabun Dekat’ Jokowi sama Aksi Kamisan

Asal-Usul Stigma Negatif ke Pemerintah yang Izinkan Konser dan Resepsi Nikah Besar

27 September 2021
5 Riders Ajaib Grup Organ Tunggal Elektone di Hajatan Kampung

5 Riders Ajaib Grup Organ Tunggal Elektone di Hajatan Kampung

23 November 2020
Pledoi Penggemar Lagu Jadul yang Dituduh Tak Bisa Update Selera Lagu

Pledoi Penggemar Lagu Jadul yang Dituduh Tak Bisa Update Selera Lagu

27 Agustus 2020
dangdut koplo

Merindukan Konser Dangdut Koplo

22 Juni 2020
Membayangkan Dunia Tanpa Konser

Membayangkan Dunia Tanpa Konser

31 Mei 2020
Pos Selanjutnya
Apa yang Sudah Dilewatkan oleh Bungkus Indomie Berusia 19 Tahun

Kok Bisa, Kehujanan Bikin Sakit?

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Pulang Malam atau Tidak Pulang Malam bagi Perempuan Seharusnya Sama Saja

Pulang Malam atau Tidak Pulang Malam bagi Perempuan Seharusnya Sama Saja

14 April 2019
Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie MOJOK.CO

Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie

14 Agustus 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar

15 Agustus 2022
Es Putr Pak Sumijan Lasem

Warung Es Puter Pak Sumijan Lasem: Kemewahan di Balik Uang Rp5 Ribu

15 Agustus 2022
kadisdikpora diy mojok.co

Rekomendasi Satgas Selesai, Kepsek dan Tiga Guru SMAN 1 Banguntapan Disanksi Ringan 

18 Agustus 2022
ujian praktik SIM C

Cerita dari Peserta Ujian Praktik SIM yang Gagal, tapi Terus Mencoba

13 Agustus 2022
Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang MOJOK.CO

Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang (Bagian 1)

18 Agustus 2022

Terbaru

pelajar dan mahasiswa mojok.co

Terancam Tak Ikut Pemilu 2024, KPU RI Minta Pemda DIY Identifikasi Pelajar dan Mahasiswa

19 Agustus 2022
Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

19 Agustus 2022
Kominfo masih dalami kebocoran data 17 pelanggan PLN.

Lebih dari 17 Juta Data PLN Diduga Bocor, Kominfo Masih Mendalami 

19 Agustus 2022
kebocoran data

21.000 Perusahaan di Indonesia Diduga Mengalami Kebocoran Data, Dijual 50 Ribu Dollar AS

19 Agustus 2022
Investasi jangka pendek, pakar sarankan hal ini.

Anak Muda Suka Investasi Jangka Pendek, Pakar Sarankan Konsistensi

19 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In