Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Pengalaman Pertama Kali Makan di Warteg Glagahsari Jogja: Jadi Kalap dan Menyesal karena Dompet Merana Miskinnya Terasa

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
5 Agustus 2025
A A
Ilustrasi Pertama Makan Warteg Jogja, Kalap dan Menyesal karena Miskin (Unsplash)

Ilustrasi Pertama Makan Warteg Jogja, Kalap dan Menyesal karena Miskin (Unsplash)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Warteg Glagahsari Jogja yang mengejutkan selera makan saya

Ingat, salah satu syarat saya mencoba hal baru adalah ketika kepepet. Nah, momen itu akhirnya datang juga. Salah satu teman dekat saya kuliah di UTY. Dia kos dekat dengan kampus. Kami biasa minum bersama ketika senggang.

Malam harinya, kami minum-minum bersama beberapa teman dan saudara di Nol Kilometer Jogja. Ketika subuh menjelang, kepala saya sudah sangat berat dan memutuskan untuk tidur di kos teman saya. Saya takut pulang ke rumah karena mabuk berat.

Pagi harinya, perut saya melilit. Sudah boker pun masih sakit. Ternyata saya cuma lapar. Saat itu sudah menunjukkan pukul 10 pagi. 

Lantaran sudah sangat lapar, teman saya mengajak ke warteg saja. Saya yang paling nggak bisa kelaparan, mengiyakan ajakannya. Dan itulah kali pertama saya makan warteg di Jogja.

Begitu masuk, saya takjub melihat deretan sayur dan lauk di balik etalase kaca. Dan di sana, saya melihat beberapa menu telur yang menjadi favorit. Ada telur dadar, ceplok, sampai balado. Saya mau semuanya. Lapar ini dan sisa mabuk semalam sudah membunuh logika saya.

Ketika Mas penjaga warteg bertanya mau makan apa, saya menunjuk beberapa lauk. Ada telur dadar dan balado, lalu tambah paha ayam goreng, mie goreng, orek tempe, sayur kangkung, dan sambal. Minumnya saya pesan es teh, 2 gelas langsung. Teman saya melongo melihat pesanan saya.

Jangan makan ketika kelaparan

Salah satu petuah bijak yang pernah saya dengar bunyinya begini: “Makan sebelum lapar, dan berhenti sebelum kenyang.” saya rasa petuah itu sangat benar.

Jangan makan ketika perut sudah kadung sangat lapar. Apalagi makan di warteg di mana segala lauk favorit ada di depan mata.

Saya makan dengan lahap dan cepat. Maklum, lambung sudah merintih minta asupan karbohidrat dan protein. Saya menggelontor porsi kuli itu dengan 2 gelas es teh. Puasnya tak terkira. Lalu, terakhir, saya menutup ritual makan besar itu dengan sebatang Djarum Super. Paripurna sudah.

Teman saya masih belum selesai makan ketika saya mulai membakar batang terakhir Djarum Super milik saya. 

“Koe mangan ki dikunyah ora, Ndes?” Tanya dia.

Saya hanya tersenyum saja. Tanda kepuasan dan terima kasih karena “dipaksa” makan di warteg.

Dompet merana, miskin di warteg

Ingat, peristiwa ini terjadi di Jogja pada 2005. Harga lauk dan sayur di warteg saat ini tentu sudah berbeda, jauh lebih mahal. Bahkan katanya warteg sekarang kalah murah dibanding warung nasi padang.

Saat itu, saya habis hampir Rp30 ribu. Sebagai perbandingan, dalam 1 hari normal ketika sibuk kuliah, saya hanya habis Rp10 sampai Rp20 ribu saja. Itu saja saya sudah makan di mie ayam dan angkringan. Harga itu agak mengagetkan saya. Terutama ketika saya melongok uang di dalam dompet.

Iklan

Saat itu, uang saya tinggal Rp50 ribu saja dan masih harus menunggu hampir 20 hari untuk gajian lagi dari pekerjaan sambilan. Tinggal Rp20 ribu dan saya harus mikir beli bensin dan rokok. Mengorbankan rokok tentu mudah. Tapi masak saya mau mengisi air keran untuk sepeda motor?

Seketika saya merasa miskin. Tapi ya memang miskin, sih. Saat itu prinsip di dalam diri saya seperti tertawa. Ia menertawakan saya sambil bilang, “Apa aku bilang. Kalau makan mending di tempat biasa. Kelasmu angkringan, ngapain nyoba warteg ketika duit pas-pasan.”

Saya hanya bisa pasrah. Perut lapar memang bahaya. Dan sisa bulan itu saya sambung dengan meminjam uang ke teman saya dan memberanikan diri “minta” ke orang tua. Sial betul.

Penulis: Yamadipati Seno

Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Ayam di Warteg Itu Cuma Pajangan, Bukan Menu yang Seharusnya Dipesan dan catatan menarik lainnya di rubrik POJOKAN. 

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 6 Agustus 2025 oleh

Tags: Jogjanasi telur wartegwartegwarteg glagahsariwarteg jogjawarteg pertama di jogjawarung nasi padang
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO
Liputan

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
ump diy.MOJOK.CO

Working Poor dalam Bayang-Bayang UMP DIY 2026 dan Biaya Hidup yang Semakin Tinggi

28 November 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.