Perjalanan Menjengkelkan Jogja-Ambarawa - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Pojokan

Perjalanan Menjengkelkan Jogja-Ambarawa

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
26 Mei 2019
0
A A
kursi paling belakang
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Saya sampai di terminal Jombor sekitar pukul 3 sore. Saya hendak bertolak ke Ambarawa karena malam harinya saya harus mengisi acara pembekalan untuk para admin akun-akun Ansor Jawa Tengah di Ambarawa. 

Perjalanan Jogja-Ambawara saya perkirakan akan memakan waktu tiga jam, maklum, malam minggu, pasti akan sedikit macet.

“Magelang, Mas?” teriak seorang kernet pada saya.

“Terminal Bawen, Mas!” jawab saya.

“Naik sini, Mas,” balasnya sembari menunjuk bis yang sedang ngetem di belakangnya.

Saya pun segera naik dan duduk di kursi belakang. Sejak lama, saya memang suka duduk di kursi belakang, sebab entah kenapa, tiap kali saya duduk di kursi belakang, saya selalu mendapatkan banyak cerita menarik, utamanya dari obrolan para penumpang dan kernet yang bertugas di pintu belakang.

Baca Juga:

terminal giwangan mojok.co

Revitalisasi, Terminal Giwangan akan Diremajakan

2 Agustus 2022
Eko, calo di terminal giwangan mencari penumpang

Calo Terminal, Lengang Mencari Penumpang

10 April 2021

Bis (maaf, saya lebih suka menuliskannya sebagai bis, bukan bus) yang saya naiki sempat ngetem sekitar lima belas menit sebelum akhirnya berangkat.

Di sebelah saya, duduk seorang anak muda bersarung dengan kaos sederhana. Ia sibuk bermain game di ponsel jadul yang ia pegangi. Dari prejengannya, saya menduga, ia seorang santri.

Dan benar saja, ketika saya tanya, ia memang mengaku sebagai seorang santri.

“Saya mondok di An-Nur, Ngrukem, Mas,” katanya sambil memasukkan ponselnya ke saku bajunya.

“Nanti turun mana?”

“Secang.”

Kami kemudian ngobrol panjang lebar seputar dunia pesantren. Saya bercerita tentang pengalaman saya selama sebulan terakhir ini sowan ke beberapa kiai pengasuh pesantren di Jogja dan sekitarnya dalam program Sowan Kiai yang digagas oleh Mojok bekerjasama dengan Gusdurian.

Sedangkan dirinya (saya kok ya ndilalah lupa bertanya siapa namanya) bercerita tentang pengalamannya masuk pesantren.

“Saya ini dulu penginnya mondok di Jawa Timur, ya nJombang, lah, katanya, “Tapi kata bapak, saya disuruh untuk mondok di Jogja saja, yang deket. Di Jogja sini, saya milih Ngrukem sama Pandanaran, dan saya keterimanya ternyata di Ngrukem.”

Seperminuman kopi, kondektur bis mulai merangsek ke belakang menarik iuran ongkos bis. Saya serahkan uang 30 ribu kepadanya.

“Terminal Bawen, Pak,” kata saya.

Ia kemudian memberikan uang kembalian lima belas ribu. Saya tentu saja kaget. Kok murah betul, Jogja-Ambarawa cuma lima belas ribu.

“Ini bisnya nggak sampai Bawen, turun di Magelang, nanti di terminal oper,” ujar Kondektur.

Bajigur. Tadi saat di kernet bilang naik itu saya pikir langsung sampai Ambarawa, ternyata nggak. Haish, ra mashooook.

Satu jam berlalu. Bis akhirnya sampai terminal Magelang. Saya turun. Santri sebelah saya juga turun.

“Saya duluan, Mas,” katanya.

“Yak, ati-ati.”

Saya kemudian langsung naik bis yang sudah menunggu tak jauh dari tempat bis saya yang sebelumnya berhenti.

Di bis yang baru ini, saya naik bersama seorang ibu setengah baya.

“Turun mana, Bu?” Tanya saya berbasa-basi.

“Banyumanik, Mas. La njenengan?”

“Saya Bawen.”

Dasar sial, bis yang baru ini ternyata ngetem lama sekali. Dan sial kuadrat, sebab sampai setengah jam berlalu, belum juga ada penumpang lain yang naik. Sopir kemudian menyuruh kami untuk oper bis lagi.

“Pindah bis sebelah nggih, Bu, Mas. Ini bisnya nggak berani berangkat, soalnya penumpangnya cuma dua.”

Saya dan si ibu menurut. Kami pindah ke bis yang baru.

Tapi dasar apes. Di bis yang baru ini ternyata nasibnya tak berbeda dengan bis sebelumnya. Penumpangnya ya cuma saya dan si ibu tadi. Bis belum juga berangkat setelah setengah jam ngetem sebab memang belum ada penumpang lain yang naik.

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya naik satu penumpang lagi. Ah lumayan, nambah satu, semoga habis ini berangkat, batin saya.

Tapi bajangkrek setan alas. Sopir bis yang kami naiki kali ini ternyata juga tak berani berangkat karena penumpangnya cuma tiga. Dan bisa ditebak, kami bertiga akhirnya dioper naik bis yang lain.

Di bis yang baru ini, penumpangnya ada empat. Selain tiga penumpang yang barusan, ada tambahan satu penumpang lagi yang sudah sedari tadi menunggu di bis yang baru ini.

Praktis, saya menunggu di terminal lebih dari satu jam hanya untuk dioper sana oper sini.

“Wis, remuk, penumpange resik,” keluh supir bis.

“Sakniki susah nggih, Mas, cari penumpang,” kata Ibu yang sedari tadi bersama saya.

“Nggih, Bu. Lha Juragannya tahunya cuma terima setoran, lha kita yang nrayek ini bingung setengah mati, soalnya penumpangnya nggak ada. Dari rumah sudah semangat kerja, sampai terminal cuma tenguk-tenguk begini.”

Jam sudah menunjukkan pukul enam sore. Azan maghrib Sudah berkumandang. Wajah saya pucat. Maklum, acara saya jadwalnya pukul delapan malam setelah selesai salat tarawih, sedangkan bis yang saya naiki belum juga berangkat, dan bahkan ada kemungkinan tidak akan berangkat dan kami para penumpang akan dioper lagi entah ke bis yang mana lagi.

Kesabaran saya habis. Saya kemudian mengambil keputusan yang nekat. Saya turun dari bis. Berjalan ke depan terminal, lalu mendatangi salah satu tukang ojek yang sedang mangkal.

“Mas, tolong antarkan saya ke Bawen. Ini saya terburu-buru, kalau harus nunggu bis jalan, keburu sahur,” kata saya.

Si tukang ojek tampak sumringah. Mungkin karena mendapat trayek jarak jauh yang tarifnya tentu saja lumayan.

“Seratus tujuh lima ya, Mas?” katanya. “Jauh soalnya.”

“Seratus dua puluh, deh.”

“Wah, wis, biar sama-sama enak. Seratus lima puluh, gimana?”

“Oke, setuju.”

Saya kemudian langsung membonceng tukang ojek yang menakhodai motor Jupiter Z lama yang pijakan kakinya bergetar hebat tiap kali melaju pada gigi satu sehingga bikin kaki saya seperti kesemutan. Sudah begitu, helm-nya kendor dan tidak bisa diklik. Itu masih ditambah dengan rasa gigil saya karena harus menahan dingin sepanjang perjalanan sebab saya tak pakai jaket.

Ya Tuhan, perjalanan kok begini amat, sih ya.

Terakhir diperbarui pada 28 Mei 2019 oleh

Tags: bisTerminal
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

terminal giwangan mojok.co
Ekonomi

Revitalisasi, Terminal Giwangan akan Diremajakan

2 Agustus 2022
Eko, calo di terminal giwangan mencari penumpang
Liputan

Calo Terminal, Lengang Mencari Penumpang

10 April 2021
Coffe On The Bus upaya Rejeki Transport bertahan di masa pandemi
Liputan

Ngopi di Bus Sampai Jualan Sei Sapi, Usaha Jasa Pariwisata Bertahan di Tengah Pandemi

4 April 2021
Pak Lorek, sopir bis Jogja-Kaliurang di atas kendaraannya
Liputan

Kisah Sopir Jogja-Kaliurang yang Tak Lagi Punya Penumpang

14 Maret 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
luhut binsar panjaitan

Luhut Mengaku Tak Segan Melibas Para Perusuh Aksi 22 Mei Seandainya Dirinya Masih Jadi Tentara

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

kursi paling belakang

Perjalanan Menjengkelkan Jogja-Ambarawa

26 Mei 2019
5 Jurusan yang Lulusannya Paling Dicari Perusahaan

5 Jurusan yang Lulusannya Paling Dicari Perusahaan

27 Maret 2023
unpad mojok.co

10 Jurusan Tersepi di UNPAD yang Pendaftarnya Hanya Ratusan

27 Maret 2023
sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
perguruan tinggi muhammadiyah mojok.co

5 Perguruan Tinggi Muhammadiyah Terbaik di Indonesia

25 Maret 2023
kip mojok.co

Kecewa dengan Mahasiswa Penerima KIP

26 Maret 2023
kampus bumn mojok.co

9 Kampus Milik BUMN di Indonesia, Prospek Lulusannya Bisa Kerja di Perusahaan Plat Merah

29 Maret 2023

Terbaru

anak band jadi politisi

Dari Panggung Musik ke Panggung Politik, Ini Daftar Musisi yang Jadi Politisi

1 April 2023
pendanaan politik mojok.co

Mengenal Modus Pencucian Uang untuk Pendanaan Politik 

1 April 2023
Kartu Merah untuk Indonesia dari FIFA yang Nggak Punya Power di Tragedi Kanjuruhan. MOJOK.Co

Kartu Merah untuk Indonesia dari FIFA yang Nggak Punya Power Mencoret Israel

1 April 2023
ptn mojok.cp

20 PTN Paling Diminati dalam SNBP 2023, Bukan UI ataupun UGM!

1 April 2023
sma terbaik di yogyakarta mojok.co

10 SMA Terbaik di Yogyakarta Versi LTMPT

1 April 2023
Ibadah Sastra dan Cinta Ala Jalaluddin Rumi di Pesantren Maulana Rumi

Ibadah Sastra dan Cinta Ala Jalaluddin Rumi di Pesantren Maulana Rumi

31 Maret 2023
piala dunia u-20 mojok.co

Jogja Gagal Dapat Limpahan Wisatawan Akibat Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

31 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In