Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Merencanakan Selebrasi, padahal Ngajuin Judul Skripsi Saja Belum. Kebiasaan!

Khawatir tidak punya teman usai sidang skripsi

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
12 September 2021
A A
ilustrasi Merencanakan Selebrasi, padahal Ngajuin Judul Skripsi Saja Belum. Kebiasaan! mojok.co
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Belum juga ngajuin judul skripsi, sudah takut nggak ada yang menemani usai sidang dan takut selebrasi kelulusan bakal kentang. Tuman!

Sebelum benar-benar mengajukan judul skripsi ke dosen pembimbing, beberapa kawan seangkatan saya saat S-1 dulu sudah duluan lulus ujian proposal. Muka mereka semringah betul, mirip kembang pete baru mekar. Dengan mengenakan jas universitas, ia lalu mengajak serombongan kawannya berfoto di depan air mancur fakultas. Beberapa teman setianya ada yang membawakan bunga, membawakan bucket jajan, dan nggak sedikit yang sempat bikin atribut topi-topi ultah lengkap dengan balonnya.

Kalau boleh jujur, saya memang mahasiswa yang cukup lemot mengerjakan skripsi. Judul skripsi gonta-ganti, dan metode penelitian juga bongkar pasang. Ini adalah hal yang wajar. Tapi, selebrasi usai ujian sempro kawan-kawan saya tadi sedikit banyak memacu saya untuk ngebut. Meski kemalasanlah yang bakal menang, setidaknya memang ada sebuah pancingan untuk minimal ngajuin judul skripsi dulu lah, baru mimpi foto di depan air mancur fakultas.

Saya menyelesaikan kuliah sebanyak sepuluh semester, sebab dua semester lainnya saya habiskan dengan mengelilingi pantai-pantai perawan di Malang. Sebuah penyakit yang sering menjangkit mahasiswa-mahasiswa perantauan saat tinggal di Kota Malang. Terlepas dari dolan-dolan itu, memang benar saya juga melakukan selebrasi berkali-kali untuk merayakan kemenangan melawan rasa malas. Ujian magang, saya selebrasi kecil-kecilan, ujian sempro, saya berfoto di depan air mancur, kawan-kawan saya ngasih bucket sayur bayam merah, katanya biar sehat. Tidak lupa, mereka memberi selamat lewat banyak hal yang saya benci, yaitu balon bergambar Frozen dan Sophia the First. Kebangsatan macam inilah yang bikin saya susah lupa.

Setelah ujian atau sidang skripsi, saya juga kembali melakukan selebrasi yang sedikit lebih heboh. Kali ini makin banyak yang kasih hadiah. Saya dikalungi jajanan kemasan semacam Beng-beng, Smax Ring, dan sejenisnya. Sepulangnya dari sidang, saya juga masih sempat minum-minum soda. Iya, soda.

Tunggu dulu, masih ada selebrasi lagi setelah itu. Kamu pikir setelah wisuda saya lalu berdiam diri di kamar? Tidak, Saudaraku. Saya selebrasi lagi dan lebih heboh! Makan-makan satu geng wisuda, foto-foto dengan berbagai sirkel kawan yang berbeda, dengan berkalung selempang gelar, saya juga keliling kampus buat cari spot bagus. Ada yang kasih saya mahkota, ada yang kasih saya boneka, ada yang kasih sekotak cokelat, sementara saya lari-lari pakai kebaya dan riasan MUA yang cukup menor, riuh.

Meskipun menikmatinya, setelah perayaan yang panjang itu usai, ibu saya pernah bertanya sedikit menyindir. “Magang dirayain, ujian proposal dirayain, sampai wisuda dirayain terus, emang semua mahasiswa sekarang begitu ya, Jeng?”

Mau jawab “nggak”, tapi kenyataannya mahasiswa sekarang memang doyan banget merayakan sesuatu. Setiap langkah yang berhasil ditempuh dirayakan dengan senang-senang. Kalau dipikir-pikir, ini semacam tradisi yang nggak perlu, tapi diada-adain. Jangan salah paham, saya ngerti betul bersenang-senang usai melewati yang sulit itu patut dilakukan. Buktinya saya juga begitu. Sayangnya, kebiasaan ini bikin mahasiswa awal tahun pada ngiler dan berangan-angan duluan. Belum juga ngajuin judul skripsi sudah galau, grogi, dan nervous jika nantinya usai sidang dan wisuda, mereka nggak punya teman buat merayakan.

Saya juga nggak bisa menyalahkan mereka perkara “nggak punya teman”. Sobat rebahan yang nggak doyan nongkrong kayak saya juga berhak bahagia dan bersenang-senang atas apa yang mereka tempuh. Tapi, ketahuilah dik adikku sayang, selebrasi hanya dua persen dari proses kelulusan. Kerisauan mikirin selebrasi sebelum sempat mengajukan judul skripsi itu, konyol saja belum. Ngapain mengkhawatirkan hal yang belum pasti menyakitkan. Lagian, nggak selebrasi juga nggak masalah.

Sampai sekarang, yang saya dapat dari selebrasi itu kenangan dan kesenangan yang telah lalu. Selebrasi mahasiswa adalah sebuah upaya menghargai usaha yang telah berhasil dan bentuknya nggak cuma foto-foto di depan fakultas sambil pegang bucket bunga. Saya pernah mendapati seseorang yang saya kenal, mulai ujian magang, proposal, sampai sidang selalu dirayakan dengan lebay. Pakai karangan bunga sebesar ucapan belasungkawa. Hadeeeh, yang beginian malah memalukan, bakalan jadi bahan omongan satu angkatan.

Saran saya sih, jika sekiranya rangkaian selebrasi ini bikin ngiler dan memotivasimu buat lebih cepat mengajukan judul skripsi, ya bagus, tapi ingat-ingat aja selebrasi itu bisa dilakukan dengan beragam bentuk. Misalnya nih, usai sidang kamu pengin merayakannya sendirian, beli makanan yang sejak dulu kamu inginkan, travelling ke tempat-tempat asing, cari hidden gem kek, atau ya, rebahan seharian sambil mematikan ponsel dan laptop unbothered. Banyak lah caranya.

Nggak usah tuman, khawatir berlebihan nggak bakal ada kawan yang mendampingi di setiap langkah-langkah historismu melewati bangku perkuliahan. Halah, jangan kebiasaan menggantungkan kebahagiaanmu atas orang lain. Wong bahagia itu kamu yang merasakan, jangan digantungkan ke teman-teman yang sedikit pun nggak pernah hadir. Rayakan aja sama diri sendiri, sama keteguhanmu yang kokoh, kesabaranmu yang nggak pernah putus, dan komitmenmu buat menyelesaikan apa yang kamu mulai. Dachlach, jangan aneh-aneh, kerjain skripsimu dulu, gih!

BACA JUGA Skripsi Bukan Cuma Formalitas buat Lulus, di Dunia Kerja Kepakai kok! atau artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 10 September 2021 oleh

Tags: budaya selebrasidosen pembimbingkehidupan mahasiswaselebrasisidang skripsiujian skripsi
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

UGM Kampus Terbaik yang Nggak Punya Dosen Problematik MOJOK.CO
Esai

Kuliah di Kampus Besar Seperti UGM Bukan Hanya Soal Gengsi, Salah Satunya Cari Aman dari Dosen Problematik

17 Juni 2025
Dosen Pembimbing (Dosbing) Skripsi di Universitas BSI Tak Ruwet MOJOK.CO
Kampus

Tak Ada Dosen Pembimbing Skripsi Ruwet dan Ilang-ilangan di Universitas BSI, Mahasiswa Dimudahkan Lulus

19 September 2024
Cerita Mahasiswa Ilkom Kampus Swasta Jogja Pilih Nggak Berangkat padahal Sidang Skripsi di Depan Mata MOJOK.CO
Kampus

Cerita Mahasiswa Jogja “Kabur” dari Sidang Skripsi, Tak Rela jika Skrispinya Berujung Jadi Tumpukan Kertas Tanpa Guna

3 September 2024
Mahasiswa Ngotot Skripsi 300 Halaman karena Sok Pintar, Malah Terancam DO dari Kampus Surabaya dan Berujung Susah Cari Kerja MOJOK.CO
Kampus

Ngotot Skripsi 300 Halaman karena Sok Pintar, Malah Terancam DO dari Kampus Surabaya dan Berujung Susah Cari Kerja

2 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.