ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Pojokan

Menyikapi Aktivitas Gunung Berapi Dengan Woles Ala Mbah Rono

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
7 Oktober 2018
0
A A
Menyikapi Aktivitas Gunung Berapi Dengan Woles Ala Mbah Rono

Menyikapi Aktivitas Gunung Berapi Dengan Woles Ala Mbah Rono

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Setidaknya dalam beberapa hari terakhir, Gunung Anak Krakatau yang ada di selat Sunda menjadi sorotan banyak pihak. Hal tersebut karena aktivitas gunung Anak Krakatai memang tercatat sedang aktif-aktifnya.

Gunung Anak Krakatau menunjukkan aktivitas gempa ratusan kali yang terjadi sejak Selasa 2 Oktober 2018 lalu.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kasbani, mengatakan bahwa Gunung Anak Krakatau setiap hari erupsi dan terus menerus mengeluarkan lava pijar.

Informasi seputar aktivitas Gunung Krakatau ini membuat tak sedikit orang khawatir. Maklum saja, dalam kondisi yang penuh bencana seperti sekarang ini, banyak yang kemudian paranoia terhadap berbagai macam potensi bencana, salah satunya adalah gunung meletus. Apalagi, sebelumnya, Gunung Gamalama di Maluku Utara dan Gunung Soputan di Sulawesi Utara juga menunjukkan aktivitas yang serupa.

Nah, di tengah kondisi yang demikian, ahli vulkanologi senior Surono justru memberikan pernyataan nyentrik terkait aktivitas Gunung Anak Krakatau. Lelaki yang kerap dipanggil Mbah Rono ini dengan santainya justru mengajak orang-orang untuk piknik ke Lampung melihat Gunung Anak Krakatau.

Mbah Rono mengangggap bahwa aktivitas Gunung Anak Krakatau yang terus menerus mengeluarkan lava pijar seharusnya bisa dijadikan sebagai komoditas pariwisata yang menarik.

“Kalau menurut saya, ini harusnya dipromosikan. Ayo piknik ke Lampung atau Banten dan waktu malam lihat gunung Anak Krakatau pakai kapal,” kata Mbah Rono.

Ajiiiiiib, greget banget. Ketika yang lain mungkin sedang ketar-ketir panik, Mbah Rono malah ngajak piknik.

Kewolesan Mbah Rono dalam menanggapi fenomena gunung meletus ini usut punya usut ternyata memang sudah terkenal sejak dulu. Maklum, sebagai seorang ahli vulkanologi yang sudah paham nglothok soal aktivitas gunung berapi, ia tentu saja punya pertimbangan-pertimbagan tersendiri dalam bersikap mengenai aktivitas gunung berapi.

Bagi Mbah Rono, erupsi merupakan hal yang lumrah dan memang harus terjadi pada gunung yang berstatus aktif. Menurut dia, asal orang-orang patuh pada petunjuk dari lembaga yang berwenang, maka gunung berapi bukanlah masalah yang besar.

Menurut Mbah Rono, sebagai negara yang punya jumlah gunung berapi terbanyak di dunia, orang-orang Indonesia sudah seharusnya belajar mencintai gunung berapi.

“Ngapainlah khawatir, enggak usah khawatir. Ikuti batasnya.”

Saya jadi ingat beberapa waktu yang lalu, tepatnya awal Juli, Mbah Rono ini juga memberikan komentar yang juga woles terkait dengan aktivitas erupsi strombolian Gunung Agung di Bali.

Saat itu, Mbah Rono diwawancarai oleh salah satu stasiun televisi untuk dimintai pendapat tentang erupsi Gunung Agung.

Dalam wawancara tersebut, si presenter seolah menganggap bahwa erupsi Gunung Agung merupakan peristiwa yang dahsyat lagi gawat.

“Pak Surono, apa pendapat anda tentang erupsi strombolian yang terjadi di gunung Agung ini?” Tanya si presenter.

Tak diduga tak dinyana, Mbah Rono ini dengan santainya menjawab dengan nada yang agak cengengesan.

“Wah, mengasyikan itu, bagus buat tontonan.”

Saya yang melihat siaran wawancara tersebut tentu saja langsung tertawa terbahak-bawak. Oalah, Mbah Rono, Mbah Rono.

Pertanyaan-pertanyaan berikutnya dijawab dengan jawaban yang cerdas tapi ndlogok. Pokoknya, saat itu, insiden erupsi Gunung Agung jadi tampak begitu receh dan jenaka gara-gara Mbah Rono.

Nah, yang paling ndlogok tentu saja adalah saat ia diwawancarai seputar erupsi Gunung Merapi oleh salah satu televisi. Pertanyaan yang ditanyakan kepadanya cukup serius.

“Pak Surono, apakah ada alat yang bisa memprediksi kapan Merapi meletus?”

Dan tahukah Anda apa jawaban si Mbah Rono?

“Kalau mbak tahu toko yang jual alat itu, kasih tahu saya, nanti saya beli!”

Terakhir diperbarui pada 9 Oktober 2018 oleh

Iklan
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Sisi suram kos pasutri di Sleman Jogja MOJOK.CO
Ragam

Sisi Suram Kos Pasutri Jogja, Tetangga Tak Tahu Batasan hingga Jadi Kedok “Hubungan Terlarang”

17 Mei 2025
23 tahun tinggal di Jagakarsa, daerah terluas dan paling nyaman di Jakarta Selatan (Jaksel) MOJOK.CO
Ragam

Puluhan Tahun Tinggal di Jagakarsa, Berdamai dengan Hal-hal Menyebalkan di Balik Label “Daerah Ternyaman” Se-Jakarta Selatan

17 Mei 2025
10 Tahun Derita, Kecamatan Kandangan Dibuang Temanggung MOJOK.CO
Esai

Ribuan Warga Kecamatan Kandangan Dibiarkan Menderita Selama 10 Tahun Lebih oleh Temanggung

17 Mei 2025
Jurusan Sistem Informasi di kampus swasta Jogja. MOJOK.CO
Kampus

Sulitnya Jadi Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi, Disuruh Servis Laptop hingga Dituduh Hacker

17 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
tempe tablet

Tempe ala Sandiaga Uno, dari Tempe Setipis Kartu ATM, Tempe Sachet, Sampai Tempe Sebesar Tablet

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sisi suram kos pasutri di Sleman Jogja MOJOK.CO

Sisi Suram Kos Pasutri Jogja, Tetangga Tak Tahu Batasan hingga Jadi Kedok “Hubungan Terlarang”

17 Mei 2025
Bersyukur jadi lulusan SMK meski diremehkan karena lebih mudah cari kerja ketimbang sarjana MOJOK.CO

Lulusan SMK Diremehkan, Tapi Bersyukur Nasib Lebih Baik ketimbang Sarjana yang Banggakan Gelar tapi Nganggur

14 Mei 2025
Senyum Lebar Petani Kopi Gunung Puntang dan Kaghomasa Bajawa di World of Coffee MOJOK.Co

Senyum Lebar Petani Kopi Gunung Puntang dan Kaghomasa Bajawa di World of Coffee 2025

15 Mei 2025
23 tahun tinggal di Jagakarsa, daerah terluas dan paling nyaman di Jakarta Selatan (Jaksel) MOJOK.CO

Puluhan Tahun Tinggal di Jagakarsa, Berdamai dengan Hal-hal Menyebalkan di Balik Label “Daerah Ternyaman” Se-Jakarta Selatan

17 Mei 2025
Grup Facebook Fantasi Sedarah, sinyal rumah makin tak aman karena hubungan sedarah (inses) MOJOK.CO

Fantasi Menjijikkan 40.000 Ribu Orang di Grup Facebook Fantasi Sedarah, Rumah Sendiri Terasa Makin Tak Aman

16 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.