Jauh-Jauh Kirim Mahasiswa ke Luar Negeri, Ujung-ujungnya Impor Dosen Asing Juga - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
Home Pojokan

Jauh-Jauh Kirim Mahasiswa ke Luar Negeri, Ujung-ujungnya Impor Dosen Asing Juga

Prima Sulistya oleh Prima Sulistya
22 April 2018
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Maunya pemerintah apa sih? Mahasiswa disuruh kuliah ke luar negeri, eh sekarang dosen asing disuruh ngajar di sini.

Halo, anak-anak LPDP, sudah cukup deg-degan membaca berita dosen asing boleh bekerja full time di Indonesia? Hehehe.

Bukan cuma dosen dan para awardee yang terhormat yang deg-degan, kalau mau tahu, guru-guru juga ikut sport jantung. Jangan-jangan habis ini guru SMA juga boleh impor? Guru-guru sekolah internasional? Guru-guru kelas internasional? Guru-guru les bahasa asing? Guru kungfu? Guru masak?

Wajar guru, dosen, dan awardee resah, konsumen kita kan silau sama yang asing-asing. Ini ke-nya-ta-an. Apalagi kalau asingnya ori. Belajar yoga langsung dengan guru dari India. Belajar bahasa Inggris sama native dari UK. Belajar ngaji sama hafiz dari Arab.

Bungkus luarnya, ini kayak sentimen asing vs pribumi. Lapisan di bawahnya, ini soal perebutan kesempatan kerja.

Baca Juga:

Alasan Memilih Sekolah Mahal di Jogja

Sekolah Mahal di Jogja, Ada Rupa Ada Harga

Adaptasi Metode Educate Yourself, Program Swabelajar Akan Masuk Kurikulum 2021

Ya, gimana nggak minder. Kalau ngomong dosen, asing pula, pikirannya pasti melayang ke orang-orang kaukasia itu. Dan jelas mereka lebih unggul karena kiblat pendidikan kita ke sana semua. Diktat kuliah, buku dari ilmuwan luar. Seminar internasional, yang ngisi peneliti luar. Model pendidikan ideal, dari luar. Ki Hadjar Dewantara who? Yang bikin slogan di topi SD itu yha?

Katanya, ini mental poskolonial. Mental negara yang pernah dijajah. Ngomong soal ini saya jadi pengin cerita.

Ada teman saya suatu hari bertanya, kenapa ya orang Barat itu kalau pidato bagus-bagus? Dari pejabat sekelas Obama, siswa SMA, sampai bocah balita yang videonya wara-wiri viral. Mereka tuh kayak… fasih banget ngomong. Bisa lugas, jelas, dan mengena, gitu.

(Saat si teman bertanya, kami masing-masing langsung bayangin Sandiaga Uno diwawancarai soal banjir.)

Agak nggak pentinglah analisis warung kopi yang kami bikin untuk menjawab pertanyaan itu. Poinnya sih, kadang memang ada praduga yang merupakan bawaan dari mental minder bekas jajahan. Tapi, di lain waktu, ada momen-momen yang bikin kita kalah beneran.

Misal, kayak guru bahasa Inggris yang pasti minder kalau dibandingin guru bahasa Inggris native. Hiks.

Saya heran sama pemerintah. Mereka menentukan kebijakan kayak merumuskan nomor togel saja. Spontan tiap bangun tidur, bawaannya pengin bikin kebijakan baru. Sementara orang di mana-mana berteriak, cari kerja susah, kesenjangan ekonomi makin ekstrem, mereka malah bikin pernyataan yang nggak pernah lengkap.

Iya, setiap ada kehebohan seperti ini, akarnya selalu sama kok. Penjelasannya nggak lengkap. Detailnya mana, wahai pemerintah? Wajar orang jadi insecure. Mereka kan memang nggak ngerti ini duduk perkaranya kayak apa. Akhirnya respons pertamanya ya marah. Persis kamu yang marah kalau diputusin tanpa penjelasan detail. Padahal ternyata putus pacaran untuk diajak menikah. Maksudnya baik jadi buruk karena tidak selesai mengutarakannya. Kayak video yang dipotong.

Sejumlah orang sudah menulis soal baik buruknya membolehkan dosen asing bekerja penuh waktu di Indonesia. Tapi, itu soal lain, itu bahasan soal mutu dan kualifikasi. Sementara, hal yang bikin orang resah ialah perkara gaji dan kesempatan kerja. Bukankah itu yang bisa kita tangkap dari kepanikan yang menyertai hoax sekian juta pekerja China masuk Indonesia? Beritanya sih hoax, sudah dikonfirmasi Menteri Tenaga kerja, tetapi rasa takutnya riil.

Saya rasa, orang bukan anti sama asing. Buktinya kita masih menjadikan kuliah ke luar negeri sebagai tolok ukur mutu dan kebanggaan. Tidak sedikit juga yang senang ketika dosen bermutu dari penjuru dunia kini mungkin untuk mengajar di Indonesia. Tapi, bagi tenaga kerja, perlu ada kepastian di muka. Bagaimana nasib dosen yang sekarang sudah ada? Nasib dosen honorer? Nasib anak-anak yang sedang kuliah di luar negeri? Nasib kesetaraan gaji dan jaminan tidak ada diskriminasi?

Cukup dengan merasakan kehidupan sehari-hari orang kebanyakan, harusnya presiden atau menteri paham hal-hal seperti ini. Sederhana sekali. Bagaimana mau meningkatkan mutu pemerintahan kalau yang pejabatnya sulit paham? Masak kita perlu impor presiden dan menteri asing yang lebih berkualitas?

Terakhir diperbarui pada 26 April 2018 oleh

Tags: dosen asingimpor dosenPendidikan
Prima Sulistya

Prima Sulistya

Penulis dan penyunting, tinggal di Yogyakarta

Artikel Terkait

Alasan Memilih Sekolah Mahal di Jogja

Alasan Memilih Sekolah Mahal di Jogja

1 Juli 2021
Sekolah Mahal di Jogja, Ada Harga Ada Rupa

Sekolah Mahal di Jogja, Ada Rupa Ada Harga

1 Juli 2021
Adaptasi Metode Educate Yourself, Program Swabelajar Akan Masuk Kurikulum 2021 mojok x firal satire mojok.co

Adaptasi Metode Educate Yourself, Program Swabelajar Akan Masuk Kurikulum 2021

1 Juni 2021
Aktivisme dan Masalah Pendidikan di Indonesia

Aktivisme dan Masalah Pendidikan di Indonesia

7 Mei 2021
Dibanding Finlandia atau Jepang, Standar Mutu Pendidikan di Indonesia Sebenarnya Tak Selalu Lebih Ambyar

Dibanding Finlandia atau Jepang, Standar Mutu Pendidikan di Indonesia Sebenarnya Tak Selalu Lebih Ambyar

6 Mei 2021
Sri Wahyaningsih: Belajar Mandiri Ala Sanggar Anak Alam

Sri Wahyaningsih: Belajar Mandiri Ala Sanggar Anak Alam

8 Januari 2021
Pos Selanjutnya

Mungkinkah Ini Misi Rahasia yang Diemban DJ Katty Butterfly?

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Jauh-Jauh Kirim Mahasiswa ke Luar Negeri, Ujung-ujungnya Impor Dosen Asing Juga

22 April 2018
Sinar Mandiri melaju di Pantura MOJOK.CO

Melintasi Pantura Bersama Roda Lusuh Bus Sinar Mandiri

21 Mei 2022
makam raja-raja imogiri mojok.co

Mengenang Kebesaran Raja-raja Jawa di Pajimatan

18 Mei 2022
mie ayam om karman mojok.co

Mie Ayam Om Karman, Filosofi Meja Terisi, dan Semangat Perantau Wonogiri

22 Mei 2022
Rahasia Mie Gacoan MOJOK.Co

Rahasia Mie Gacoan Jadi Jagoan Mie Pedas di Jawa dan Bali

20 Mei 2022
Jarang Pulang ke Rumah karena Gampang Mabuk Perjalanan

Ringkasan Cerita ‘KKN di Desa Penari’ buat Para Pemalas dan Penakut

29 Agustus 2019
mie ayam pak kliwon mojok.co

Mie Ayam Pak Kliwon, Kesayangan Anak Teladan

15 Mei 2022

Terbaru

rowo bayu mojok.co

Menelusuri Sejarah Rowo Bayu yang Diduga Jadi Lokasi Asli KKN Desa Penari

24 Mei 2022
Mobil Listrik Makin Nggak Menarik ketika Tarif Dasar Listrik Bakal Naik MOJOK.CO

Mobil Listrik Makin Nggak Menarik ketika Tarif Dasar Listrik Bakal Naik

24 Mei 2022
Ganjar Pranowo

Muncul Sinyalemen Dukungan dari Jokowi, Ganjar Pranowo Nggak Mau Kegeeran

23 Mei 2022
Affandi dalam Pusaran bulan Mei dan PKI

Affandi dalam Pusaran Bulan Mei dan PKI

23 Mei 2022
budi karya sumadi mojok.co

Berhasil Merajut Transportasi Nusantara, Menhub Dianugerahi Gelar Doktor Hc dari UGM

23 Mei 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In