Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Jerinx SID, Cerita Misteri, Hingga Sabdo Palon: Tentang Identitas dan Cara Mengatasi Kegelisahan

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
30 April 2020
A A
Jerinx SID, Cerita Misteri, Hingga Sabdo Palon: Tentang Identitas dan Cara Mengatasi Kegelisahan
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Cerita misteri, Sabdo Palon, hingga konfrontasi Jerinx SID merupakan wujud identitas mengatasi kegelisahan akan pandemi virus corona. Kita bisa apa?

Virus corona ini memang “unik” sekali. Saya bilang unik karena sesuatu yang “kecil” bisa menghadirkan “perihal besar” yang sebelumnya tidak pernah menjadi narasi utama. Perihal besar yang sebelumnya seperti ada di balik bayang-bayang.

Perihal besar yang saya maksud adalah berkaitan dengan identitas seseorang. Bukan, bukan sekadar nama dan alamat. Identitas yang saya maksud adalah sebuah penanda yang menentukan tingkah laku, kebiasaan, dan berbagai hal yang sebelumnya dipegang teguh.

Jadi, selama pandemi virus corona ini muncul berbagai tema obrolan yang sangat menarik. Berkaitan dengan cerita misteri, klenik, hingga teori konspirasi.

Mulai dari Sabdo Palon, gejolak alam terkait “pagelaran”, hingga Jerinx SID yang pemberani. Saya sering dibuat kagum sama Jerinx yang berani menabrak pandangan umum. Banyak yang menyebut Jerinx bodoh. Namun, di mata saya, ini soal identitas. Dan saya tidak akan menyalahkan Jerinx.

Ya, semuanya soal identitas beberapa dari kita. Kenapa obrolan soal Sabdo Palon, klenik, pagelaran, hingga keberanian Jerinx disuntik virus corona muncul ke permukaan? Karena ini identitas. Pada titik tertentu, fenomena ini menjadi sebuah cara untuk mengatasi kegelisahan akan sesuatu yang belum bisa dipahami.

Obrolan soal Sabdo Palon, klenik, berbagai cerita misteri, dan keberanian Jerinx ini ramai betul di kampung saya. Bapak-bapak dan para pemuda menjadikannya sebagai obrolan ketika ronda, ketika keliling mengambil jimpitan, atau sekadar mampir ke rumah tetangga untuk berbagi bumbu dapur, garam, dan gula.

Mereka, orang-orang Jawa, memandang sekarang inilah zaman terjanji itu, ketika Sabdo Palon menagih janji. Meminta kembali apa yang menjadi haknya. Sebuah kalimat yang hampir selalu mengiringi adalah, “Wong Jowo ilang jawane.” Artinya, orang Jawa sudah kehilangan sifat-sifat jawanya.

Apa itu? Ya berkaitan dengan sifat-sifat baik orang Jawa. Misalnya rendah hati, sopan, peduli dengan tetangga, tenggang rasa, menjaga alam, dan lain sebagainya. Hal-hal yang sebetulnya sangat besar maknanya, tetapi kini terlihat kecil. Bukankah ini identitas kita, para orang Jawa, sejatinya?

Banyak orang kesulitan memahami apa itu virus corona. Ini kenyataan, lho. Bagaimana bisa, benda yang “teramat kecil” merusak tatanan dunia dan bikin Jerinx marah-marah?

Hal-hal demikian, yang bahkan sudah ada kajiannya, terkadang tidak masuk ke dalam logika banyak orang. Oleh sebab itu, mereka berlindung, menjadi nyaman dengan hal-hal yang sudah dipahami sejak kecil: kepercayaan akan identitasnya, termasuk Jerinx yang konfrontatif.

“Oh, virus corona itu karena murka alam. Ini tanda-tanda pagelaran akan terjadi. Banyak orang akan mati.” Kalimat demikian jangan disepelekan. Bagi banyak orang, kalimat ini adalah sebuah alat untuk bikin ayem atine dewe-dewe, bikin terhindar dari kegelisahan.

Lho, ada cerita misteri yang menandakan mau bencana kok malah santai? Bagi orang Jawa, terkadang, sikap sempurna bukan panik, tetapi nderek kersane Gusti Allah, nrimo ing pandum.

Ya, pasrah kepada maunya Tuhan dan iklas menerimanya sebagai bagian dari kehidupan. Iya, nrimo ing pandum. Kalimat yang sebetulnya sangat indah tetapi maknanya direduksi ketika digunakan untuk mengkritik rendahnya UMK Jogja itu.

Iklan

Setelah gagal memahami virus corona, lalu bisa berdamai dengan diri sendiri dengan ungkapan nderek kersane Gusti Allah, mereka lalu masuk dalam proses berpikir tahap selanjutnya: bagaimana sebaiknya kita berlaku supaya terhindar dari bahaya?

Caranya sangat sederhana: tenggang rasa, gotong royong, peduli dengan tetangga, dan lain sebagainya. Ada yang menyisihkan sejumlah sembako untuk tetangganya yang kekurangan. Ada yang rutin menengok tetangganya yang sudah sepuh dan sakit-sakitan. Ada yang membuat komunitas menjahit masker untuk dibagikan gratis. Ada yang membeli hand sanitizer lalu dibagikan ke warga dalam paket-paket kecil. Ada yang membuat dapur umum, yang sempat dibubarkan sama apparat itu. Dan lain sebagainya.

Semuanya dilakukan semata-mata karena takut ramalan wong Jowo ilang jawane semakin jadi kenyataan. Semua orang mengembalikan semuanya ke dalam identitas kebaikan. Dari ketidaktahuan, dari kegelisahan akan virus corona, membuat beberapa orang sadar kalau hanya kebaikan yang akan menjaga kita dari kesengsaraan.

Bagaimana dengan Jerinx? Setiap orang berhak punya prinsip. Entah prinsip itu akan menggangu orang lain atau bahkan diterima. Yang utama dan pertama adalah orang berhak punya prinsip. Untuk soal Jerinx, saya rasa memang demikian sifat yang ada di dalam dirinya. Sudah jadi identitasnya.

Kita bisa melacaknya dari komentar Nora, istri Jerinx. Nora jengah dengan netizen yang mengarahkan keluhannya kepada dirinya. Bagi Nora, kalau mau ngamuk sama Jerinx ya silakan alamatkan ke Jerinx sendiri, jangan ke dirinya. Nora menambahkan: begitulah sifat Jerinx, yang kritis akan segala hal. Sifat-sifat itu yang membentuk identitasnya.

Terkadang, yang dibilang Simon & Gerfunkel memang benar adanya:

“People hearing without listening.”

“People talking without speaking.”

Orang-orang sekadar mendengar tetapi enggan memahami Jerinx. Orang-orang mendengar sekadar untuk membantah. Orang-orang berbicara tetapi tidak ada makna. Apakah memang sangat sulit untuk tidak merendahkan orang lain? Suka merendahkan orang lain juga bagian dari wong Jowo ilang jawane, btw. Ehh, lagi-lagi kembali ke identitas.

Pada akhirnya, identitas menentukan cara orang mengatasi kegelisahannya. Ada yang berpedang kepada fenomena cerita misteri hingga janji Sabdo Palon. Ada pula yang mengkonfrontasi seperti Jerinx. Pada titik tertentu, yang perlu kita lakukan adalah memahaminya sebagai sesuatu yang “ada” ketimbang sibuk menghabiskan energi untuk “mencela”.

BACA JUGA Dear Bli Jerinx, Simak Tips Meredam Emosi Berikut Ini atau tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 30 April 2020 oleh

Tags: cerita misterijerinxmaskermelawan coronapandemi coronaSabdo Palonvaksin coronavirus coronawong jowo ilang jawane
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Naik Kereta Api di Jogja Tak Harus Gunakan Masker Lagi. MOJOK.CO
Kilas

Naik Kereta Api di Jogja Tak Harus Gunakan Masker Lagi

13 Juni 2023
mobil nyasar di hutan mojok.co
Sosial

4 Kisah Mobil Nyasar secara Misterius, Terbaru di Hutan Pati

16 Februari 2023
A-Z Masalah UU ITE: Panduan Memahami Masalah UU ITE yang Banyak Banget MOJOK.CO
Esai

A-Z Masalah UU ITE: Panduan Memahami Masalah UU ITE yang Banyak Banget

29 September 2021
Nora Tidak Menjinakkan Jerinx, tapi Dia Memberi Cinta dalam Bentuk Pilihan MOJOK.CO
Pojokan

Nora Tidak Menjinakkan Jerinx, tapi Dia Memberi Cinta dalam Bentuk Pilihan

15 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.