Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Di Sebuah Kafe yang Belum Premium Akun Spotify-nya

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
20 Februari 2019
A A
kafe
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sejak bekerja di Mojok dan mulai tinggal di Jogja beberapa tahun yang silam, saya mulai terbawa suasana dan ikut-ikutan kebiasaan banyak mahasiswa jogja: ngafe.

Konon katanya, di Jogja, kafe menjadi salah satu tempat di mana banyak anak-anak muda menemukan jodohnya. Itu pula yang dulu memaksa saya untuk membiasakan diri agar sering-sering nongkrong di kafe. Biar dapat jodoh. Atau setidaknya bisa dapat kenalan mbak-mbak.

Ealah, ternyata mleset. Saya malah blas nggak pernah dapat gebetan dari kafe. Yah, mungkin memang jodoh saya bukan dari situ.

Saya ingat betul dulu pertama kali saya ngafe. Diajak oleh sastrawan kondang bernama Puthut EA. Saya pesan air panas, dan kopinya saya bawa sendiri.

“Heh, ojo nggawe aku isin, Gus…” kata Puthut EA.

“Ben ngirit, Mas…”

Awal-awal saya mulai sering nongkrong di kafe, saya biasanya mengajak kawan. Maklum, saya masih merasa kikuk kalau harus nongkrong sendirian. Seiring berjalannya waktu, saya mulai berani nongkrong sendiri.

Saya bukan tipikal orang yang hobi menjelajahi kafe-kafe di penjuru Jogja. Kalau saya sudah nemu satu atau dua yang bagi saya cukup nyaman dan dekat, maka itu yang akan selalu saya jadikan jujugan.

Nah, sudah setahun terakhir ini, saya sering sekali menghabiskan waktu malam saya di sebuah kafe yang lokasinya tak jauh dari kosan saya. Di Sekitaran jalan Kaliurang atas.

Kafe ini menjadi satu dari tiga kafe yang sering saya sambangi. Saya tidak akan menyebut nama, takut dikira promosi.

Orang-orang tentu punya alasan khusus kenapa ia suka nongkrong di sebuah kafe tertentu. Khusus untuk saya, alasannya tak muluk-muluk: yang penting tempatnya dekat, nyaman, dan tidak terlalu riuh.

nah, kafe kebanggaan saya ini memenuhi sayarat tersebut.

Selain tempatnya nyaman, tidak riuh, juga kopinya enak –atau setidaknya, cocok dengan lidah saya yang nggak expert-expert amat soal kopi, dan playlist lagu yang diputar selalu easy listening –walau akun spotifynya belum premium, padahal speakernya Harman Kardon.

Saking seringnya, saya sampai punya semacam loyalty card sendiri. Tiap kali pesan minum, saya dapat satu stempel, nanti setiap saat saya bisa mengumpulkan lima stempel, saya berhak mendapatkan satu kopi gratis.

Iklan

Saya punya spot favorit: di pojokan. Dekat sebuah pot tanaman palem komodoria. Tanaman yang selalu mengingatkan saya dengan leluhur keluarga sebab makam kakek dan buyut-buyut saya selalu ditanami tanaman ini.

Saya hampir selalu menjadi pengunjung yang pulang terakhir. Di detik-detik kritis sesaat sebelum jam tutup kafe.

Tiap kali menjadi pengunjung yang pulang terakhir, saya selalu gelisah atas apa yang dipikirkan oleh si penjaga kafe. Apakah saya dianggap sebagai pelanggan yang setia dan menyenangkan, atau justru dianggap sebagai pelanggan yang menyebalkan karena sering pulang terakhir sehingga mungkin membuat mereka tidak bisa menutup kafe lebih awal.

Ah, entahlah.

Di pojokan yang lain, dekat dengan pintu, sebuah mural tulisan selalu siap menyambut dan melepas saya.

“If you bring me coffee without having to ask, then i love you.”

Saya selalu pulang dengan pikiran yang sama: Cinta tak pernah semudah itu, sayangku.

Jika Anda tahu kafe yang saya maksud, syukurlah. Kalau kebetulan Anda datang ke kafe ini dan mendapati saya sedang duduk di pojokan, jangan ragu untuk menyapa dan duduk semeja dengan saya.

Nanti kita ngobrol banyak sembari mendengarkan lantunan lagu dari akun spotify yang belum juga premium itu.

Terakhir diperbarui pada 20 Februari 2019 oleh

Tags: Jogjakafe
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Atlet pencak silat asal Kota Semarang, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, raih medali emas di SEA Games 2025 Thailand MOJOK.CO

Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

22 Desember 2025
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

18 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025

Video Terbaru

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.