ADVERTISEMENT
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Pojokan

Dari Mabuk Aibon Sampai Minyak Goreng Bekas, Bukti Masyarakat Indonesia Berbakat Melakukan Pembangkangan Sipil

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
19 Juli 2021
0
A A
pembangkangan publik
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Urusan melakukan pembangkangan sipil, masyarakat Indonesia ini sudah punya bekal yang amat bagus.

Upaya penanganan pandemi yang dilakukan oleh pemerintah dianggap tidak efektif dalam memutus rantai penyebaran Covid-19. Hal tersebut pun berimbas pada tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dalam upaya penanganan pandemi yang memang terus turun dengan teratur.

Bukan hanya gagal, pemerintah pun dianggap ceroboh dan sembrono. Banyak kebijakan yang dianggap tidak konsekuen dengan semangat penanganan pandemi.

Pemerintah misalnya, bukannya menutup akses masuk bagi wisatawan di masa awal pandemi seperti yang dilakukan oleh banyak negara lain, mereka justru memberikan insentif dan diskon tiket pesawat serta membayar banyak influencer untuk mempromosikan pariwisata Indonesia. Pemerintah melarang keras mudik dan bahkan melakukan usaha-usaha penyekatan namun di sisi lain mereka justru tetap menggelar pilkada serentak. Pemerintah juga meminta masyarakat untuk berdiam diri di rumah dan menjaga protokol kesehatan namun mereka sendiri justru mengeluarkan rancangan undang-undang kontroversial yang tentu bakal memancing banyak orang untuk berdemo dan menolaknya beramai-ramai.

Yang paling menyebalkan, pemerintah terus melakukan usaha-usaha semi karantina atau pengetanan dari PSBB sampai PPKM untuk membatasi aktivitas masyarakat namun di sisi lain mereka tak mau menjamin kebutuhan pokok masyarakat sesuai dengan undang-undang.

Kondisi yang semakin sulit bagi masyarakat itu bukan hanya melahirkan solidaritas kolektif rakyat bantu rakyat atau warga bantu warga. lebih dari itu, kondisi sulit ini juga melahirkan seruan untuk melakukan pembangkangan sipil.

Baca Juga:

praktik tying minyakita mojok.co

Salahi Aturan, Praktik Bundling Minyak Goreng Rakyat dengan Produk Lain Merebak di Jogja

15 Februari 2023
jokowi sentil mendag

Jokowi Sentil Mendag, Minta Semua Menteri Fokus Bekerja

12 Juli 2022

Entah butuh waktu berapa lama lagi sampai pembangkangan sipil dalam skala besar bisa terjadi. Namun yang jelas, jika memang hal tersebut terjadi, maka masyarakat kita tentu bakal bisa membangkang dengan elegan, sebab sedari awal, masyarakat Indonesia memang sudah dibekali dengan seni membangkang. Bukan hanya terhadap pemerintah, namun juga terhadap norma, tatanan, dan aturan apa pun.

Kreativitas masyarakat Indonesia dalam membangkang terhadap berbagai aturan yang ada adalah legacy besar dari leluhur yang senantiasa punya kalimat pegangan hidup berupa “Mbuh piye carane”.

Tak perlu susah-susah untuk bisa mencari contoh pembangkangan-pembangkangan ini. Yang paling mudah, amati saya ulah para pemabuk alternatif yang doyan sekali menemukan resep-resep ajaib hanya untuk bisa nge-fly.

Bagi para pemabuk di Indonesia ini, membangkang terhadap tatanan-tananan dunia permabukan sudah menjadi sebuah seni.

Lha gimana, untuk mabuk, orang Indonesia tak harus minum minuman alkohol. Mereka bisa menggunakan banyak subtitusi lain yang tak kalah dahsyat efeknya dalam memberikan sensasi “liyut”.

Kalau mau yang berbau nabati, ada jamur tletong dan kecubung. Dua materi yang lebih dari cukup untuk bikin orang liyut dan tinggi.

Kalau mau level yang anak-anak, ada lem aibon. Bayangkan, hanya dengan menghisap lem aibon, orang-orang bisa mengubah fungsi lem yang tadinya sebagai perekat melamin, fiber, atau logam, menjadi perekat antara kesadaran dan ketidaksadaran.

Yang lebih ekstrem lagi, ada orang yang sengaja mencari sensasi liyut dengan minum obat antimabuk namun dengan dosis yang berlebihan.

Bayangkan, ada orang mabuk justru dengan obat antimabuk. Ini bukan hanya bentuk pembangkangan terhadap tatanan, namun juga pembangkangan terhadap konsep-konsep farmasi.

Yang paling dahsyat tentu saja adalah kreativitas orang-orang Indonesia yang mencoba mabuk dengan minum air rebusan pembalut. Bayangkan, betapa mabuk bisa menjadi perkara yang bukan hanya sentimentil, tapi juga intim. Ini tentu pembangkangan yang jauh lebih goks. Sebab ia bukan hanya bentuk pembangkangan, namun juga bentuk gocekan terhadap aturan hukum yang berlaku.

Lha gimana, tren mabuk menggunakan air rebusan pembalut yang sempat heboh beberapa tahun yang lalu ini memang cukup bikin pusing pihak kepolisian. Maklum, pihak kepolisian sampai saat ini belum bisa memberikan tindakan hukum untuk menjerat para pemabuk pembalut karena berdasarkan undang-undang narkotika, pembalut bukanlah narkoba.

“Kami tidak bisa menindak mereka, tindakan hukum tidak bisa karena barang yang digunakan legal dan bukan narkotika atau psikotropika,” ujar Kepala Bidang Pemberantasan BNN Provinsi Jateng Ajun Komisaris Besar Suprinarto ketika dimintai komentar terkait fenomena mabuk dengan rebusan air pembalut.

Skor sementara, Pemabuk 1 – 0 Aparat.

Itu kan pemabuk. Pemabuk memang harus banyak akal untuk bisa tetap “liyut” dan bisa bersiasat dengan kondisi. Jadi wajar. Kalau masyarakat biasa gimana?

Alah, Bung. Di Indoesia ini nggak ada masyarakat biasa. Semuanya luar biasa. Urusan pembangkangan terhadap nilai dan tatanan, mereka juga dahsyat.

Wis tho. Paling simpel. Itu pabrik-pabrik minyak goreng besar yang mereknya multinasional itu sok-sokan bikin minyak goreng murni lah, minyak goreng bisa diminum lah, minyak goreng tiga kali penyaringan lah. Toh ketika sampai di tangan pedagang gorengan, itu minyak goreng juga dipakai berkali-kali sampai warnanya item kayak oli.

Kurang membangkang gimana, coba?

Nah, dengan aneka rekam jejak tersebut, maka sudah bisa dibayangkan, pembangkangan-pembangkangan apa saja yang bisa dilakukan oleh masyarakat Indonesia ketika kondisi ekonomi dan sosial semakin kacau.

Pemerintah harus mulai mewaspadai potensi ini.


BACA JUGA Ketimbang Sinetron Ikatan Cinta, Pak Mahfud MD Seharusnya Menonton Tayangan-Tayangan Televisi Ini dan artikel AGUS MULYADI lainnya. 

Terakhir diperbarui pada 19 Juli 2021 oleh

Tags: minyak gorengpembangkangan publik
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

praktik tying minyakita mojok.co
Ekonomi

Salahi Aturan, Praktik Bundling Minyak Goreng Rakyat dengan Produk Lain Merebak di Jogja

15 Februari 2023
jokowi sentil mendag
Ekonomi

Jokowi Sentil Mendag, Minta Semua Menteri Fokus Bekerja

12 Juli 2022
Yuna Pancawati mojok.co
Ekonomi

Pedagang Pusing, Beli Minyak Goreng Curah Pakai PeduliLindungi

29 Juni 2022
BLT Minyak Goreng, Usaha Receh Menyelamatkan Muka Pemerintah
Esai

BLT Minyak Goreng, Usaha Receh Menyelamatkan Muka Pemerintah

6 April 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
ilustrasi Kangen Mruput ke Warung Fotocopy dan Mampir ke Kantin Sekolah buat Isi Ulang Energi mojok.co

Kangen Mruput ke Warung Fotocopy dan Mampir ke Kantin Sekolah buat Isi Ulang Energi

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Politikus Senior Boyolali Seno Gedhe Ungkap Popularitas Jokowi Dulu dan Sekarang

Politikus Senior Boyolali Seno Gedhe Ungkap Popularitas Jokowi Dulu dan Sekarang

5 Desember 2023
Tragedi kematian mahasiswa jogja.MOJOK.CO

Rentetan Kematian Mahasiswa Jogja di Kos Sepanjang 2023, Tragedi Memilukan di Kota Pendidikan

8 Desember 2023
Cerita Penjual Duwet tentang Hal-hal yang Hilang di Pasar Legi Kotagede MOJOK.CO

Cerita Penjual Duwet Tentang Hal-hal yang Hilang di Pasar Legi Kotagede

4 Desember 2023
ganjar pranowo cari suara di masterchef indonesia

Netizen Sindir Ganjar Pranowo Saat Tampil di Masterchef Indonesia

5 Desember 2023
Susahnya Memotret Perilaku Pemilih Generasi Z untuk Pemilu 2024

Susahnya Memotret Perilaku Pemilih Generasi Z untuk Pemilu 2024

7 Desember 2023
Pendaki Nekat di Gunung Marapi hingga Merapi.MOJOK.CO

Gunung Marapi hingga Merapi, Pendaki Nekat di Gunung Berstatus Waspada hingga Siaga Masih Terus Terjadi

7 Desember 2023
kecamatan depok sleman.MOJOK.CO

Geliat Kecamatan Depok Sleman dengan 24 Kampus dan Deretan Pusat Hiburan, Bisa Jadi Kabupaten Tersendiri?

9 Desember 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In