Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Pojokan

Betapa Menyebalkannya Membaca Berita Tentang Anak Orang Miskin yang Berhasil Lulus Kuliah

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
25 Juli 2021
0
A A
lulus kuliah
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Di masa ketika kampus ada di mana-mana, lulus kuliah seharusnya adalah hal yang biasa, baik orang miskin maupun kaya.

Sangat masuk akal rasanya jika Mahfud Ikhwan, sastrawan pilih tanding itu menyentil berita tentang anak petani karet yang berhasil lulus kuliah dengan status cumlaude di UGM.

“Sebagai anak petani yang sudah tak menanam karena tak bertanah yang lulus UGM, lubang hidung saya jadi gatel kalau baca berita macam ini. Apa anak petani memang sudah selangka itu di UGM, Jo?” Begitu komentarnya melalui dinding Facebooknya.

Saya pikir, kegelisahan, atau setidaknya, rasa tak habis pikir, atas aneka berita yang menceritakan tentang anak-anak miskin yang lulus kuliah dengan dengan atau tanpa status cumlaude juga dirasakan oleh banyak orang.

Entah kenapa, tiap tahun ajaran baru, selalu saja ada berita-berita macam itu. “Anak tukang becak lulus cumlaude di UGM”, “Buruh tani ini sanggup kuliahkan anaknya dua orang anaknya sampai lulus”, “Lulusan terbaik UI tahun ini ternyata anak penjual lotek”, dan aneka-aneka judul lainnya dengan konsep yang sama.

Awalnya, berita-berita macam itu memang terasa sebagai sebuah motivasi. Bahwa orang miskin bisa juga punya kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi dan mendapatkan peluang yang sama dengan orang-orang yang lebih makmur. Namun ketika hal itu terjadi terlalu sering, sensasi motivasi itu justru menjadi tergerus dan perlahan hilang.

Ia justru semakin menunjukkan bahwa orang miskin yang bisa lulus kuliah adalah hal yang sangat langka, dan saking langkanya, karena itulah ia kemudian layak untuk diberitakan.

Dalam konteks sentilan Mahfud Ikhwan yang menyentil berita tentang anak petani yang lulus cumlaude dari UGM, itu bisa menjadi semakin getir, sebab bagaimana pun, UGM adalah kampus yang dulu pernah dijuluki sebagai kampus rakyat. Kampus yang “seharusnya” memang lebih banyak diisi oleh rakyat kebanyakan.

Anak miskin, atau setidaknya anak dari orangtua yang pekerjaannya tidak mentereng, seharusnya memang lumrah jika lulus (utamanya cumlaude) dari UGM. Ha kampus rakyat, je.

Hal yang biasa, maka seharusnya juga ditanggapi biasa. Bukan malah sampai diberitakan. Ketika ia diberitakan, ia justru menjadi kasus yang luar biasa.

Benar bahwa orang-orang memang selalu menyukai kisah from zero to hero, bahwa kisah tentang orang-orang yang miskin, orang-orang yang tidak berada, orang-orang yang terpingirkan, namun berhasil meraih sesuatu, akan selalu menjadi kisah yang layak dijual. Namun kisah orang miskin yang lulus kuliah saya pikir memang terlalu overrated untuk dimasukkan sebagai kisah from hero to zero.

Dunia perkuliahan sekarang sudah tidak seperti masa 20-30 tahun lalu, di mana orang-orang yang bisa kuliah hanya mereka yang memang benar-benar kaya. Sekarang, kuliah sudah menjadi sesuatu yang amat biasa. Menjadi mahasiswa saat ini bukan lagi perjuangan yang berdarah-darah.

Kampus-kampus berdiri dengan jumlah yang amat banyak seperti jamur di musim penghujan. Dari yang seleksinya susah sampai yang masuknya bahkan perlu dipaksa karena saking sepinya peminat. Dari yang ngasih bonus kalender buat mahasiswa baru sampai yang ngasih bonus laptop. Dari yang rektornya rangkap jabatan sampai yang rektornya kayak nggak punya jabatan. Semuanya ada.

Dengan kondisi seperti itu, bukanlah hal yang istimewa ketika seseorang bisa kuliah dan lulus. Mau ia miskin atau tidak, mau ia cumlaude atau tidak.

Di media sosial, utamanya Twitter, kini sudah mulai terbaca jelas sentimen terhadap berita-berita macam itu. Banyak orang mulai alergi dengan berita-berita macam itu. Romantisasi kemiskinan dalam perspektif kesuksesan ini terasa semakin menyebalkan dan membosankan, untuk tidak menyebutnya norak. Dan saya tampaknya memang harus sepakat.

Saya pikir media-media juga kampus-kampus memang sudah tak perlu lagi mengglorifikasi anak miskin yang lulus dari kampus. Biarlah itu menjadi hal yang biasa saja, sebab hal itu memang sudah seharusnya menjadi biasa.

Jangan sampai hal yang biasa justru diluarbiasakan. Sebab itu bakal melahirkan standar biasa yang baru. Sama seperti slogan salah satu calon kepala daerah beberapa waktu lalu: Mboten korupsi mboten ngapusi.

Betapa menyedihkannya, ketika ada calon kepala daerah menjual status jujur dan tidak korupsi kepada calon pemilihnya, padahal jujur dan tidak korupsi adalah hal yang memang sudah seharusnya dimiliki oleh siapa pun yang menjadi kepala daerah.

Jujur dan tidak korupsi itu harusnya sebuah kewajiban yang biasa saja, bukan nilai tambah yang istimewa dan spesial.

Begitu pula orang miskin yang lulus kuliah.


BACA JUGA: Cara cepat Menjadi Kaya dan tulisan AGUS MULYADI lainnya. 

Terakhir diperbarui pada 25 Juli 2021 oleh

Tags: Kampuskuliahlulus kuliahorang miskin
Iklan
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

snbp mojok.co
Kampus

Siswa Terpintar di SMA Jatim Tiga Kali Pindah Kampus karena Salah Jurusan, Nyaris Berakhir DO

20 Maret 2025
Mprop Picoez: Inti Ilmu Pengetahuan Ada Dua, Terus Membaca dan Tidak Berhenti Bertanya
Movi

Mprop Picoez: Inti Ilmu Pengetahuan Ada Dua, Terus Membaca dan Tidak Berhenti Bertanya

27 Oktober 2024
4 Tradisi Ospek Kampus yang Dianggap Mahasiswa Surabaya dan Semarang Sudah Tidak Perlu Ada Lagi MOJOK.CO
Kampus

4 Tradisi Ospek yang Dianggap Tak Perlu Ada Lagi bagi Mahasiswa Baru, Tak Nemu Apa Pentingnya

7 Agustus 2024
mahasiswa unair surabaya.MOJOK.CO
Kampus

Mahasiswa UNAIR Surabaya Tak Mampu Sewa Kos, Demi Bertahan Hidup Kerja Serabutan hingga Makan Sisa Restoran

23 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

ASN.MOJOK.coJakarta Wajib Naik Transum Bisa Lahirkan Celah Tipu Muslihat MOJOK.CO

Anak Jadi PNS Bikin Ortu Suka Pamer Pencapaian, Padahal Sang Anak Tersiksa karena Gaji Kecil dan Sering “Dipalak” Teman

19 Juni 2025
Gaya pernikahan anggota perguruan bela diri pencak silat seperti SH Terate kerap diolok-olok MOJOK.CO

Menikah dengan Anggota Pencak Silat Penuh Atraksi, Niat Ekspresikan Kebanggaan Malah Dicap Jamet

20 Juni 2025
mahasiswa kkn.MOJOK.CO

Dapat Kelompok KKN “AFK” dan “Nggak Napak Tanah” Itu Seburuk-buruknya Nasib: Merepotkan Teman dan Warga Cuma Demi Nilai A

17 Juni 2025
Bus ekonomi Mira, saksi perantau Surabaya nekat ke Jogja tanpa bekal apa-apa buat cari kerja. Tujuh jam menderita dengan kerandoman penumpang MOJOK.CO

Naik Bus Mira karena Pengin Nikmati Perjalanan dengan Harga Murah, Malah Menderita karena “Keanehan” Penumpangnya

16 Juni 2025
UGM Kampus Terbaik yang Nggak Punya Dosen Problematik MOJOK.CO

Kuliah di Kampus Besar Seperti UGM Bukan Hanya Soal Gengsi, Salah Satunya Cari Aman dari Dosen Problematik

17 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.