Berharap Jokowi Berbuat Lebih Memang Sia-sia Belaka
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Pojokan

Berharap Jokowi Berbuat Lebih Memang Sia-sia Belaka

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
21 Februari 2020
0
A A
Jokowi MOJOK.CO
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Apa saya saja yang bermimpi terlalu tinggi? Bukan soal kesempurnaan, tetapi kewajaran saja dari seorang Jokowi, “sang pendobrak”. Sungguh sia-sia belaka.

Samar-sama saya masih ingat ketika Jokowi masuk dalam kontestasi pemilu presiden Indonesia. Citra yang cemerlang dan aura merakyat membuat banyak warga mudah jatuh cinta dengan mantan Walikota Solo itu. Seiring waktu, ekspektasi kepada beliau naik perlahan.

Sedikit banyak, Jokowi itu mirip wonderkid yang baru saja pindah ke klub besar. Istilahnya naik kelas. Apalagi, kepindahannya diiringi dengan price tag yang tinggi. Harga transfer tinggi, kemampuan yang diakui dunia, dan komitmennya kepada tanggung jawab membuat sang wonderkid menjadi harapan.

Apalagi “klub besar” itu tengah sakit. Sebagai wonderkid, Jokowi diharapkan bisa, setidaknya, mengubah aura busuk yang menguar. Namun, ternyata, berharap kepada beliau memang pekerjaan yang sia-sia. Seperti kata Mahfud MD dulu, malaikat yang masuk ke sistem politik Indonesia pun akan jadi iblis.

Saya juga masih ingat omongan Jokowi soal rencana di periode 1 dan 2 setelah menjabat. Untuk periode 1, Jokowi akan berkonsentrasi membangun infrastruktur. Untuk periode 2, beliau akan bekerja untuk membangun manusianya. Dulu, kita mengenal cita-cita beliau dengan istilah Nawacita. Sayangnya, hingga periode 2 ini, manusia mana yang dibangun? Saya rasa cuma kawan dan lingkarannya saja yang dibangun dengan manis.

Saya tahu, ruang gerak Jokowi sebagai presiden memang tidak leluasa. Beliau terbentur banyak tembok. Terutama soal pembagian ruang kerja eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Namun setidaknya, beliau bisa berbuat lebih ketimbang cuma ngetwit.

Baca Juga:

jokowi ketemu megawati di istana

3 Jam Jokowi Ketemu Megawati di Istana, Timang-Timang Nama Capres atau Reshuffle Menteri?

20 Maret 2023
Bukti Jokowi Punya Aura Pembangunan Infrastruktur!

Bukti Jokowi Punya Aura Pembangunan Infrastruktur!

17 Maret 2023

Yang saya sayangkan adalah, omongan Jokowi di Twitter terkadang tidak sejalan dengan kejadian di lapangan. Beliau merasa cukup dengan imbauan yang dirangkai dengan kata-kata manis. Namun, rasa-rasanya kok tidak ada sikap tegas ketika instruksinya tidak diindahkan oleh bawahannya.

Jokowi boleh begitu indah merangkai kata (dibikinin adminnya, sih) ketika sukses menanam pohon pulai di Taman Nasional Gunung Merapi. Namun, di lain tempat, ada 26 warga Maluku ditangkap aparat karena protes pembalakan liar. Kalau bukan gimmick saja, lantas apa namanya?

Badarawuhi jadi ngga ada apa2nya dibanding gimmicknya jokowi pic.twitter.com/7x9jJs0Guf

— Bhagavad Sambadha (@fullmoonfolks) February 20, 2020

Ketika ramai RUU Cilaka, Jokowi mengungkapkan kalau pemerintah dan DPR masih menerima masukan “dari berbagai pihak”. Katanya, masayarakat masih bisa menyampaikan kritik. Jokowi ingat nggak ya, ketika ramai RKUHP dan RUU KPK, rakyat yang protes dan mengkritik malah dihajar aparat. Saya juga penasaran, apakah beliau sudah membaca draf RUU Cilaka tersebut. Saya kok….

Oya, Jokowi juga masih ingat nggak ya soal Harun Masiku? Baru-baru ini, tim yang dipimpin Yasonna Laoly menemukan hal “yang menarik”. Yasonna Laoly nggak tahu Harun Masiku pulang karena: “Tidak terjadi pengiriman data dari PC Konter Terminal 2F Bandara Soetta ke server lokal dan seterusnya ke server Pusdakim Ditjen Imigrasi.”

Bagaimana bisa, hal basic seperti ini luput dari maintenance? Apakah Yasonna Laoly, dan mungkin beliau sendiri berharap rakyat cuma akan bilang: “Oh, gitu, toh. Ya sudah.”?

Pembantu Bapak meman banyak yang aneh. Ini salah satunya:

https://t.co/4bup1TaTAF pic.twitter.com/cXQoQvn8d8

— lounging cat (@noiire_) February 20, 2020

Sejak masalah Harun Masiku menyeruak, komentar beliau selalu nyleneh. Dan sampai sekarang Jokowi masih mempertahankan beliau ketika banyak orang yang meminta Yasonna Laoly mundur. Tapi memang enak, sih, kalau punya teman di pusat lingkaran.

Oya, Pak Jokowi, setelah UU KPK resmi berlaku sejak 17 September 2019, KPK sendiri jadi aneh. Penyidik yang mengejar Harun Masiku malah dicopot dan Ketua KPK, Firli Bahuri menganggapnya sebagai hal yang wajar. Mencari Harun Masiku kesulitan, tetapi Indonesia jago banget nangkep teroris. Apakah Harun Masiku lebih taktis ketimbang teroris?

Mari bergeser ke kisruh RUU Ketahanan Keluarga. Ide besar dari RUU Ketahanan keluarga: negara harus hadir dalam upaya keluarga menciptakan hubungan harmonis. Intinya, negara mengatur kehidupan rumah tangga keluarga demi menciptakan standar yang menurut negara ideal.

Banyak pasal yang terasa aneh di sana dan Nia Lavinia, redaktur Mojok, punya pertanyaan bagus:

“Masih banyak yang harus dikaji, termasuk batasan mengenai sejauh apa negara bisa mencampuri urusan privat kita. Dan apakah benar yang tertulis dalam naskah akademik RUU ini bahwa yang merusak keluarga hanyalah penyimpangan nilai? Lalu bagaimana dengan masalah struktural? Bukankah kekerasan struktural seperti pemiskinan keluarga, perebutan ruang hidup oleh pembangunan, dan diskriminasi juga berpengaruh bersar terhadap harmoni?”

Saya rasa, kalau pertanyaan fundamental itu tidak bisa dijawab, RUU Ketahanan Keluarga menjadi tiada berguna.

Kamu tahu siapa yang dihinakan oleh RUU Ketahanan Keluarga? Orang tua tunggal.

Untuk naskah ini, saya mengobrol dengan para orang tua tunggal & anak yang mereka besarkan tentang pengalaman hidup mereka yang beragam.

Termasuk Ibu saya sendiri.https://t.co/ImJyX6n2J1

— Raka Ibrahim (@coldrebellion) February 20, 2020

Kenapa nggak memperkuat KPK aja, sih? Bukankah korupsi juga salah satu kejahatan luar biasa? Atau, masih luar biasa di mata rakyat saja dan bukan aksi jahat di mata pemerintah serta DRP?

Oya, Jokowi juga tahu ada kelucuan di sini. Endang Maria, kader Golkar, pengusul RUU Ketahanan Keluarga, malah belum membaca draf RUU-nya. Ingat, Pak Jokowi sudah berpesan lewat Twitter yang dipegang adminnya kalau segala draf UU harus dibaca dengan seksama terlebih dahulu.

Kami tahu kalau kerja DPR itu ya begitulah. Tapi, kalau sampai mengesahkan RUU yang drafnya saja tidak dibaca, itu keterlaluan. Kalau tidak membaca, gimana cara memahaminya? Anggota DPR semacam “orang pintar” yang weruh sak durunge winarah?

Rakyat memahami kalau Jokowi nggak bisa dengan leluasa mencegah kejahatan di pemerintahan terjadi. Namun, sebagai orang yang mengemban ekspektasi sekaligus pemimpin tertinggi, setidaknya Jokowi punya kuasa untuk “mengarahkan”. Menjadi leader, bukan sekadar bos yang nggak memahami istilah “asal bos senang”. Dan leader yang baik adalah mereka yang memimpin dengan contoh, bukan imbauan lewat Twitter saja.

Jokowi, dulu dianggap sebagai orang yang pas untuk berani bertindak out of the box. Namun, semuanya gugur setelah masuk ke sistem politik seperti kata Mahfud MD.

Atau, sebetulnya, saya saja yang bermimpi terlalu tinggi. Bukan soal kesempurnaan, tetapi kewajaran saja dari seorang “pendobrak”. Sungguh sia-sia belaka.

BACA JUGA Harun Masiku dan “Kenyataan” Bahwa Tempo Lebih Jago Ketimbang Negara atau tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 21 Februari 2020 oleh

Tags: jokowiKPKmahfud mdPresiden Jokowiruu cilakaruu cipta lapangan kerjaruu ketahanan keluargaYasonna Laoly
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

jokowi ketemu megawati di istana
Kotak Suara

3 Jam Jokowi Ketemu Megawati di Istana, Timang-Timang Nama Capres atau Reshuffle Menteri?

20 Maret 2023
Bukti Jokowi Punya Aura Pembangunan Infrastruktur!
Movi

Bukti Jokowi Punya Aura Pembangunan Infrastruktur!

17 Maret 2023
wamenkumham mojok.co
Hukum

IPW Laporkan Wamenkumham Terkait Gratifikasi Rp7 Miliar, Berkaitan dengan Kisruh PT CLM?

15 Maret 2023
ruu perampasan aset
Kotak Suara

Update RUU Perampasan Aset yang Semakin Mendesak

13 Maret 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
ustad abdul somad sebut virus corona adalah tentara allah novi basuki mojok.co

Surat Terbuka untuk Ustad Abdul Somad yang Sebut Corona Adalah ‘Tentara Allah’

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Jokowi MOJOK.CO

Berharap Jokowi Berbuat Lebih Memang Sia-sia Belaka

21 Februari 2020
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka MOJOK.CO

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka

15 Maret 2023
Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023

Terbaru

alan Sunyi Kiai Bonokeling di Banyumas yang Sengaja Dibuat Menjadi Misteri Abadi. MOJOK.CO

Jalan Sunyi Wangsa Bonokeling di Banyumas yang Sengaja Menjadikan Leluhur Sebagai Misteri Abadi

24 Maret 2023
sekolah kedinasan kemenhub mojok.co

5 Sekolah Kedinasan di Bawah Kemenhub yang Paling Favorit

24 Maret 2023
bola timnas israel mojok.co

Bola Pembawa Malapetaka

24 Maret 2023
mimpi basah mojok.co

Apakah Mimpi Basah di Siang Hari Membuat Puasa Batal?

24 Maret 2023
5.000 Mahasiswa UMY Berburu Takjil Gratis, Dianggarkan Rp125 Juta Setiap Hari. MOJOK.CO

5.000 Mahasiswa UMY Berburu Takjil Gratis, Dianggarkan Rp125 Juta Setiap Hari

24 Maret 2023
kritik feminis muslimah tentang perempuan sumber dosa utama

Muhasabah Muslimah Feminis: Kok Bisa, Perempuan Jadi Sumber Dosa Utama Laki-Laki?

24 Maret 2023
5 kendala coklit

5 Kendala Proses Coklit, Belum Selesai hingga TPS Tidak Berpenghuni

23 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In