ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Pojokan

Kakak Perempuan Itu Kadang Menyebalkan Buat Adik Perempuan

Hidup memang kadang cukup tidak adil bagi seorang adik perempuan dari kakak perempuan.

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
29 April 2018
0
A A
Kakak Perempuan Itu Kadang Menyebalkan Buat Adik Perempuan MOJOK.CO

Kakak Perempuan Itu Kadang Menyebalkan Buat Adik Perempuan MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kehadiran kita-kita ini, para adik perempuan dari seorang kakak perempuan, agaknya menjadi sebuah bayangan semu bagi sebagian orang. Marilah bersama-sama kita saling berpelukan dan merasakan kelelahan ini mengalir sampai habis dan terbuang. Kuatkan hatimu!

Selama lebih dari seperempat abad, saya adalah adik dari seorang kakak perempuan yang hanya berusia tiga tahun di atas saya. Usia yang berdekatan memang membuat kami cukup akrab, tapi juga menimbulkan percikan-percikan yang berpotensi membunyikan genderang perang saudara.

Memasuki zaman media sosial, perang saudara antara adik dan kakak perempuan biasanya saya mulai dengan unfriend akunnya di Facebook atau unfollow Instagram-nya. Hehe~

Padahal, kata orang, sebagai seorang perempuan, memiliki kakak perempuan adalah surga dunia. Bahkan, di internet, ada setumpuk artikel yang temanya mengagung-agungkan kebahagiaan yang datang dari kakak perempuan. Sister goals banget, gitu.

Menanggapi artikel-artikel tersebut, saya merasa kemungkinannya ada dua: 1) si penulis bukan merupakan seorang adik perempuan yang punya kakak perempuan; atau 2) si penulis adalah kakak perempuan itu sendiri.

Maka, melalui tulisan ini, saya ingin memanggil para adik perempuan sedunia yang kakaknya juga berjenis kelamin perempuan, terutama yang jarak umurnya cukup dekat. Marilah bersama-sama kita saling berpelukan dan merasakan kelelahan ini mengalir sampai habis dan terbuang.

Agar mendukung kelas motivasi ini, sekalian saja saya keluarkan apa yang saya rasakan sebagai Copy-an Kakak, mulai dari kecil sampai gedean gini.

Baju kembar dan (tentu saja) baju bekas

Karena masih kecil dan imut-imut, kebanyakan orang tua membelikan baju untuk anak-anaknya dengan metode irit dan praktis. Yah, kalau bisa, sekali membeli, dua-tiga baju tercukupi. Dalam kasus ini, untuk adik dan kakak perempuan, baju kembar pun menjadi pilihan.

Mau baju yang kembaran motifnya kek, mau kembaran warnanya kek, nggak peduli—asalkan kembar, maka baju tersebut sudah memenuhi persyaratan. Baju kembar ini banyak jenisnya: baju untuk jalan-jalan, baju muslim, sampai baju renang. Selera fashion adik perempuan tidaklah mendapat perhatian penting karena umumnya hanya akan disesuaikan dengan baju sang kakak perempuan.

Tapi, hal lain yang sebenarnya lebih membosankan dari baju kembaran dan akan dirasakan oleh 99,99% adik perempuan adalah…

…baju bekas a.k.a baju lungsuran si kakak!!!

Ya, ya, ya, inilah yang paling sering saya alami dan rasakan hingga sekarang. Tradisi mendapat yang bekas-bekas ini bahkan bukan hanya baju saja, melainkan juga tas, kerudung, sepatu… eh, tunggu sebentar—INI SAYA AJA NULIS SAMBIL PAKAI BAJU BEKAS KAKAK SAYA!!!

*inhale, exhale*

Yah, begitulah adanya. Dalam hubungan persaudaraan perempuan, pinjam-meminjam baju mungkin wajar, apalagi kalau ukurannya mirip-mirip. Tapi, tetap saja—bekas. B-e-k-a-s.

Butuh baju baru, dik-adik? Oh, tunggu dulu—coba cek lemari kakakmu, siapa tau ada baju lungsuran siap pakai.

Terakhir, kakak perempuan saya pernah WhatsApp ke saya dan bilang, “Kamu mau baju warna biru?”

FYI, biru adalah warna favorit saya. Sontak, saya langsung menjawab, “Mauuuu.”

Lalu jawabnya, “Oke, aku kirim ke kamu, ya. Ini bajunya udah nggak muat di aku. Eh, sekalian sama celana bekasku yang talinya udah mbrudul-mbrudul ini, deh.”

HHHHHHH.

Kakak perempuan itu bisa jadi kayak manusia tidak dikenal

Kehadiran kita-kita ini, para adik perempuan, agaknya menjadi sebuah bayangan semu bagi sebagian orang. Meskipun di mana-mana kita selalu memperkenalkan diri sambil menyebutkan nama, tetap saja tidak ada artinya. Dalam hal ini, benarlah ujaran dari Shakespeare: apalah arti sebuah nama?

Saya pernah lagi jalan-jalan bareng temen saya, haha-hihi selayaknya anak muda yang bahagia dan lupa atas fakta bahwa penampilannya dari atas ke bawah adalah dukungan baju lungsuran dari kakaknya. Tiba-tiba, seorang wanita melihat ke arah saya, tersenyum, dan berkata,

“Eh, kamu kan adiknya Anu, ya?”

Di lain kesempatan, saya pernah menyambut anak-anak baru di SMA saya. Salah satu siswa baru ini adalah adik laki-laki dari sahabat kakak perempuan saya. Saya pikir, sebagai sesama adik, ia akan mengingat nama saya. Tapi, ternyata, ketika kami berpapasan, ia berkata,

“Halo, adiknya Mbak Anu!”

Mengingat kesempatan seperti itu selalu berulang sampai kira-kira 438.232 kali, saya mencoba peruntungan dengan terjun aktif ke sebuah komunitas yang tidak diikuti kakak saya. Semuanya berjalan lancar sampai pada hari terakhir kegiatan kami. Seorang laki-laki datang dan bertanya,

“Eh, adiknya Anu, tolong ambilin kamera di meja, dong.”

[!!!!!!!!!!!!!111!!]

Berkali-kali, saya sampai mengecek KTP saya: apakah nama saya “Aprilia” atau “Adiknya-Mbak-Anu”.

Dikira kakaknya

Bagian ini adalah yang paling menyebalkan dan menggemaskan. Sebagai seorang adik yang sebenarnya ingin juga diakui, saya merasa senang ketika orang tua saya memperkenalkan kami kepada seorang tamu dengan kalimat berikut: “Kenalkan, ini Anu dan Aprilia.”

Tersenyum, saya menatap ke arah tamu tersebut sambil berharap ia akan menghafal nama saya, bukan sekadar sebagai “adiknya Anu”. Yah, cara ini biasanya cukup efektif, sih. Setidaknya, sampai terjadilah satu momen di mana si tamu berkata, “Wah, mana yang adik, mana yang kakak, nih? Ah, saya tahu. Kamu pasti kakaknya, ya?”

Tangannya mengarah pada saya, matanya menatap ke arah saya, senyumnya lebar sekali. Di samping saya, si kakak terkekeh-kekeh bangga karena merasa tampak lebih muda.

Serius nih, setelah semua perjuangan saya untuk hidup dengan keras menerima lungsuran dan dikenal tanpa identitas nama yang jelas, sekarang saya dibilang tampak lebih tua daripada kakak saya??? Hah???

Ah, ya sudahlah. Hidup memang kadang cukup tidak adil bagi seorang adik perempuan dari kakak perempuan.

BACA JUGA 5 Fakta Anak Kedua yang Sering Terlupakan dan tulisan lainnya dari Aprilia Kumala.

Terakhir diperbarui pada 25 Oktober 2021 oleh

Tags: baju bekaskakak adiklungsuranperang saudaraperempuansister goals
Iklan
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

pekerja hotel, surabaya, jogja.MOJOK.CO
Podium

Larangan Hijab dalam Industri Perhotelan: Antara Hijabophobia atau Upaya Mengatur Tubuh dan Penampilan?

14 Januari 2024
Pesan Anak Perempuan untuk Ayahnya: Perasaanku Hancur, tapi Aku Hebat Sejauh Ini  MOJOK.CO
Kilas

Pesan Anak Perempuan untuk Ayahnya: Perasaanku Hancur, tapi Aku Hebat Sejauh Ini 

31 Desember 2023
Uneg-uneg dari Perempuan Lajang Usia 28 Tahun yang Tinggal di Desa MOJOK.CO
Kilas

Uneg-uneg dari Perempuan Lajang Usia 28 Tahun yang Tinggal di Desa

13 Desember 2023
Hal Paling Menyebalkan Bagi Perempuan: Diragukan Bisa Merantau MOJOK.CO
Kilas

Hal Paling Menyebalkan Bagi Perempuan: Diragukan Bisa Merantau

1 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Netfix Hadirkan Losmen Bu Broto: Wulan Guritno Hadir dengan  Cinta yang Pelik MOJOK.CO

Netflix Hadirkan Losmen Bu Broto: Wulan Guritno Datang dengan Cinta yang Pelik

7 Juni 2025
Bus Harapan Jaya Surabaya Jawa Timuran hanya untuk orang-orang tangguh MOJOK.CO

Bus Harapan Jaya Jawa Timuran Busnya Orang-orang Tak Punya Pilihan: Jauh dari Kemewahan, “Menyiksa” Sepanjang Perjalanan

10 Juni 2025
Polisi Perkosa Korban Pemerkosaan Kengerian Sebuah Negara MOJOK.CO

Polisi Perkosa Korban Pemerkosaan: Wujud Kengerian Negara Ini yang Melanggengkan Penyiksaan dan Kekerasan Terhadap Perempuan

12 Juni 2025
Mahasiswa gap year kuliah di Unila. MOJOK.CO

Ditolak Kampus Bergengsi padahal Dulu Jadi Siswa Terpintar hingga Malu Melamar Kerja karena Ijazah SMA, Kini Pilih Kerja Sesuai Passion

11 Juni 2025
kuliah di ugm.MOJOK.CO

4 Tahun Pura-pura Jadi Mahasiswa UGM demi Bahagiakan Ortu, padahal Kuliah di Kampus Tak Terkenal Jogja

10 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.