Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Podium

Melihat 5 Babak Penurunan Suara Golkar dalam Pemilu, 2024 Bakal Anjlok Lagi?

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
4 Agustus 2023
A A
penurunan suara partai golkar mojok.co

Ilustrasi penurunan suara Partai Golkar (Ega Fanshuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

#3 Pemilu 2009, suara anjlok drastis

Apa yang dikhawatirkan pada Pemilu 2004 akhirnya terjadi lima tahun berselang. Kalahnya capres Golkar di putaran pertama serta naiknya pamor Partai Demokrat karena terpilihnya SBY sebagai presiden, bikin suara partai beringin itu anjlok di Pemilu 2009.

Pada pemilu legislatif, mereka harus rela kehilangan 22 kursi dari pemilu sebelumnya. Pada 2009, Golkar hanya mampu meraih 14,45 persen (106 kursi), kalah dari Partai Demokrat yang keluar sebagai pemenang dengan raihan 20,85 persen suara (148 kursi).

Penelitian Hanta Yuda berjudul “Faktor Penyebab Penurunan Perolehan Suara Partai Golkar di Pemilu 2009” menyebut, ada empat faktor umum yang bikin Golkar gatot di pemilu kali ini.

Pertama, karena ada kegagalan dalam mengelola faksional internal. Kedua, problem kaderisasi dan penyimpangan dalam rekrutmen anggota. Ketiga, kepemimpinan yang kurang kuat. Dan keempat, yang paling terlihat, adalah hilangnya identitas atau ideologi partai.

#4 Pemilu 2014, kursi makin terkikis, friksi pun makin sering

Pemilu 2014 jadi saksi betapa merosotnya pamor Golkar dan rapuhnya situasi internal partai. Pada pemilu edisi ini, Golkar kembali kehilangan kursi mereka di parlemen.

Partai yang saat itu diketuai Aburizal Bakrie hanya mampu meraih 14,79 persen suara atau setara 91 kursi. Turun 15 kursi dari pemilu sebelumnya.

Namun, yang bikin heboh lagi adalah terjadinya dualisme partai. Setelah pemilu, sang ketum Aburizal Bakrie ingin membawa Golkar berada di luar pemerintahan alias oposisi. Sayangnya dari kubu berbeda, yang dimotori Agung Laksono, berharap Golkar berada di dalam pemerintahan dengan mendukung presiden terpilih, Joko Widodo.

Karena sama-sama keras dan punya power, kedua kubu pun menggelar munas dan menghasilkan dualisme kepengurusan. Setelah dualisme terjadi lebih kurang dua tahun, musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) akhirnya berhasil menyelesaikan dualisme ini.

Hasil munaslub yang digelar 2016 ini menetapkan Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Sayangnya, setahun berselang, ia dicopot dari jabatannya karena tersandung kasus korupsi e-KTP.

#5 Pemilu 2019, pengikisan tingkat akhir

Kondisi amburadul yang dialami Golkar sepanjang 2014-2019, bikin mereka sedikit oleng dalam menatap Pemilu 2019.

Pada gelaran ini pun, suara mereka kembali terkikis. Golkar meraih 12,31 persen suara atau setara 85 kursi—turun enam kursi dari pemilu sebelumnya.

Imbas lain pun, perolehan suara Golkar ini masih belum “lulus” presidential threshold 20 persen, yang jadi prasyarat untuk mengajukan kadernya sebagai capres. Padahal, Munas Golkar 2019 memutuskan bahwa ketum Golkar setidaknya harus menjadi capres/cawapres di Pemilu 2024 mendatang.

Sayangnya, Airlangga yang menjabat sebagai ketum, tak cukup kompeten untuk mem-branding dirinya sebagai capres maupun menaikan elektabilitas partai secara umum.

Airlangga sendiri, kini mendapat olok-olok “Capres 4.0”, karena elektabilitasnya mentok di angka 4 persen. Sementara Golkar, sejak 2019 hingga 2023 terus alami penurunan elektabilitas. Mulai dari 8,9 persen (Oktober 2019) menjadi 7,3 persen (Mei 2023).

Iklan

Hal ini diperparah dengan pemberitaan baru-baru ini, di mana sang ketum sedang didera dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor minyak sawit mentah, hingga desakan bikin poros baru pilpres dan isu “kudeta” atas dirinya.

Jadi, bakal seperti apa kiprah Golkar di Pemilu 2024 nanti? Menarik untuk ditunggu.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Golkar Sering Banget ‘Kudeta’ Ketum, Kira-kira Apa ya Penyebabnya?

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

 

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 4 Agustus 2023 oleh

Tags: airlangga hartartoGolkarPartai GolkarPemilu 2024
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, KKN Undip.MOJOK.CO
Kampus

Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, Semua Urusan Jadi Mudah Meski Suasana Bikin Tak Betah

14 Juli 2024
Komeng: Olok-Olok Rakyat Biasa untuk Menertawakan Politik MOJOK.CO
Esai

Komeng Adalah Bentuk Olok-Olok Paling Menohok yang Mewakili Lapisan Masyarakat Biasa untuk Menertawakan Politik

19 Februari 2024
bayi prabowo gibran di sumatera selatan.MOJOK.CO
Ragam

Kisah Bidan yang Membantu Persalinan Bayi Bernama Prabowo Gibran di Sumatera Selatan

16 Februari 2024
Menyaksikan Coblosan di Wotawati, Kampung Warisan Majapahit yang Mataharinya Tenggelam Pukul 15.00 MOJOK.CO
Aktual

Menyaksikan Coblosan di Wotawati, Kampung Warisan Majapahit yang Mataharinya Tenggelam Pukul Tiga Sore

14 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.