Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Penjaskes

Memahami Kaki Kapalan yang Tidak Lebih Menarik daripada Couple-an

Redaksi oleh Redaksi
26 Maret 2019
0
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kaki kapalan memang mengganggu. Selain kasar, ia juga suka memberikan sensasi nyangkut-nyangkut di permukaan kain.

Kaki ibu saya kapalan. Berbagai cara dilakukan, mulai dari mengolesi krim, menggunakan plester, dan lain sebagainya. Bapak saya hanya geleng-geleng kepala, lantas dengan bangganya menunjukkan kakinya yang juga kapalan sambil terkekeh-kekeh.

Saya sendiri yakin, kaki manusia yang kapalan bukan hanya kaki orang tua saya saja. Mungkin, orang tuamu, atau bahkan kamu sendiri, juga mengalami kaki kapalan yang bikin kulit jadi tebal dan keras. Setelah bertahun-tahun merasakan ketebalan ini, saya pun kian penasaran: kenapa sih kaki-kaki ini harus kapalan?

Usut punya usut, kapalan memiliki nama lain callus, yaitu penebalan kulit akibat gesekan yang berlebihan. Callus muncul sebagai reaksi tubuh dalam proses melindungi  bagian kulit yang sensitif. Pada kaki, ia biasa muncul pada tumit, tapi sering pula ditemui pada tangan dan jari.

Nah, coba sekarang perhatikan bagian-bagian tubuhmu, terutama kaki. Apakah kamu menemukan kulit yang terasa kasar dan menebal, yang kalau kamu gesek-gesekkin di atas kasur bakal nyangkut-nyangkut di serat-serat seprai? Apakah ada nyeri-nyeri yang terasa di bawah kulitmu? Apakah bagian kulitmu yang keras dan kasar tadi mulai tampak seperti padang pasir: retak, kering, bahkan terbelah?

Jika ya, terimalah kenyataan: kaki kapalan kini jadi milikmu!

Meski umum dimiliki orang-orang—untung aja ketutupan sepatu!—kapalan bisa jadi cukup mengancam bagi penderita diabetes dan peredaran darah yang buruk. Pasalnya, cedera sekecil apa pun bisa menimbulkan luka infeksi—hal yang seharusnya dihindari oleh penderita diabetes.

Lantas, apa yang menyebabkan kaki ibu, bapak, dan saya jadi kapalan?

Walau agak menyebalkan, harus diakui bahwa salah satu penyebab kaki jadi kapalan adalah adanya tekanan berlebihan dari berat badan ke salah satu area kaki—misalnya tumit. Nah, karena tumit diberi tekanan terus menerus dan harus mampu menyokong badan, kulit di daerah tumit pun menebal demi dapat melindungi jaringan di bawahnya.

Kulit yang kering konon justru mempermudah terjadinya kapalan. Pada usia lanjut, kapalan juga lebih mudah terjadi karena jaringan kulit yang dimiliki kulit telah lama berkurang. Tapi, yah, secara umum, ternyata penyebab-penyebab kapalan bisa didaftar sebagai berikut:

1. sepatu yang dipakai terlalu sempit atau memiliki hak dan kewajiban terlalu tinggi,

2. tidak memakai kaus kaki saat memakai sepatu, dan

3. penggunaan alat musik atau peralatan tangan terlalu sering.

Kaki kapalan memang mengganggu. Selain kasar, ia juga suka memberikan sensasi nyangkut-nyangkut di permukaan kain. Oleh karenanya, saya paham betul bahwa kebanyakan dari kita tentu ingin mengenyahkan kenangan masa lalu kapalan, sebagaimana ibu saya yang saya sebut di awal tulisan ini.

Selain saran-saran sederhana seperti berhenti menggunakan sepatu hak tinggi atau mulai mengenakan sarung tangan, ada beberapa cara penanganan kapalan yang dianjurkan, misalnya:

1. penggunaan salep atau krim yang mengandung asam salisilat,

2. pemotongan kulit—hal ini dilakukan jika kapalan telah dianggap berlebihan dan bertujuan untuk menurunkan tekanan pada jaringan kulit,

3. pemakaian produk perawatan kaki secara teratur, diikuti dengan proses konsultasi dengan dokter kulit,

4. penggunaan sol sepatu yang dibuat secara custom, mengikuti bentuk kaki penderita untuk menghindari gesekan, atau bahkan

5. operasi!

Duh, ternyata perkara kaki yang kapalan memang bukan hal yang sepele-sepele amat, ya? Meski rasanya geli-geli lucu setiap kali kita merasakan kekasaran tekstur kulit, ia sebenarnya justru menjadi wujud tekanan yang berlebih pada bagian bawah tubuh. Ckck!

Sungguh, kaki yang kapalan itu ternyata nggak keren, Bung. Daripada kapalan, memang jauh lebih baik kita couple-an—tapi, yah, nggak tahu juga sama siapa.

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: gesekan kulitjaringan kulitkaki kapalanoperasitumit
Iklan
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Privilese Pemilik Kartu 3, Walau Dibilang Sobat Misqueen yang Penting Masa Aktif sampai Tua
Pojokan

Privilese Kartu 3: Biarin Sobat Misqueen, yang Penting Masa Aktif sampai Tua

8 November 2021
icu-rusdi-mathari-mojok
Infus

Bye Bye, ICU, Bye…

20 November 2017
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pertama kali naik bus patas setelah sekian tahun naik bus ekonomi. Coba-coba pakai toilet bus malah berujung drama MOJOK.CO

Coba-coba Boker di Toilet Bus Patas, Niat Legakan Perut Malah Dibikin Waswas hingga Repot saat Cebok

19 Juni 2025
Sarjana (lulusan S1) gaji kecil ngaku bergaji Rp10 juta biar bisa dipamerkan orangtua MOJOK.CO

Sarjana Gaji Kecil Ngaku Bergaji Rp10 Juta biar Bisa “Dipamerkan” Orangtua ke Tetangga, Berujung Repot dan Nelangsa

20 Juni 2025
Tinggalkan Probolinggo untuk kerja di Korea Selatan demi bantu Ibu. Dapat cuan gede malah dituduh tetangga jual diri MOJOK.CO

Nekat Kerja di Korea Selatan demi Bantu Ibu, Dapat Cuan Gede Malah Dituduh Tetangga Jual Diri hingga Tak Mau Pulang Lagi

17 Juni 2025
Fadli Zon menyangkal pemerkosaan massal dalam kerusuhan 1998. MOJOK.CO

Menyangkal Pemerkosaan Massal 1998 adalah Bentuk Pelecehan Dua Kali: Fadli Zon Seharusnya Minta Maaf, meskipun Maaf Saja Tak Cukup

16 Juni 2025
Anaknya Ceweknya Punya Bakat, Jadi Rebutan Klub Sepak Bola, tapi Ayahnya Larang Nonton di Stadion MOJOK.CO

Seorang Ayah yang Menolak Tawaran Tiga Klub Sepak Bola yang Ingin Meminang Anak Perempuannya

20 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.