MOJOK.CO – Mati suri memang dekat sama dunia-dunia gaib gitu. Meski begitu dalam dunia sains ada beberapa penjelasannya, meski ya nggak selalu memuaskan—tentu saja.
Mati suri sering dianggap sebagai sesuatu yang bersifat supranatural. Beberapa dari kita (kita?) meyakini kalau situasi mati suri adalah saat nyawa seseorang balik lagi ke tubuh orang yang sudah dinyatakan meninggal dunia.
Tentu saja pengalaman ini jadi cukup ngeri gila. Agak serem-serem mistik gimana gitu. Meski ternyata dalam ilmu sains beberapa fenomena mati suri beberapa di antaranya bisa dijelaskan secara rasional—nggak semua. Yah, paling tidak itu yang diklaim dari sisi medis.
Dalam keadaan tertentu kedokteran modern akan memvonis seseorang sudah “mati” jika pasien yang ditangani sudah tidak memunculkan tanda-tanda seperti nadi tidak berdenyut, napas berhenti, otot wajah pucat, suhu tubuh turun drastis, tidak ada reaksi dari rasa sakit, sampai pupil tidak reaktif oleh cahaya.
Uniknya, dalam dunia kesehatan ternyata ada faktor-faktor lain yang menyebabkan pasien bisa kembali berdetak jantungnya dan mulai bernapas lagi meski sempat berhenti untuk beberapa waktu.
Ibaratnya situasi dari sebelumnya yang sudah divonis meninggal dunia, ternyata si pasien hidup lagi. Nah, kejadian-kejadian seperti itu, kemudian dikenali sebagai situasi mati suri.
Hal-hal semacam ini ternyata dimungkinkan bisa terjadi. Seperti di antaranya:
Hipotermia
Dalam kondisi perubahan suhu tubuh yang menurun drastis tubuh seorang makhluk hidup bisa saja bikin detak jantung begitu lambat. Misalnya seseorang yang berada di tengah suhu dingin yang ekstrem atau kesepian berkepanjangan karena jomblo berabad-abad.
Nah, dalam situasi seperti itu kadang-kadang denyut nadi atau detak jantung jadi begitu lemah sampai nggak bisa dirasakan. Keadaan ini yang—bisa jadi—bikin denyut jantung jadi tak terdeteksi lalu dianggap sudah wassalam. Meski sebenarnya ya memang belum meninggal dunia.
Reaksi telat dari resusitasi jantung
Dalam kondisi kritis atau koma, tanda-tanda kehidupan pasien kadang tidak muncul. Jika detak jantung dan tarikan napas tak terdeteksi, kadang-kadang tenaga medis akan melakukan resusitasi jantung atau paru. Â Itu lho, yang biasanya ada di film-film waktu menyelamatkan orang dari tenggelam. Gerakan pertolongan pertama dengan memompa bagian dada pasien.
Kadang, pertolongan pertama ini tidak langsung menemui hasil. Seperti misalnya sudah dilakukan resusitasi jantung berkali-kali ternyata tidak ada reaksi apa pun dari pasien. Lalu setelah tenaga medis “menyerah” dan memberi vonis meninggal dunia, kadang tubuh pasien baru memberi reaksi beberapa waktu.
Near Death Experience
Saat kondisi kritis, dalam istilah medis seorang pasien mengalami situasi near death experience atau dalam bahasa filsafat: dikit lagi udah wassalam. Pengalaman beberapa pasien kemudian menciptakan sedikit halusinasi karena gas CO2 sudah menganggu keseimbangan kimia tubuh si pasien.
Nah, dalam situasi demikian kadang-kadang hal ini juga mempengaruhi otak pasien. Yang kemudian memunculkan pengalaman seperti menyonsong cahaya dan si pasien merasa sudah yakin berada di alam lain.
Dalam dunia medis sih, kejadian ini lumrah terjadi pada pasien yang berhasil diselamatkan dari situasi serangan jantung. Karena ketika serangan jantung terjadi, otak akan berhenti mendapat pasokan oksigen dan darah selama jantung tak berdetak. Saat kemudian pasien berhasil selamat, maka pengalaman sangat dekat dengan wassalamualaikum itu dinamakan near death experience.
Akan tetapi, sebagai umat beragama yang sudah yakin masuk surga, agaknya kita nggak perlu percaya-percaya amat sama sains bikinannya kafir atau kaum Wahyudi atau kaum Reemason itu. Yang penting tetap beribadah kenceng, kalau mati ya mati aja. Toh semua makhluk yang bernyawa itu pasti mati kok. Cuma bedanya ada yang dicicil (mati suri) ada yang langsung tunai.
Yang penting jangan sampai lupa sama jawaban pertanyaan pertama ya? Udah banyak bocorannya kok di banyak guru ngaji.
Jangan sampai kayak teman kami yang memang dikenal susah sekali dibangunkan dari tidurnya, lalu ada teman lain iseng berteriak keras di dekat telinganya, “MAN ROBBUKA?”
Bangun bukannya kasih jawaban malah marah-marah. Ealah. Jangan ditiru ya.