Sementara itu, lokasinya yang ada di Surabaya memberikan Unair nilai tambah. Surabaya, kata Jessica, adalah kota yang “berdenyut” peluang industri. Secara geografis, ia terletak di jalur perdagangan internasional dan menjadi pintu gerbang ekonomi Indonesia Timur.
Jujur saja, awal-awal tinggal di Surabaya, Jessica mengaku kaget apalagi dengan logat jawa timur orang Surabaya yang kental. Lalu, saat mereka mengupayakan diri berkomunikasi lebih sopan dengan menggunakan panggilan “aku-kamu”, Jessica hanya bisa tersenyum kagok karena jarang mendengar kata itu di Jakarta.
“Surabaya jadi tempat petualangan tersendiri bagiku, meski orang tua sempat khawatir karena aku harus pindah jauh dari Jakarta. Namun, setelah diterima di PTN, opsi kuliah di luar negeri, sampai lulus Unair dalam 3,5 tahun dan kerja di perusahaan Jepang seperti Toyota, mereka bangga luar biasa,” tutur Jessica.
Dari suka mobil sampai bisa dapat gaji dari perusahaan Jepang
Sejujurnya, Jessica juga tak pernah menyangka bisa kerja di perusahaan Jepang seperti Toyota Astra Motor. Dulu, ia hanyalah anak kecil yang tergila-gila dengan mobil. Salah satu mobil yang ia kagumi adalah Toyota.
“Rasanya ada aura keandalan tersendiri dari mobil merk Jepang ini,” kata Jessica.
Apalagi sebelumnya, ia belum pernah bekerja di perusahaan resmi. Jadi bisa dibilang, Jessica mendaftar sebagai fresh graduate. Namun, semasa kuliah ia memang sering mengikuti job fair kampus sampai nekat melamar di perusahaan Jepang tersebut.
“Aku hanya berbekal pengalaman magang dan skripsi tentang optimasi sistem. Lolos seleksi ketat adalah perjalanan yang sangat epik. It’s a dream come true!” ujarnya.
Beberapa bulan kemudian, ia ditunjuk sebagai head office T-Intouch. Sebuah divisi teknologi konektivitas canggih Toyota yang bikin pengalaman pengemudi berkendara jadi aman dan nyaman.
Melansir dari berbagai sumber, gaji untuk seorang IT atau analis di perusahaan Jepang, Toyota berkisar antara Rp7 juta hingga Rp10 juta. Namun, Jessica sendiri tak ingin menyebut jumlah pastinya.
Hanya saja, sebagai fresh graduate yang langsung mendapat kerja di perusahaan mentereng, Jessica merasa upah yang diperoleh lebih tinggi dengan beban kerja dan tanggung jawab yang ia pegang.
“Cukuplah untuk hidup nyaman dan menikmati passion-ku di dunia otomotif,” kata dia.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Merelakan Gaji Besar dari Perusahaan di Dubai daripada Mental Rusak karena Tekanan Hidup dan Pilih Slow Living di Gunungkidul atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.












