Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Sosok

Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
20 Desember 2025
A A
Praja bertanding panahan di Kudus. MOJOK.CO

Diniar Anggietrilaksono (kiri) dari klub Wibawa Mukti Archery dan Praja Pratama (kanan) dari DAD Archery Club. (Sumber: MilkLife)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Praja Pratama (21) hanya bisa terduduk lesu di atas tribun Supersoccer Arena Kudus (SSA), lokasi di mana MilkLife Archery Challenge (MLARC) KEJURNAS Antar Club 2025 digelar. Yakni sebuah kompetisi panahan yang digagas Persatuan Panahan Indonesia (Perpani), Milklife, dan Djarum Foundation.

Sejak Kamis (18/12/2025) siang, pemuda dari DAD Archery Club itu sudah bertanding dalam beberapa kategori hingga sore hari. Namun, ia tak mendapat medali emas sama sekali.

Di tengah kegalauannya itu, sang ibu, Lela (48) hanya bisa mendampingi sekaligus menguatkan putra sulungnya tersebut. Bagi Lela, tujuan dari pertandingan ini bukan semata-mata untuk memperoleh juara, tapi untuk mengukur hasil latihan Praja selama ini.

“Juara itu hanya bonus, kalau kalah, ya artinya latihannya harus ditingkatkan lagi. Dievaluasi, apa yang kurang? Toh, dari pertandingan ini kan dia jadi bisa kenal banyak peserta lain dan belajar dari mereka,” kata Lela di tribun SSA, Kudus, Kamis (18/12/2025).

Lebih dari itu, Lela tetap bangga kepada Praja karena sudah berjuang sampai akhir meski banyak terkendala di lapangan. Misalnya, beberapa jam sebelum pertandingan, anak panah Praja ada yang rusak, sehingga mengganggu konsentrasinya saat bertanding.

Praja Pratama berfoto dengan ibu. MOJOK.CO
Praja Pratama (kiri) didampingi oleh sang ibu, Lela (tengah) dan adiknya, Afgan (kanan). (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

Sebagai ibu yang selalu mendampingi Praja, Lela pun tahu seberapa keras perjuangan Praja sejauh ini. Bahkan saat sebelum ia mengikuti panahan hingga menemukan semangat hidup dari panahan.

Nyaris menyerah karena tremor dan jantung lemah

Lahir dari keluarga yang memiliki klub sepak bola, ternyata tak membuat Praja Pratama mengikuti jejak ayahnya. Segala olahraga pernah ia coba, mulai dari sepak bola, basket, tenis, pingpong, hingga berenang. 

Namun, karena kondisi fisiknya tak mendukung, Praja nyaris menyerah untuk menemukan olahraga yang ia suka. 

“Aku punya jantung yang lemah, kena hujan dikit saja sakit. Kena debu langsung bersin-bersin. Aku juga punya tremor, bawaan dari lahir. Jadi nggak bisa olahraga fisik yang berat-berat, tapi aku ingin coba,” kata Praja saat ditemui Mojok di Supersoccer Arena (SSA), Kudus.

Sebagai anak dari pemilik klub sepak bola, Praja ingin membuktikan ke orang sekitarnya, bahwa ia juga bisa berprestasi di bidang olahraga.

Di tengah kegalauannya itu, Praja yang saat itu masih berusia 13 tahun tak sengaja melihat alat panah milik pamannya. Barulah ia tahu kalau pamannya ikut olahraga panahan di sebuah klub. 

Sejumlah orang memanah. MOJOK.CO
Peserta panahan mengikuti pertandingan MilkLife Archery Challenge Kejuaraan Nasional Antarklub 2025 di SSA, Kudus. (Sumber: MilkLife)

Mulanya, Praja tak langsung tertarik, tapi mencari tahu soal olahraga panahan dari YouTube. Kata kunci yang ia cari pun spesifik, yakni “paralympic archery”. Dari situlah pemuda asal Bangka Belitung itu pun tercengang.

“Ada yang buta, yang nggak punya kaki, bahkan nggak punya tangan juga ada, tapi mereka bisa memanah,” kata pemuda asal Bangka Belitung itu. “Nah, kalau mereka bisa mengambil kesempatan itu, kenapa aku nggak? Mangkanya aku langsung coba.”

Diremehkan gara-gara kondisi fisik

Praja pun mulai latihan panahan sejak tahun 2017 di sebuah klub yang diikuti pamannya. Sepulang sekolah, ia selalu menyempatkan diri latihan panahan dengan busur kayu. 

Iklan

Kala itu orang tuanya belum tahu. Mereka mengira, Praja hanya main seperti biasa dengan teman-temannya.

Di awal latihan, tentu saja Praja tidak langsung bisa. Senior-seniornya bahkan menilai perkembangan Praja cukup lambat, karena selama dua tahun lamanya, Praja belum bisa betul-betul mengenai target. 

“Saya selalu nembak ke arah semak-semak. Terus waktu saya ambil anak panah, jadinya lama kan karena harus nyari. Nah, bukannya bantuin, aku malah dikata-katain. Ada yang bilang orang tremor tuh nggak bakal bisa manah. Aku cuman dengarkan aja waktu itu,” tutur Praja di sela-selanya menonton pertandingan final di SSA, Kudus.

Tangan patah tapi tetap memanah

Ilustrasi papan target. MOJOK.CO
Sejumlah anak panah mengenai target. (Sumber: MilkLife)

Alih-alih patah semangat, hinaan itu justru memotivasi Praja untuk membuktikan diri. Saban hari ia terus latihan. Sampai orang tuanya mulai bertanya-tanya, kenapa anaknya selalu pulang jelang malam? Saat itu Praja memang belum mau mengaku.

Sampai kemudian, ia nekat mendaftar pertandingan olahraga panahan yang diadakan di Bangka Belitung. Seminggu sebelum pertandingan, Praja malah mendapat musibah. Saat pulang sekolah, ada sebuah motor yang melaju kencang dan menyerempet tubuhnya.

Praja pun jatuh sampai masuk ke ruang ICU. Tangan kanannya patah, tapi ia keukeuh tak mau dioperasi, mengingat pertandingan panahan yang sudah dekat. Akhirnya, ia hanya diurut dan tetap melanjutkan pertandingan.

“Waktu itu aku masih nggak punya alat panahan sebetulnya, jadi pakai punya paman yang berat tarikannya (LBS) 28. Seharusnya aku pakai 18 atau 20. Jadi bayangkan saja sakitnya seperti apa saat tanding dengan kondisi tangan yang patah dan tremor,” kata Praja.

Menularkan ilmu panahan ke sekitar

Tanpa disangka, dengan kondisi tangan patah dan tremor, Praja berhasil meraih medali emas. Sejak saat itu, orang tuanya pun mulai mendukung. Lela, ibu Praja, sempat syok karena ia baru mengetahui kejadian itu. Tapi ia tak bisa menampik rasa bangganya pada sang anak. 

Ayah Praja bahkan langsung membelikan busur recurve untuknya. Bahkan, adik beserta orang tuanya kini mengikuti jejak Praja bermain panahan.

“Jadi kami biasa latihan di lapangan bola depan rumah. Aku sendiri lebih melatih endurance ku ketimbang power karena fisikku nggak memungkinkan,” kata Praja.

Praja bertanding panahan di Kudus. MOJOK.CO
Diniar Anggietrilaksono (kiri) dari klub Wibawa Mukti Archery dan Praja Pratama (kanan) dari DAD Archery Club. (Sumber: MilkLife)

Tak hanya itu, Praja juga diminta melatih panahan di klubnya. Mulai dari usia anak-anak hingga yang tua. Ia berharap ilmunya bisa bermanfaat dan memotivasi mereka untuk semangat. Sebab, bagi Praja, panahan tidak hanya melatih fisik tapi juga pikiran.

Di sisi lain, Praja ingin menjadi sosok pelatih yang selalu mendampingi atletnya. Hal itu terinspirasi dari sosok pelatihnya bernama Afif Rosadi. Afif juga lah yang menemani Praja di saat pertandingan pertamanya.

“Waktu itu posisinya hujan besar, nggak ada yang mau nemenin masuk. Dan masih banyak orang yang meremehkanku karena peluangnya kecil. Posisiku ada di dua terendah, tapi dia datang. Aku ingat betul sepatunya sampai basah,” ucap Praja.

Panahan olahraga sempurna

Meski tak menang dalam pertandingan MilkLife Archery Challenge (MLARC) KEJURNAS Antar Club 2025 yang diselenggarakan Selasa (9/12/2025) hingga Jumat (19/12/2025) di Kudus, panahan tetap menjadi olahraga favorit Praja. Sebab, dari sana lah ia mendapat banyak pengalaman berharga.

Dari ambisi dan obsesinya terhadap panahan, Praja merasa tumbuh lebih dewasa dari anak-anak seusianya. Ia pun lebih disiplin dan punya jiwa pemimpin. Ia juga jadi lebih sabar dalam menghadapi masalah, dan fokus untuk menemukan solusi.

“Oleh karena itu, aku berani bilang kalau panahan ini olahraga sempurna. Cocok untuk semua umur dan sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.” Ujar Praja.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 20 Desember 2025 oleh

Tags: DAD Archery Clubklub panahan jakartakudusMLARCpanahanPerpaniSSA
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat "Suami" bahkan "Nyawa" Mojok.co
Ragam

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO
Ragam

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co
Ragam

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO
Ragam

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.