Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Liputan

Siasat Unfaedah Mahasiswa Filsafat UIN Saat Denger Kemenag Batalin Diskon UKT

Mohammad Lutfi Maula oleh Mohammad Lutfi Maula
3 Mei 2020
0
A A
Siasat Unfaedah Mahasiswa Filsafat UIN Saat Denger Kemenag Batalin Diskon UKT

Siasat Unfaedah Mahasiswa Filsafat UIN Saat Denger Kemenag Batalin Diskon UKT

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kemenag baru aja batalin rencana diskon uang kuliah tunggal (UKT). Lantas gimana siasat mahasiswa filsafat UIN Banten? Saya coba temui mereka.

Kebijakan Kemeprank Kementerian Agama alias Kemenag membatalkan rencana diskon UKT (Uang Kuliah Tunggal) dan pemberian kuota gratis kepada mahasiswa UIN belakangan ini dianggap sangat tidak bijak oleh banyak pihak.

Wajar kalau hal tersebut menuai banyak protes dari kalangan aktivis kampus. Kuliah nggak bisa di kelas karena pandemi, fasilitas kampus nggak bisa diakses mahasiswa lagi, eh, masih disuruh bayar full lagi.

Namun, di tengah kegelisahan ini, ada satu “kaum”—maaf saya tidak menemukan padanan kata yang tepat—di kampus UIN Banten yang seolah tidak peduli dengan hiruk-pikuk tersebut. Belagak nggak peduli aja sih, diam-diam ikut julid juga.

Mereka adalah kaum yang terasing dan sering diabaikan di tengah maraknya industrialisasi dan juga sering dituduh kafir oleh banyak orang. Ya, mereka adalah mahasiswa filsafat UIN Banten. Udah filsafat, dari Banten lagi. Klenik dua jalur.

Bagi mahasiswa filsafat UIN Banten, mengetahui harapan palsu yang dijanjikan Kemenag beberapa waktu silam itu hal biasa aja. Bukan sesuatu yang mengejutkan.

Ketika jajaran organisasi kampus mulai dari Dewan, Senat hingga HMJ, ramai membikin pamflet protes soal nggak jadinya diskon UKT ini. Tidak ada para mahasiswa filsafat yang ikut gelombang protes itu.

Sebagian dari mahasiswa filsafat justru memilih menghabiskan waktu untuk tadarus dan menghafal ayat-ayat suci, sedang sebagian yang lain memilih untuk bertafakur sambil merenungi lagu-lagu The Beatles saat #diRumahAja.

Bagi mahasiswa filsafat yang jelas-jelas mencintai kebijaksanaan, merenungi lagu-lagu The Beatles jauh lebih bijaksana ketimbang mengkritik Kemenag soal batalnya diskon UKT bagi mahasiswa.

Mereka meyakini bahwa mengkritik Kemenag saat ini hanya buang-buang waktu belaka, sebab tidak akan didengar. Dan mereka tahu, sebagaimana petuah orang bijak, “Buang-buang waktu bukanlah hal yang bijak.”

Di antara mereka yang memilih untuk menghafal ayat-ayat suci atau merenungi lagu-lagu The Beatles, ada dua orang yang tidak melakukan kedua hal tersebut karena alasan-alasan tertentu.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya merasa beruntung dapat mewawancarai dua orang yang menjadi bijak tidak seperti mahasiswa lainnya yang malah ribut sama diskon UKT.

Yang pertama adalah Nurman Halid (19), calon filsuf yang setiap ke pangkas rambut minta rambutnya dipangkas mirip gaya rambut Albert Camus dan belum lama mengetahui bahwa pacarnya selingkuh.

“Gua diselingkuhin sama doi. Sedih, pengen nampol pacarnya yang sekarang. Tapi males takut dosa. Ya udah sekarang gua cuma bisa ngotak-ngatik jam yang pernah doi kasih,” kata Halid.

Bagi Halid, ngutak-atik barang pemberian mantan adalah hal paling bijak yang dilakukan oleh pemuda ambyar seperti dirinya sekarang ini. Ketimbang frustasi nggak jelas.

Yaelah jam G-Schok tiruan aja pakai diutak-atik segala. Biar jadi jam Alexandre Christie gitu?

“Sebagai mahasiswa filsafat tulen, aku hanya ingin melakukan apa-apa yang menurutku bijak,” katanya suatu waktu pada saya.

Meskipun terkesan “lembek”, tetapi kita tidak bisa menyangsikan apa yang Halid lakukan adalah suatu hal yang bijak. Bagaimanapun, menghibur diri sendiri di tengah kegamangan, ketakutan, keributan adalah hal yang bijak.

“Aku pengen apa yang aku lakuin juga ditiru sama sobat ambyar seantero dunia. Kalo bisa quotes-ku dibikin pamflet sama banyak orang, terus dibikin stori di akun sosmed mereka. Sekalian follow Instagram @mnrman_ supaya mereka bisa bijak kayak aku,” pungkasnya mengakhiri wawancara dengan cara cengengesan, unfaedah, dan sangat tidak bijaksana.

Sementara itu, sekitar 100 kilometer dari kediaman Halid, Atu Fauziah (19), seorang perempuan pejuang kesetaraan gender dan ahli ilmu kalam, juga memiliki cara menjadi bijak versinya sendiri menghadapi pandemi dan beban UKT mahasiswa yang nggak jadi kena diskon.

“Di rumah rame terus, jadi susah baca buku, menghafal nama-nama ikan, apalagi ngerjain tugas,” kata Atu saat saya tanya apa saja kesibukannya selama di rumah.

Menurut pengakuan Atu, meski sudah diimbau untuk social distancing, anak didiknya masih sering bertandang ke rumahnya.

“Sebelum Kemenag mengeluarkan surat edaran untuk tidak melakukan KBM di madrasah, kegiatan KBM tetap seperti biasa meskipun waktu itu sudah marak kasus positif corona di Indonesia. Waktu itu kami masih merasa aman-aman saja sebab kasus COVID-19 tidak sedarurat sekarang. Sebelum surat edaran itu dikeluarkan, KBM masih berjalan efektif.,” katanya.

“Tetapi karena kita harus ikut arahan untuk melakukan pembelajaran di rumah saja, ini cukup membingungkan pengajar, sebab tak semua siswa punya hape untuk melakukan pembelajaran online di rumah. Nah, karena di rumahnya anak-anak nggak belajar, makanya sekarang beberapa anak masih bandel suka main ke rumah (saya),” tambahnya.

Tinggal di pelosok Banten dan memiliki beban moral terhadap anak-anak kecil di lingkungannya, Atu menggunakan rumahnya untuk mengajar anak-anak kecil.

Tentu bukan mengajar materi-materi filsafat, karena materi seperti itu terlalu horor untuk anak-anak yang belum bisa bedain mana ikan betik mana ikan sepat.

“Paling ngajar matematika, baca Iqro’, sambil diselingin main tebak-tebakan juga kadang-kadang,” kata Atu saat saya tanya apa saja materi yang dia ajarkan.

Atu melatih anak didiknya dengan cara yang sangat tidak filsafat sama sekali.

Boleh dibilang Atu adalah salah satu perempuan paling progresif di kelas jurusan Filsafat UIN Banten.

Di sela-sela menghafal teori-teori filsafat, Atu gemar bertungkus lumus dengan buku sejarah untuk mencari tahu merek pomade yang pernah dipake Socrates di zaman dulu meski hasil bacaannya tidak pernah dia ajarkan kepada anak didiknya.

Tidak seperti Halid yang terbilang narsistik, Atu justru memilih untuk menebar kebijaksanaan “apa adanya” saja. Atu tidak membatasi diri selama apa yang dilakukannya bertumpu pada hal-hal baik.

Mengajar adalah hal yang sangat bijak yang dilakukan Atu. Yang membuatnya semakin bijak, Atu tidak memberikan tarif kepada anak-anak yang diajarkan olehnya. Sebab, Atu bukan pemilik saham perusahaan Ruangguru.

Di akhir wawancara Atu menyampaikan bahwa mengajar orang lain sebenarnya sama saja seperti mengajar diri sendiri. Ketika memberikan nasihat kepada anak didiknya, bagi Atu, itu juga nasihat untuk dirinya. Yang jelas, menjadi pribadi yang bijak bukan lagi soal pilihan, melainkan keniscayaan. Buseeet.

Sebelum itu Atu juga berpesan bahwa di tengah pandemi ini orang-orang mesti lebih bersabar dan sebisa mungkin turut menebar kebaikan serta kebijaksanaan, alih-alih menebar berita hoaks dan melulu memancing keributan.

“Semoga corona cepet hilang biar anak-anak bisa aktivitas seperti biasa. Dan semoga juga diskon UKT jadi diturunin bahkan digratisin sama Kemenag,” pungkasnya mengakhiri wawancara dengan saya.

Sebagaimana saya singgung di awal, Atu adalah bagian dari kaum yang nggak protes soal wacana diskon UKT, tapi di akhir obrolan kami yang berjarak, diam-diam dia ikutan julid juga.

Meskipun begitu Atu tahu, jauh lebih baik menegur anak didiknya ketika nakal karena masih bakal didengarin ketimbang mengkritik Kemenag.

BACA JUGA Mahasiswa Filsafat Harus Siap Nganggur karena Dianggap Cuma Bisa Mikir atau tulisan rubrik LIPUTAN lainnya.

Terakhir diperbarui pada 23 Agustus 2021 oleh

Tags: diskon UKTkemenagmahasiswa filsafatukt
Iklan
Mohammad Lutfi Maula

Mohammad Lutfi Maula

Mahasiswa Filsafat yang bercita-cita jadi wasit Liga Inggris.

Artikel Terkait

Beasiswa dicabut UNY dan nggak sanggup bayar UKT. MOJOK.CO
Kampus

Nelangsa Kuliah di Perantauan Tanpa Kiriman dari Orang Tua, Nggak Sanggup Bayar UKT dan Nyaris DO karena Skripsi Dipersulit

30 Juni 2025
Demi turuti anak kejar gelar sarjana orangtua rela hidup dalam pura-pura. Dari pura-pura sanggung bayar UKT dan kiriman uang bulanan hingga sembunyikan kesepian MOJOK.CO
Catatan

Demi Turuti Anak Jadi Sarjana Orangtua Rela Hidup dalam Pura-pura, Pura-pura Sanggup Bayar UKT dan Sembunyikan Banyak Kepedihan

25 Juni 2025
Saat anak jadi mahasiswa: riang menanti kiriman uang bulanan dan jatah UKT, sementara bapak tertekan MOJOK.CO
Ragam

Anak Kuliah Enteng Minta Jatah UKT dan Kiriman Bulanan Tiap Saat, Bapak Hanya Bisa Sok Berduit padahal Tertekan

23 Juni 2025
PPN Nggak Jadi Naik: Masih Ada Tapera, dan Kenaikan Iuran BPJS, Tarif KRL, UKT.MOJOK.CO
Ragam

PPN Nggak Jadi Naik: Masih Ada Tapera, dan Kenaikan Iuran BPJS, Tarif KRL, UKT

6 Januari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengalaman temani pacar jadi driver Shopee Food, hadapi beragam watak manusia MOJOK.CO

Pengalaman Temani Pacar Jadi Driver Shopee Food Jadi Tahu Ragam Watak Manusia: Batin Campur Aduk antara Haru, Riang, dan Nelangsa

8 Juli 2025
Tapak Suci, perguruan anti rusuh. MOJOK.CO

Heran sama Latihan Pencak Silat yang Keras-kerasan hingga Jadi Biang Kerusuhan, di Tapak Suci Keras tapi Harus Empati

8 Juli 2025
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin salurkan bantuan benih padi ke petani Grobogan MOJOK.CO

Grobogan: Sumber Ketahanan Pangan yang Mencoba Bangkit usai Diterjang Banjir

3 Juli 2025
Pemerintah Kota Yogyakarta tambah Tempat Khusus Merokok demi wujudkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Malioboro MOJOK.CO

Jangan Lagi Merokok Sembarangan di Malioboro karena Tersedia Banyak Tempat Khusus Merokok, Ada Spot Enjoy untuk Nikmati Suasana Jalan

3 Juli 2025
Kasus Kaca Kereta Api Dilempar Batu Adalah Pertanda Orang Indonesia Memang Belum Siap (dan Nggak Pantas) Dapat Hal-hal yang Baik

Kasus Kaca Kereta Api Dilempar Batu Adalah Pertanda Orang Indonesia Memang Belum Siap (dan Nggak Pantas) Dapat Hal-hal yang Baik

9 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.