Pemandangan yang tidak ada di mal lain
Potret jurang si kaya dan si miskin di mal-mal lain di Surabaya bisa dibilang tak sekentara di Royal Plaza. Begitu pendapat dari Dodik, yang sedikit banyak saya amini.
Dodik lantas menyebut beberapa nama mal besar, di antaranya Pakuwon Mall, Tunjungan Plaza, hingga Grand City.
“Mal-mal itu terletak di titik-titik metropolis Surabaya. Jadi orang-orang yang tinggal di sekitar mal-mal itu bisa dipastikan dari kalangan ekonomi atas,” ucap Dodik.
Tidak seperti di Royal Plaza yang di belakang dan seberang jalannya saja terpampang jelas deretan rumah-rumah kumuh, kecil, dan padat penduduk.
Lebih-lebih, selama ini Royal Plaza juga erat dengan stereotip sebagai jujukan bagi orang eknomoi pas-pasan yang mau merasakan sensasi ngemal. Sebab, akses dan budget untuk ngemal di Royal Plaza jauh lebih ekonomis ketimbang mal-mal lain yang Dodik sebutkan di atas.
“Orang seperti saya kalau masuk TP (Tunjungan Plaza) misalnya, langsung ketahuan katrok dan miskinnya. Satu, bingung karena itu mal gede banget. Dua, TP itu isinya crazy rich-crazy rich. Jadi sekali ada orang dengan perawakan seperti saya, pasti langsung mendapat tatapan aneh,” ungkap Dodik.
Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
Cek berita dan artikel lainnya di Google News