Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Pracimantoro, Kecamatan Miskin di Jawa Tengah yang Kebaikan Warganya Menyelamatkan Nasib Banyak Orang

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
8 Januari 2025
A A
Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah.MOJOK.CO

Ilustrasi - Pracimantoro, Kecamatan Miskin di Jawa Tengah yang Kebaikan Warganya Menyelamatkan Nasib Banyak Orang (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Meski menjadi kecamatan dengan jumlah orang miskin terbanyak di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, warga Pracimantoro masih punya sikap dermawan. Kebaikan itu yang berkali-kali menyelamatkan hidup banyak orang.

***

Kecamatan Pracimantoro tak dikenal secara luas. Wajar saja, sebab daerah ini memang termasuk pelosok. Ia berada di ujung paling tenggara Kabupaten Wonogiri. 

Saya lahir dan besar di sini. Dan jujur, tak banyak yang bisa dibanggakan dari kecamatan tempat saya lahir itu. Potensi wisata jarang, prestasi warganya pun juga minim. Kalaupun ada, pasti jauh dari sorotan.

Kalau saya memperkenalkan Pracimantoro kepada orang lain, paling mentok ada dua hal yang mereka identifikasi. Satu, jalan rusak. Dua, susah air. Memang, sebagai sebuah kecamatan, ada beberapa desa yang akses jalan dan air sudah memadai. Namun, secara umum, kondisinya ya memang miris adanya.

Bahkan, menurut data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) yang dikeluarkan Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pracimantoro menjadi kecamatan dengan penduduk miskin terbanyak di Wonogiri. Jumlahnya mencapai 30 ribu jiwa yang terbagi di 8.747 keluarga.

Tragedi kehilangan uang puluhan juta di Pracimantoro

Meski hidup dalam keprihatinan, itu bukan menjadi alasan bagi masyarakat di Pracimantoro, Wonogiri, untuk tak berbuat baik. Salah satu yang merasakan kebaikan warga itu adalah Adin (27), lelaki asal Jogja yang kini bekerja di salah satu laboratorium sejarah di Indonesia.

Saya mengenalnya karena sebuah pekerjaan yang bersinggungan dengan kesejarahan. Ketika saya memperkenalkan diri sebagai orang yang berasal dari Pracimantoro, respons Adin beda dari kebanyakan orang. Kalau kebanyakan orang langsung mengernyitkan dahi, dia malah bercerita kalau warga di Pracimantoro itu baik-baik.

Ceritanya, sekitar 5 tahun lalu, sebelum pandemi, dia menemani saudaranya untuk menyelesaikan transaksi jual beli tanah di Gunungkidul. Transaksi itu melibatkan uang cash. Sehingga, dia dan saudaranya itu pulang dengan segepok uang.

“Jumlah pastinya nggak tahu. Puluhan juta yang jelas,” ungkapnya, bercerita kepada Mojok, yang ditemui Selasa (31/12/2024), saat malam pergantian tahun.

Setelah dari lokasi, sang saudara mengajaknya melawat ke Pracimantoro untuk menemui seorang teman. Di sana, mereka sekalian makan malam. 

Sayangnya, kejadian naas pun terjadi. Setelah mereka sampai di Jogja, tas berisi bergepok-gepok uang senilai puluhan juta tadi tertinggal. Saudara Adin cuma ingat, terakhir kali dia menaruh uang dalam mobil saat mereka makan di sebuah warung. 

“Pikiran liar muncul. Saya mikirnya uang dicuri, ada yang bobol mobil. Kalau saudara saya mikirnya diambil tuyul,” kisahnya.

Mereka pun panik setengah mati. Saat datang ke polisi, laporan cuma mentok di respons “akan kami tangani secepatnya”. Maka, di malam hari itu juga, kira-kira pukul 11 malam, mereka memutuskan kembali ke Pracimantoro.

Iklan

Sekitar pukul 1.30 dini hari, warung tempat mereka makan sudah tutup. Kondisi pun amat sepi. Tak ada tanda-tanda uangnya ada di situ.

Adin bercerita, saudaranya menangis di tempat. Kakinya pun juga sudah lemas, tak tahu lagi apa yang harus diperbuat. Kata pasrah pun pada akhirnya cuma mentok di ucapan, karena isi kepala sudah pusing setengah mampus.

Kebaikan warga bikin uang kembali

Beberapa warga yang lewat dia berhentikan, berharap ada yang bisa dimintai informasi. Sayangnya nihil. Sebab, ya, mereka cuma orang lewat, tidak tahu duduk persoalan.

Sampai akhirnya, seorang warga Pracimantoro menemui mereka. Memang dia tak bisa memberikan informasi. Tapi ada satu rekomendasi yang akhirnya menolongnya.

“Kami disuruh datang ke rumah Pak RT,” kata Adin. “Awalnya mikir, ‘wah gila juga, posisi udah mau jam 3, masa bertamu’. Tapi akhirnya kami lakukan karena berpikir tak ada salahnya.”

Pukul 3 pagi, mereka membangunkan Pak RT. Dengan ramah, tuan rumah yang masih terlihat mengantuk, mempersilakan masuk. Bahkan, aneka cemilan dan teh hangat pun juga disediakan.

“Setelah selesai menceritakan maksud kedatangan kami, Pak RT cuma bilang, ‘maaf, jumlah pastinya berapa? Dan, saudara saya pun langsung menjelaskan secara presisi,” ujarnya.

Tak lama, Pak RT langsung menyuruh anaknya untuk menjemput seseorang. Setelah 10 menit menunggu, anak tersebut datang bersama dua orang lainnya.

“Jadi, Mas, mereka berdua ini tadi siang menemukan tas njenengan warung makan. Mereka tak berani membuka, cuma mengintip sedikit dan setelah tahu isinya adalah uang, langsung melapor ke saya. Saya meminta mereka menyimpan, jangan disentuh, sampai ada yang kembali,” kata Adin, mengulang kalimat Pak RT.

Akhirnya, di ruangan tersebut: Adin, saudaranya, Pak RT, dan dua orang yang menemukan tas tadi menghitung jumlah uangnya. Ternyata, nominalnya sesuai dengan yang dibilang sang saudara. Akhirnya, Pak RT memastikan bahwa ini memang ini yang dicari dan saat itu juga mengembalikan ke mereka.

“Ada dua hal yang aku kagumi dari warga Pracimantoro. Pertama, bisa saja kan si orang random yang nemu itu nggak melapor, langsung dibawa kabur aja. Tapi mereka memilih melapor, bahkan tasnya itu dibuka aja tidak,” jelas Adin.

“Kedua, itu jam 3 pagi. Tapi mereka responsif banget. Bisa saja kan kami disuruh nunggu sampai pagi atau malah diusir?,” pungkasnya.

Para dermawan di dalam bus

Cerita yang dipaparkan Adin, memang tak banyak saya dengar. Tapi saya bangga, karena cerita itu kejadian di Pracimantoro, tempat yang selama ini mendapat label negatif.

Kalau boleh jujur–tapi bukan bermaksud mengglorifikasi–kedermawanan warga Pracimantoro sudah kerap saya saksikan. Terutama di dalam bus-bus antarkota.

Di bus jurusan Solo, dahulu saya kerap melihat siswa-siswa sekolah (SMP dan SMA) dibayari oleh penumpang lain.

“Bayarnya sekalian sama dua adek ini, Pak,” kata yang kerap saya dengar di dalam bus. Ini tak cuma sekali atau dua kali terjadi.

Saat berangkat ke Jogja menaiki Purwo Widodo pun, saya pernah mengalaminya sendiri. Hanya karena saya “mau diajak ngobrol” oleh seorang bapak-bapak, dia membayari kursi bus saya. Kalau itu, sekitar 2018, tarifnya Rp30 ribu. Uang yang cukup besar untuk orang yang tak dikenal.

Jujur, saya semakin jarang pulang kampung ke Pracimantoro. Namun, saya bangga karena ada banyak kebaikan warganya yang semakin sering didengar ketimbang label negatifnya yang terus melekat.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Mendambakan Hidup di Menturo Sumobito, Desa Kecil nan Tenteram di Jombang yang Tak Diperhitungkan atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

Terakhir diperbarui pada 10 Januari 2025 oleh

Tags: jawa tengahkecamatan pracimantoropracimantoropracimantoro wonogiriwonogiri
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga
Pojokan

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
pabrik semen, pracimantoro, wonogiri.MOJOK.CO
Aktual

Dari Panggung Rock in Solo untuk Pegunungan Sewu: Suara Musik Keras Menolak Pabrik Semen Pracimantoro

4 November 2025
Mangrove, Garda Terdepan Ketahanan Pangan Pesisir Utara Jawa.MOJOK.CO
Mendalam

Mangrove, Garda Terdepan Ketahanan Pangan Pesisir Semarang yang Masih Diabaikan

16 Oktober 2025
Pasar Wonogiri Terbakar (Lagi): Memori Kelam Dua Dekade yang Lalu Terulang Kembali
Pojokan

Pasar Wonogiri Terbakar (Lagi): Memori Kelam Dua Dekade yang Lalu Terulang Kembali

6 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.