Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Mendengar Cerita Sisi Gelap Mall Besar di Jogja yang Jarang Diungkap

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
13 Juli 2024
A A
Mendengar Cerita Sisi Gelap Mall Besar di Jogja yang Jarang Diungkap.MOJOK.CO

Ilustrasi Mendengar Cerita Sisi Gelap Mall Besar di Jogja yang Jarang Diungkap (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Gosip soal “sperma berceceran di mall FX Sudirman setelah konser JKT48” baru-baru ini ramai di media sosial. Meski meragukan dan belakangan sudah dibantah pihak manajemen mal, cerita itu pun menjadi bola liar. Banyak netizen kemudian angkat bicara soal sisi gelap mall di kotanya, termasuk di Jogja.

Sebagai sebuah provinsi, Jogja memiliki lebih dari 10 mal. Mulai dari yang mewah seperti Pakuwon Mall, Jogja City Mall, Sleman City Hall, serta Ambarrukmo Plaza. Hingga mal-mal yang mulai sepi pengunjung laiknya Galeria, Lippo Plaza, JWalk bahkan Ramai Mall.

Uniknya, mal-mal ini tersebar di dua kawasan saja, yakni Kota Jogja dan Sleman. Sementara di tiga kabupaten lain, Gunungkidul, Kulonprogo, dan Bantul, mal belum dibangun.

Bagi Yuli (26), tak adanya mall di kota kelahirannya, Bantul, sebenarnya adalah berkah tersendiri. Tiga tahun bekerja di salah satu mal mewah Jogja, Yuli tak mendapatkan kemewahan apa-apa dalam hal pendapatan. Dia berkelakar, “hal-hal aneh lebih mungkin terjadi di mal ketimbang kenaikan gaji.”

Langganan orang-orang dengan orientasi seksual aneh

Pada 2018 lalu, Yuli mulai bekerja di kedai makan salah satu mall mewah di Jogja. Tempat kerjanya selalu ramai pengunjung. Namun, setelah beberapa bulan bekerja di tempat tersebut, ia mulai notice ada sekelompok pengunjung yang setidaknya sebulan sekali bikin acara di tempat kerjanya.

Awalnya, Yuli bersikap biasa saja. Toh, banyak orang datang, pergi, dan bikin acara di sana.

Semua berubah ketika temannya menceritakan kalau sekelompok orang itu merupakan perkumpulan orang-orang swingers. Alias, mereka adalah suami-istri yang berkomitmen saling bertukar pasangan dalam berhubungan seks.

“Awalnya aku pikir itu gosip. Tapi aku diceritain sama manajer di tempatku kalau aku jangan kaget, mereka emang orang yang suka gituan,” jelasnya.

Bahkan, Yuli bercerita kalau manajernya juga pernah ditawari untuk bertukar pasangan oleh mereka meski akhirnya ditolak.

“Parahnya adalah, kata manajerku mereka ini aslinya orang-orang berpendidikan. Ada yang guru, dosen, gitu.”

Terakhir kali Yuli bekerja di mall tersebut adalah 2021. Ia ‘diruamhkan’ akibat pandemi Covid-19. Namun, tiga tahun bekerja di sana, Yuli tak pernah menemukan penjelasan mengapa tempat kerjanya itu menjadi lokasi favorit swingers buat nongkrong.

Penipu dari kampus-kampus besar beroperasi di mall Jogja

Selain jadi langganan kelompok yang Yuli sebut punya “orientasi seksual aneh”, beberapa mall besar di Jogja nyatanya jadi tempat favorit pelaku penipuan mencari mangsa.

Kasus penipuan memang bisa datang dari mana saja. Namun, menurut Rinjani* (20), kelompok penipu yang pernah menipunya sampai belasan juta rupiah memulai aksi mereka dalam pertemuan di mall-mall Jogja.

“Motifnya diajak ketemuan. Diajak makan atau nonton di mall, nanti di sana kita dibujuk rayu buat gabung ke proyek mereka yang aslinya peniupuan,” kata mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) kepada Mojok.

Iklan

Rinjani sendiri merupakan korban sindikat penipuan yang melibatkan mahasiswa kampus besar seperti UGM dan UNY. Ceritanya pernah Mojok tulis dalam liputan “Komplotan Mahasiswa di Jogja Tipu Mahasiswa di Panti Asuhan Lewat MLM. Orang Tua Korban Sampai Jual Tanah” pada 17 Januari 2024 lalu.

Perempuan yang tinggal di pondok panti asuhan ini menilai, alasan mall dipakai karena jadi lambang “gaul” dan “anak muda” banget. “Kalau saya melihat sih, pelaku ngajakin ke mall karena mau nunjukin, ‘ini lho aku kekinian banget, banyak duit banget sampai tiap hari nongkrongnya di mall,” ungkap Rinjani.

Rinjani mengetahui hal tersebut karena banyak korban juga bercerita awal mereka berkenalan dengan pelaku, ajakan nongkrongnya adalah ke mall. “Mungkin sudah diskenarioin, kalau di mall apalagi yang baru pertama kita kunjungin, ya kita asing jadi nggak ada pilihan selain percaya pelaku.”

Untungnya, mall juga jadi tempat Rinjani bisa lepas dari pelaku. Ia bercerita, saat pelaku mencoba memerasnya di Pakuwon Mall, ia menangis dan berteriak. Alhasil, ada beberapa orang yang notice. Meskipun dirinya merasa malu, setidaknya beberapa orang aware dan para pelaku enggan buat melanjutkan aksinya.

Belakangan, dari informasi yang beredar, para pelaku sudah tertangkap.

Tempat para buruh terlunta-lunta

Meski bangunannya mewah dan menjadi tempat nongkrong yang elite, para pekerja booth-booth mall di Jogja ternyata jauh dari kata sejahtera. Temuan Mojok di lapangan menunjukkan, banyak buruh yang mendapat gaji di bawah UMR. Sementara yang punya gaji cukup, biasanya dipekerjakan secara overtime.

Beberapa pekerja FnB di Pakuwon Mall, misalnya, mereka mengaku dipekerjakan dengan status freelance meski sudah bekerja selama dua tahun. Alhasil, hak-hak mereka sebagai karyawan tetap tak bisa terpenuhi.

Gaji mereka pun dibayarkan dengan skema shift, rata-rata Rp85 ribu per sesinya. Belum lagi, untuk tiap shift, mereka kerap overtime sampai 10 jam kerja tiap harinya.

Kasus serupa juga Mojok temui 2023 lalu. Di Lippo Plaza, beberapa pekerja toko pakaian mengeluh karena hanya digaji Rp2 juta per bulan. Memang, jam kerja mereka normal, tak seperti para buruh FnB di Pakuwon Mall.

Namun, gaji Rp2 juta artinya masih di bawah UMR Jogja yang pada 2023 lalu berada di angka Rp2,2 juta.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA Surabaya Punya Ikon Baru yang Malah Jadi Pusat Masalah Baru, Tak Pernah Bisa Tenang di Kota Pahlawan

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 15 Juli 2024 oleh

Tags: Jogjamallmall di jogjamall jogjasisi gelap mall
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO
Esai

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO
Liputan

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO
Bidikan

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

18 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.