Jangan naik bus Sumber Selamat di malam hari
Setelah pengalaman pertama naik bus Sumber Selamat malam hari, Muhlasin bersumpah tidak akan mengulanginya lagi. Sebab, di jam-jam malam bus PO Sugeng Rahayu ini justru seperti kesetanan.
Tidur pun rasa-rasanya tidak akan mempan untuk memangkas rasa takut. Pasalnya, bus yang mengguncang dan menggoyang penumpang jelas saja membuat penumpang tidak akan bisa tidur jenak.
“Belum lagi kalau misalnya emang bisa tidur, harus takut sama kemungkinan tas hilang,” beber Muhlasin.
Mojok pernah menulis betapa rawannya naik bus ini di malam hari. Karena lengah sedikit, barang berharga bisa lenyap.
Sebenarnya di siang hari pun sama rawannya. Akan tetapi, Muhlasin punya siasat untuk menjaga tasnya.
Biasanya dia akan mengambil kursi dekat jendela. Lalu dia akan menaruh tasnya di pojok untuk dijepit badan atau kakinya. Pokoknya jangan taruh tas di depan badan atau di atas bagasi. Itu masih menjadi ruang leluasa bagi pencuri.
Duduk di kursi depan adalah ide buruk
Bekerja di Solo, Naila (27) juga terbilang sering naik bus Sumber Selamat jika ingin pulang ke Madiun, jika memang kehabisan tiket murah kereta.
Dia sebenarnya beberapa kali melihat ada bus Mira di jalur selatan. Namun, setiap menunggu bus di Terminal Tirtonadi Solo, entah kenapa yang sering dia temui adalah bus Sumber Selamat.
“Naik Patas kayak eman aja. Wong cuma Solo-Madiun,” ujarnya.
Sejak kecil, Naila sangat suka duduk di kursi depan. Karena dari situ dia bisa melihat bagaimana cara sopir mengemudikan bus sekaligus melihat “pemandangan” lebih utuh dari kaca depan ketimbang jika melihatnya di jendela.
Akan tetapi, pengalamannya duduk di kursi depan bus dari PO Sugeng Rahayu membuatnya parno dengan kursi depan.
“Kan akhirnya melihat dengan jelas to bagaimana ugal-ugalannya sopir Sumber Selamat. Nggak heran jika orang yang duduk di depan mesti jejeritan. Bus ini sering banget mau nabrak,” tutur Naila.
Terlebih, Naila kerap menemukan berita—baik tertulis maupun video—laka lantas yang melibatkan bus Sumber Selamat. Bagian depan bus selalu tampak ringsek parah. Itu membuat Naila bergidik ngeri sehingga akhirnya memutuskan untuk tidak lagi duduk di bagian depan.
“Paling ngerasa tenang di tengah-tengah. Cuma akan kaget kalau ada yang jerit dari depan. Tapi seenggaknya nggak melihat langsung apa yang sedang terjadi di depan bus. Walaupun goyangan bus masih bikin agak deg-degan,” imbuhnya.
Kenapa terus ugal-ugalan?
Banyak orang tentu penasaran, kenapa bus Sumber Selamat terus-menerus ugal-ugalan meski sering berakibat laka lantas? Mojok pernah menulisnya yang bisa dibaca di bagian BACA JUGA.
Hanya saja, uniknya, ada loh orang yang justru menikmati ugal-ugalannya bus Sumber Selamat. Misalnya, M. Mujib, seorang busmania asal Jogja.
Jika sedang ingin menyegarkan pikiran, dia kerap naik bus tersebut untuk merasakan sensasi kencangnya. Jika adrenalinnya terpacu, maka gairah hidupnya akan kembali.
Tapi bagaimanapun, ugal-ugalan di jalanan tidak bisa dibenarkan. Karena mengancam keselamatan banyak orang. Penumpang pun berhak melaporkan bus ke polisi atau PO-nya langsung jika merasa keselamatannya terancam akibat bus yang ugal-ugalan.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Memahami Kondisi Sopir Bus Sumber Selamat, Terpaksa Ugal-ugalan di Jalan karena Terhimpit Banyak Persoalan atau liputan Muchamad Aly Reza lainnya di rubrik Liputan












