Asal mula nama Rumah Makan Ancoan
Priyanto mendirikan warung RM Ancoan bersama istrinya tahun 2010-an. Sejak awal berdiri, mereka memang sudah berencana untuk menjual menu dengan sajian utama belut dan unagi atau sidat. Menu belut karena waktu itu cukup banyak bahan bakunya, begitu juga dengan sidat. Cilacap dikenal sebagai salah satu kabupaten dengan produksi unagi atau sidat terbanyak di Pulau Jawa.
Tak jauh dari RM Ancoan ada sungai Jaka Denda. Di tepian sungai, tampak beberapa alat penangkap ikan yang orang menyebutnya dengan Anco. Sebutan alat penangkap ikan itu yang kemudian memberi inspirasi Priyatno dan istrinya menamakan warung makannya dengan nama RM Ancoan.
“Saya mengiranya menu yang dijual di tempat ini ikan-ikan hasil ancoan,” kata saya tertawa.
“Kalau hasil ancoan biasanya ikan putihan,” kata Priyatno.
Seiring waktu ternyata warung ini makin ramai. Karena belut adalah menu musiman ia kemudian mendatangkan pasokan bahan baku belut dari daerah lain.
Melihat usahanya makin berkembang, Priyatno dan istrinya kemudian mengembangkan usaha tidak hanya menjual menu di warung, tapi juga sidat olahan.
“Kami itu sampai pernah memasok belut tanpa duri di 20 mall di Pulau Jawa. “Sekarang sekitar 7 mall dan beberapa outlet rumah makan,” kata Priyatno. Ia juga memasuk olahan unagi atau sidat dalam bentuk frozen.
“Kalau sidat cukup mendatangkan dari wilayah Cilacap saja, kan di sini terkenal sebagai penghasil sidat,” kata Priyatno.
Sempat terpukul Covid 19, stok 2 ton sidat dan belut untuk konsumsi keluarga dan karyawan
Covid 19 memukul bisnis yang Priyatno rintis dengan istrinya. Semua mall dan tempat makan yang ia pasok tutup. Padahal saat itu ada sekitar 1,5-2 ton stok belut asap dan unagi dalam bentuk frozen yang siap kirim ke mitra. Terpaksa stok tersebut mereka konsumsi karena tidak ada yang jadi membeli.
“Stok itu akhirnya kami konsumsi sendiri bersama karyawan untuk bertahan hidup selama pandemi,” kata Priyatno.
Saat pandemi mereda, Priyatno dan istrinya kehabisan modal. Stok unagi dan belut sudah habis, sehingga ia memulai lagi dari nol. “Dulu itu sebulan bisa memasuk 1,5-2 ton, sekarang masih di 300 kwintal, karena banyak mitra yang juga tutup kena imbas pandemi,” kata Priyatno.
Priyatno selama ini tak terkendala soal pasokan bahan baku. Hanya saja kadang harus bersaing mengingat belut dan unagi atau sidat merupakan komoditas ekspor yang juga disukai oleh orang luar negeri, seperti Jepang dan China.
Nggak mau buka rumah makan belut dan sidat di luar Kawunganten
Priyatno sudah berkali-kali mendapat tawaran dari investor yang meminta mereka buka tidak hanya di Kawunganten, tapi juga di wilayah perkotaan. Bahkan tidak sedikit yang memintanya membuka usaha di ibu kota kabupaten Cilacap yang jaraknya sekitar 35-40 kilometer dari warungnya saat ini, tapi ia menolak.
“Kami nyaman jualan di sini. Toh selama ini juga banyak oran-orang dari kota yang mampir ke warung kami. Kalau buka di tempat lain kami masih belum ada rencana,” kata Priyatno.
Priyatno sangat percaya diri orang-orang dari kota akan datang ke tempatnya untuk menyantap menu spesial belut dan sidat.
Namun, rasa percaya dirinya ada benarnya, saya saya cari informasi melalui Google, warung atau rumah makan yang khusus menyediakan menu khas belut dan sidat hampir tidak ada. Bisa dikatakan, warung ini satu-satunya yang terenak di kabupaten terluas di Provinsi Jawa Tengah ini.
Tidak sedikit orang-orang yang melamar jadi investor warung makannya agar bukan di tempat lain. Namun, ia dan istrinya tetap berjualan di Kawunganten.
“Orang di Kota Cilacap kalau mau makan juga ke sini kok. Ada juga yang pesan sayur belut dari Jakarta atau luar kota kita bisa kirim lewat paket,” kata Priyatno.
Ia malah menawarkan, kalau pun ada orang yang mau buka tempat makan dengan menu unagi dan pepes belut, ia bisa menyediakan bahan bakunya. Mulai dari belut hingga unagi ada. Bahkan jika ada yang membutuhkan dalam kondisi hidup, ia punya banyak stok.
“Mulai yang ukuran benih hingga ukuran konsumsi, kami menyediakan,” katanya mantap.
Penulis: Agung Purwandono
Editor: Hammam Izzuddin
BACA JUGA Nikmatnya Sambal Belut Kang Shobirin Bantul, Ada Menu Rahasia untuk Para Lelaki
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News