ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Liputan

Ketakutan PKL Teras Malioboro 2 Jelang Relokasi Kedua, Ada Pedagang Siluman hingga Lokasi yang Tersembunyi

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
31 Agustus 2023
0
A A
Ilustrasi Ketakutan PKL Teras Malioboro 2 Jelang Relokasi Kedua.MOJOK.CO

Ilustrasi Ketakutan PKL Teras Malioboro 2 Jelang Relokasi Kedua, Ada Pedagang Siluman hingga Lokasi yang Tersembunyi. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

PKL Teras Malioboro menjalani masa-masa menentukan jelang relokasi kedua mereka. Ada ketakukan tentang lokasi baru sampai potensi pedagang baru atau ‘pedagang siluman’.

***

Di lapak kecil berukuran 120 x 120 centimeter, seorang PKL Teras Malioboro 2, Afifudin (43) sedang bernegosiasi dengan sepasang suami istri yang membawa cucu kecil mereka. Sang cucu, menginginkan mainan mobil-mobilan yang Afif jual.

“Rp30 ribu nggih Pak?” tawar pembeli.

Sambil tetap tersenyum, Afif mencoba menawarkan jalan tengah. Ia menurunkan menjadi Rp35 ribu dari harga awal Rp40 ribu. Akhirnya mereka bersepakat.

Sejak awal 2022 Afif agak merombak dagangannya. Dulu saat masih jadi PKL di trotoar Jalan Malioboro ia lebih banyak menjual pernak-pernik aksesoris untuk wisatawan. Setelah relokasi ke Teras Malioboro 2, ia lebih banyak menjajakan mainan anak-anak.

“Ya aksesoris masih ada tapi di sini kurang laku. Saya akhirnya banyakin mainannya,” kata Afif saat saya temui Rabu (30/8/2023) malam.

Letak lapaknya memang tersembunyi di tengah Teras Malioboro 2. Berdekatan dengan wahana bermain mandi bola. Sehingga menjual barang kesukaan anak-anak jadi salah satu pilihan yang logis.

Afif adalah orang yang sudah lama hidup dari perputaran uang di Jalan Malioboro. Ia mulai berdagang di jalan tersebut sejak 2000 silam.

Lewat lapaknya, Afif bisa menyekolahkan kedua anaknya. Anak pertamanya kini sudah masuk kuliah. Tabungan hidupnya banyak terkumpul saat masih berjualan di sepanjang trotoar.

Sejak pindah ia mengaku mengalami penurunan omzet drastis. Terutama di fase-fase awal relokasi. Beberapa bulan belakangan, menurutnya sirkulasi pembeli perlahan mulai mengalami peningkatan meski belum stabil.

pkl teras malioboro
PKL Teras Malioboro 2, Afifudin sedang bertransaksi dengan pembeli (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

“Tapi di sini (Teras Malioboro 2) kan hanya sementara. Bakalan relokasi lagi dan perlu penyesuaian lagi,” keluhnya.

Tidak mudah untuk mengembalikan omzet penjualan seperti semula. Kepindahan tempat berjualan sejalan dengan penyesuaian baru. Baik untuk PKL Teras Malioboro 2 hingga pengunjung yang datang.

Kekhawatiran pedagang tentang lokasi baru

“Saat ini kami ini ibaratnya baru mulai menata kembali. Pelan-pelan baru mulai hidup kembali dan bernapas,” kata Afif.

Afif mengaku mendukung kebijakan Pemda DIY untuk melakukan penataan. Namun, ia berharap setidaknya nantinya ada jaring pengaman sosial saat mereka baru mulai pindah. Sebab, masa awal kepindahan adalah fase yang berat.

Sejauh ini Pemda DIY telah menyiapkan dua lokasi relokasi pedagang Teras Malioboro 2. Keduanya terletak di Ketandan dengan luas sekitar 3.000 meter persegi dan samping Teras Malioboro 1 seluas 2.000 meter persegi.

Pembangunan tempat relokasi rencananya bakal mulai 2024 mendatang. Targetnya, para pedagang bisa menempati lapak baru mereka sekitar akhir 2024 atau 2025.

Namun, ada kekhawatiran yang berkembang di kalangan pedagang mengenai tempat yang akan mereka tempati. Afif misalnya, ia khawatir karena calon tempat relokasi tergolong tersembunyi. Tidak terlihat dari ruas Jalan Malioboro.

“Lokasinya semakin ndelik. Di sini saja sekarang sudah kerasa pengurangannya,” ujarnya.

Pedagang lain, Nining bercerita kalau ia sudah melakukan survei ke calon tempat relokasi. Ia menaruh perhatian pada lokasi di Ketandan yang selain kecil juga aksesnya masih tertutup dari Jalan Malioboro.

“Denger-denger nantinya akan ada gedung toko yang dibongkar untuk akses masuk dari Jalan Malioboro. Semoga begitu supaya pengunjung bisa mudah mengarah ke lokasi,” harap Nining.

Belum lagi, urusan penataan lokasi. Keterbatasan lahan membuat bangunan kemungkinan besar menggunakan sistem tingkat. Belajar dari situasi di Teras Malioboro 1 saat ini, dengan tiga lantai, keramaian hanya terpusat di lantai pertama.

“Di Teras Malioboro 1 kan yang lantai satu dan dua mati karena sepi,” keluh Nining.

Ketakutan adanya ‘pedagang siluman’ yang semula bukan PKL Teras Malioboro

Pada Juli lalu, PKL Teras Malioboro 2 sempat datang ke Kantor Dinas Kebudayaan DIY untuk meminta kejelasan kontraktual. Hal itu karena mereka menduga ada sejumlah nama yang semula bukan pedagang di lokasi namun terdaftar sebagai calon penerima lapak. Sementara itu, masih banyak pedagang asli yang belum terdaftar.

Saat itu, UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya, Ekwanto sempat membatalkan kontraktual. Ia beranggapan saat itu ada miskomunikasi di kalangan pedagang. Kontraktual adalah upaya penertiban administrasi.

Kendati begitu, hal serupa tetap menjadi kekhawatiran Nining. Sebab, pada relokasi pertama ia menuturkan ada orang yang mendapat lapak padahal sebelumnya bukan PKL di Malioboro.

“Sudah jadi rahasia umum kalau di sini ada lapak tambahan (siluman) hasil dari oknum pengurus kami yang lama,” ujarnya. Ia berharap Pemda DIY dapat membantu memfasilitasi agar lapak dapat tersalurkan bagi mereka yang berhak.

Hal serupa juga jadi kekhawatiran Beni Triono (48). Lelaki ini sudah jadi PKL di Malioboro sejak 1998. Lebih dari dua puluh tahun ia menjual beragam barang bagi wisatawan.

“Pernah jual kaca mata, kerajinan, sampai terakhir ini setelah relokasi jualan daster,” ujarnya.

Beni beranggapan, masa relokasi menjadi krusial karena banyak orang yang memanfaatkan momentum itu untuk mendapat lapak. Ia berharap Pemda DIY harus turun tangan memastikan pembagian lapak sesuai dengan data asli pedagang.

pkl teras malioboro
Beni memegang tiang yang menutup depan lapaknya (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

Masuknya pedagang tambahan, menurutnya berdampak pada penataan lapak di lokasi. Satu lapak PKL Teras Malioboro 2 punya luas 120 x 120 cm. Padahal menurutnya, jarak patok bangunan satu dengan yang lain punya jarak 150 cm. Hal itu membuat banyak muka lapak yang tertutup tiang.

Harapan para pedagang

Kondisi itu tentu mengganggu bagi mereka yang berjualan. Beni tak ingin hal serupa terjadi kembali di tempat baru mereka nanti.

“Lokasinya sudah terbatas. Ketambahan orang baru lagi, lapak kami bisa jadi tambah kecil,” keluh Beni.

Beni mengaku pasrah dengan keputusan Pemda DIY. Ia mendukung keputusan jika harus relokasi. Namun, ia punya harapan supaya rencana itu didukung dengan pengaturan berkelanjutan agar tempat baru tetap ramai.

“Kami ditaruh di gang tikus pun nggak masalah asal nanti ada pengaturannya supaya jadi destinasi para wisatawan,” harapnya.

Seperti pedagang lainnya, ada ketakutan apabila jika pembuatan pasar bertingkat. Mereka berkaca dari sepinya lantai atas di Teras Malioboro 1.

“Kalau bertingkat, kami anggap yang atas itu ya neraka bagi penjual. Sepi. Jelas kami takut,” pungkas Beni.

Masa-masa penantian relokasi bagi pedagang adalah momentum krusial. Mereka perlu mempersiapkan tabungan karena kepindahan pasti membawa banyak perubahan. Sementara perubahan itu biasanya berawal dengan masa-masa penuh ketidakpastian.

Penulis : Hammam Izzuddin
Editor   : Agung Purwandono

BACA JUGA Tangis Pedagang Teras Malioboro 2 di Samping Dagangan yang Tak Laku

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 31 Agustus 2023 oleh

Tags: Jogjamalioboropkl malioboroTeras Malioboro 2
Iklan
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Calon Orang Sukses Jogja Sekolahya di Sekolah Favorit MOJOK.CO
Esai

Calon Orang Sukses di Jogja Biasanya Pernah Belajar di Sekolah Favorit

10 Mei 2025
Servis motor di bengkel Jogja bikin kaget orang Surabaya karena terlalu sering jadi korban kelicikan MOJOK.CO
Ragam

Bengkel Motor Jogja bikin Kaget Orang Surabaya Gara-gara Servis Motor Berujung “Pemorotan”

9 Mei 2025
Pengalaman traumatis di KA Sri Tanjung dan Stasiun Lempuyangan Jogja MOJOK.CO
Ragam

Naik KA Sri Tanjung ke Stasiun Lempuyangan bikin Orang Surabaya Trauma ke Jogja

9 Mei 2025
Ayam Bahagia, Telur Ayam Sejahtera: Begini Cara Beternak Anti Stres ala UGM
Movi

Ayam Bahagia, Telur Ayam Sejahtera: Begini Cara Beternak Anti Stres ala UGM

8 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Honda Fit X: Motor Bebek Paling Irit Sepanjang Masa, No Debat! MOJOK.CO

Honda Fit X: Motor Bebek Paling Irit Sepanjang Masa, No Debat!

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lansia di Kota Jogja Butuh Berkegiatan untuk Tetap Bugar dan Produktif, Sekolah Lansia Menjadi Jawabannya.MOJOK.CO

Lansia di Kota Jogja Butuh Berkegiatan untuk Tetap Bugar dan Produktif, Sekolah Lansia Menjadi Jawabannya

8 Mei 2025
Pengalaman traumatis di KA Sri Tanjung dan Stasiun Lempuyangan Jogja MOJOK.CO

Naik KA Sri Tanjung ke Stasiun Lempuyangan bikin Orang Surabaya Trauma ke Jogja

9 Mei 2025
Kehidupan mahasiswa Unair di Gang Jojoran, Gubeng, Surabaya: makan dengan suguhan bau comberan hingga mandi air kuning MOJOK.CO

Cerita Mahasiswa Unair Tinggal di Gang Sempit di Tengah Kemewahan Surabaya, Makan dengan Bau Comberan hingga Mandi Air Kuning

8 Mei 2025
Tinggalkan Jakarta demi punya rumah desa untuk cari ketenangan, berujung kena mental karena ulah tetangga MOJOK.CO

Sesal Orang Jakarta Nyoba Punya Rumah di Desa: Niat Cari Ketenangan Berujung Frustrasi, Di Desa Banyak Tetangga Rese

7 Mei 2025
Manggarai, Saksi Bisu Para Sarjana Pura-pura Sukses di Jakarta Selatan: Tinggal di Gang Sempit dan Bertahan Hidup Rp20 Ribu Sehari.MOJOK.CO

Manggarai, Saksi Bisu Sarjana Pura-pura Sukses di Jakarta Selatan: Tinggal di Gang Sempit dan Bertahan Hidup Rp20 Ribu Sehari

7 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.