Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

4 Panduan sebelum Gabung Organisasi Kampus, Biar Nggak Salah Pilih Organisasi Toxic yang Cuma Buang-buang Waktu dan Energi

Muhammad Ridhoi oleh Muhammad Ridhoi
21 Agustus 2024
A A
4 Panduan buat Mahasiswa Baru sebelum Masuk Organisasi Kampus Ala UNAIR Surabaya MOJOK,CO

Ilustrasi - 4 panduan buat mahasiswa baru sebelum ikut organisasi ala aktivis UNAIR Surabaya. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Mahasiswa baru sering kali bimbang perihal ikut organisasi kampus atau tidak. Pasalnya, tak semua mahasiswa yang ikut organisasi bisa menemukan manfaatnya. Ada yang ikut organisasi kampus jadi lulusan berprestasi, ada juga yang malah dapat hikmahnya saja. Mantan Ketua BEM UNAIR Surabaya berbagi pertimbangan sebelum terjun ke organisasi kampus.

***

Jadi mahasiswa baru biasanya bingung memilih: mau fokus organisasi atau fokus kuliah saja. Sebab, kalau ikut organisasi, memang ada banyak dinamikanya yang, di titik tertentu, bisa mengganggu jalannya perkuliahan.

Belum lagi ada organisasi kampus yang bikin energi mahasiswa terkuras hingga kuangannya boncos. Karena ada model organisasi kampus yang demen banget rapat sampai larut malam. Terus ada juga yang sering narik iuran untuk ini dan itu.

Saya pernah ikut organisasi yang semacam itu. Dompet saya terkuras. Kuliah pun agak semrawut yang berdampak pada turunnya IPK.

Nah, sementara jika mahasiswa cuma fokus kuliah saja, takutnya nggak punya banyak pengalaman dan relasi.

Oleh karena itu, saya mencoba meminta Anang Jazuli (23), mantan Ketua BEM UNAIR Surabaya 2024, untuk memberi pertimbangan sebelum berkecimpung di organisasi kampus. Tentu agar kuliah tetap lancar, tapi organisasi pun tetap bisa jalan.

Anang sendiri bisa dibilang paket komplet. Di akademik ia berprestasi, di dunia organisasi pun bisa dibilang sukses. Ia pernah tercatat sebagai 4 Top Ketua BEM kampus di Indonesia. Anang lulus kuliah dari UNAIR Surabaya tepat waktu dan menyandang gelar lulusan berprestasi. Saat ini ia sedang mempersiapkan studi S2 dengan mengikuti seleksi beasiswa LPDP.

Berdasarkan pengalaman pribadinya, kata Anang jika ingin terlibat dalam sebuah organisasi kampus, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan agar organisasi itu bisa bermanfaat dan tidak buang-buang waktu di kampus.

#1 Kenali passion sebelum nyemplung organisasi kampus

Anang menjelaskan, mahasiswa baru harus bisa mengenali diri sendiri sebelum menentukan akan fokus ke bidang apa.

“Sebagai contoh, saya punya passion di bidang organisasi dan kepemimpinan. Maka saya coba mengenali kesempatan yang bisa saya akses seperti BEM, UKM, dll,” ungkap alumni sarjana Fisika UNAIR Surabaya itu saat Mojok wawancarai pada Senin (19/8/2024).

Langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan idealnya. Apa yang menjadi target ketika ia sudah mulai beraksi di bidang itu. Misalkan menargetkan diri menjadi Ketua BEM. Maka, hal berikutnya yang harus dilakukan adalah memikirkan bagaimana target itu bisa dicapai.

“Sama halnya jika di bidang akademik, seseorang punya passion untuk berbicara bahasa Inggris dan mengenal budaya luar negeri. Maka, coba kenali akses kesempatannya seperti ikut IISMA, conference, dan lain-lain,” imbuhnya.

Jika sudah mengenali minat diri, nanti akan lebih mudah untuk mengidentifikasi organisasi kampus yang cocok untuk dimasuki. Dengan masuk organisasi kampus yang sesuai passion, maka akan membuka peluang terus berkembang dan lebih produktif. Jadi masuk organisasinya tidak sia-sia.

Iklan

#2 Pelajari organisasi kampus lebih dulu, jangan sampai cuma grudak-gruduk nggak jelas

Sebagai mahasiswa harus bisa mengidentifikasi juga bagaimana sebuah organisasi kampus berjalan. Tujuannya jelas atau tidak, aktivitasnya jelas atau tidak, bahkan relasi dan jejaringnya seperti apa juga harus diperhatikan.

Di lingkungan kampus, semua itu bisa terbaca dari aktivitas para senior hingga model program kegiatan. Bisa diketahui juga dengan cara mengajak ngobrol senior di kampus untuk memberi testimoni perihal organisasi tersebut.

Sebab ,memang tidak jarang ada model organisasi yang seniornya hanya bisa koar-koar saja di organisasi, tapi di perkuliahan melempem. Saat tengah menjaring calon anggota baru (kaderisasi), para senior di sana biasanya juga tak menawarkan program-program yang jelas. Hanya ngawang-awang. Cuma modal suara lantang dan ngomong ngalor-ngidul.

Contoh paling ideal, saya pernah sangat kepincut mengikuti organisasi kampus tempat Anang berkiprah (BEM UNAIR Surabaya). Bagaimana tidak, selain betul-betul menunjang aktivitas sebagai organisatoris secara lebih produktif (dengan jejaring yang luas dan memiliki peluang upgrade diri), organisasi itu juga memberi ruang bagi mahasiswa untuk terus berkembang secara akademis.

Anang memang pernah masuk 4 Top Ketua BEM kampus di Indonesia (prestasi di organisasi). Tapi mantan Ketua BEM UNAIR Surabaya itu juga pernah meraih Gold Medal 7th World Young Inventors Exhibition, Kuala Lumpur, Malaysia (prestasi akademik).

“Tanpa adanya relasi (yang produktif), maka prestasi itu tak akan pernah bisa aku wujudkan,” tutur Anang.

#3 Pastikan lingkungannya nggak toxic

Panduan ketiga ini saya dapat dari Wahyudi (22), mahasiswa aktif UNAIR Surabaya yang saat ini sedang menjadi pengurus di UKM teater di Fakultas Ilmu Budaya (FIB).

Ia mengaku sebelum menemukan passion-nya di bidang seni drama, ia sempat “terjebak” di salah satu organisasi kampus yang ia ikuti.

Saat itu ia memiliki sebuah ekspektasi jika ia akan mendapatkan banyak benefit ketika ikut organisasi. Misalnya, jejering makin luas, pengalaman manajerial makin terasag, hingga bisa beprestasi sebagai organisatoris sebagaimana Anang Jazuli.

Namun, kenyataannya tidak begitu. Alih-alih mendapat jejaring luas, organisasi dan seluruh elemen di dalamnya hanya menghendaki jejaring secara sempit. Kemampuan manajerial juga tak begitu terasah dengan baik karena memang terkesan ala kadarnya saja. Ya apalagi soal prestasi. Belum lagi lingkungan di dalamnya cenderung toxic ketimbang mengajak produktif.

“Akhirnya aku menurunkan ekspektasi di sana,” ungkap Wahyudi saat Mojok wawancarai pada Selasa (20/8/2024) malam WIB.

Kejadian itulah yang membuatnya memutuskan untuk lebih mengembangkan hobinya dengan ikut UKM di fakultasnya. Ternyata di sana ia bisa lebih berkembang dari sebelumnya. Lingkungannya lebih humanis, produktif dan apresiatif. Ia juga mendapat banyak jejaring dan pengalaman yang belum ia dapat di organisasi kampus sebelumnya.

“Meskipun aku kehilangan banyak waktu dan materi, tapi di sini aku malah merasa ikhlas, karena apa yang aku dapatkan sebenarnya tak ternilai,” curhat Wahyudi.

Menurutnya, lingkungan yang baik juga akan memengaruhi kiprah mahasiswa di organisasi. Jika lingkungannya toxic, apapun yang dijalankan di organisasi itu akan sia-sia karena malas berhubungan dengan anggota lain di dalamnya. Namun jika lebih humanis, maka apapun yang dijalankan akan terasa bermanfaat. Sekecil apapun itu.

#4 Jangan terpengaruh dengan “bualan” senior,

Wahyudi juga menyampaikan hal penting untuk mahasiswa baru: jangan sampai terpengaruh dengan omongan yang manis-manis dari mulut senior. Sebab, bisa saja organisasi yang katanya bagus, bisa mengembangkan skill dan relasi, bakal dapat banyak pengalaman, justru sebenarnya malah organisasi yang problematik.

“Sebenarnya mereka hanya ingin memenuhi kebutuhan golongan mereka, dengan iming-iming relasi dan sebagainya,” beber Wahyudi.

Wahyudi menjelaskan bahwa itu bisa jadi hanya “tabiat” agar organisasi mereka tetap ada regenerasi. Karena jika dipikir menggunakan logika, organisasi yang baik pasti tidak akan kekurangan anggota. Jika sampai menghalalkan segala cara demi mendapatkan anggota baru, jangan-jangan memang ada yang salah dalam organisasi itu.

“Sebenarnya itu (relasi dan pengalaman) bisa dicari sendiri sesuai dengan passion yang kita punya,” ucap Wahyudi menambahkan.

Penting bagi mahasiswa baru untuk tidak menelan mentah-mentah omongan senior yang dakik-dakik. Agar tidak salah pilih organisasi kampus. Agar bisa tetap produktif, baik sebagai organisatoris maupun sebagai civitas akademika kampus.

Penulis: Muhammad Ridhoi
Editor: Muchamad Aly Reza

Liputan ini diproduksi oleh mahasiswa Program Kompetisi Kampus Merdeka-Merdeka Belajar Kampus Merdeka (PKKM-MBKM) Unair Surabaya di Mojok periode Juli-September 2024.

BACA JUGA: 4 Persiapan agar Tak Jadi Sarjana Pengangguran ala UNAIR Surabaya, Kalau Lulus Nganggur biar Nggak Salahkan Ijazah Kampus

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

 

 

Terakhir diperbarui pada 21 Agustus 2024 oleh

Tags: ciri ciri organisasi kampus bermasalahMahasiswamahasiswa barumahasiswa unairorganisasi kampusrekomendasi organisasi kampus yang produktifunairUNAIR Surabaya
Muhammad Ridhoi

Muhammad Ridhoi

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Unair Surabaya.MOJOK.CO
Kampus

Unair Surabaya Memang Kampus Impian, tapi PTS Kecil di Solo yang Menghidupkan Kembali Mimpi Saya

11 Oktober 2025
Unesa selamatkan mahasiswa Surabaya yang ditolak IPB dan Unair di Jurusan Ilmu Gizi. MOJOK.CO
Kampus

Ditolak Unair 2 Kali, Unesa Selamatkan Saya Jadi Sarjana Ilmu Gizi dengan Karier yang Mentereng

1 Oktober 2025
Sarjana lulusan kampus terbaik Indonesia seperti Unair, UGM, bahkan UI: tetap tak lolos CPNS dan susah cari kerja. Sekali dapat langsung job hugging MOJOK.CO
Ragam

Kuliah S1-S2 di Kampus Terbaik Indonesia Merasa Gagah, Tapi Lulus Jadi Sarjana Payah dan Bernasib Terlunta-lunta

25 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.