Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Mimpi Kuliah ke Luar Negeri sempat Terkubur karena Gagal Berkali-kali dapat Beasiswa, Akhirnya Lolos berkat Pelajaran Berharga

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
19 September 2025
A A
4 alasan gagal lolos beasiswa kuliah LPDP. MOJOK.CO

ilustrasi - jangan asal daftar beasiswa kuliah. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Meski beasiswa kuliah di Indonesia terbilang banyak, tapi nyatanya Abdu Rahim (35) harus berkali-kali gagal sebelum mendapatkannya. Setelah mendaftar beasiswa LPDP sebanyak tiga kali, ia akhirnya lolos beasiswa kuliah ke luar negeri pada percobaan ke empat.

***

Saat kuliah S1 Jurusan Keperawatan, Abdu tak pernah mencari beasiswa. Keinginannya tersebut baru muncul saat ia akan melanjutkan kuliah S2 di tahun 2015. Salah satu yang ia incar adalah beasiswa LPDP.

Beruntung, ia langsung lolos pada percobaan pertama. Namun, tantangan mencari beasiswa baru muncul saat ingin melanjutkan kuliah S3. Tahun 2018, Abdu menjumpai kegagalan pertamanya setelah ia menuntaskan kuliah S2.

Pada pendaftaran tersebut, ia gagal di tahap pertama yakni administrasi dan tes bakat skolastik (TBS). Di tahun selanjutnya, ia mencoba lagi dan berhasil di tahap pertama, tapi gagal saat proses wawancara. 

Tiga tahun setelah mencoba mengubur mimpinya, keinginannya untuk kuliah dan mencari beasiswa muncul kembali di tahun 2022. Mulanya ia gagal di tahap pertama, tapi di batch ke dua ia mencoba lagi dan akhirnya lolos. Kepada Mojok, Abdu menceritakan pengalaman gagalnya tersebut.

#1 Nggak usah banyak tanya

Salah satu yang Abdu pelajari dari kegagalan pertamanya di tahun 2018 ialah tidak perlu banyak tanya soal syarat beasiswa kuliah. Dulu, kata dia, beasiswa LPDP memang belum tren seperti sekarang, tapi penerimaannya sudah ketat. Bahkan belum banyak tips dan trik agar lolos beasiswa LPDP di internet, sehingga segala upaya pun ia pelajari sendiri. 

“Aku pelajari betul-betul persayaratannya, cara daftar, sampai timeline. Aku baca berulang kali persyaratannya, lihat lagi dokumennya yang dibutuhkan sampai waktunya submit,” jelas Abdu saat dihubungi Mojok, Senin (25/8/2025).

Alih-alih memanfaatkan informasi di internet, Abdu lebih mengedapankan ketelitian. Ia menyarankan agar pengincar beasiswa memahami betul syarat dan ketentuan yang ada, sebab itu menunjukkan kesungguhan dan kesiapan mereka dalam mencari beasiswa kuliah.

“Kalau baca persyaratan saja nggak mau, menganggap terlalu ribet, banyak, atau tanya saja ke orang lain terus minta dijelasin, lah bagaimana nanti saat kuliah?” kata Abdu.

#2 Jangan sepelekan syarat beasiswa kuliah

Jika punya mimpi mendapatkan beasiswa kuliah, tabung usaha itu mulai dari sekarang. Kalau pun Anda menargetkannya di tahun depan, tak ada salahnya untuk membuat akun lebih dulu. Isilah data yang bisa diisi terlebih dahulu.

“Nggak harus submit kalau belum siap. Setidaknya, kita jadi tahu persiapan apa yang kurang. Cicil sedikit-sedikit, jadi nggak overwhelmed saat proses mengunggah,” kata Abdu.

Salah satu kesalahan Abdu saat itu ialah, terlalu buru-buru mengunggah dokumen dan menganggap satu hal yang sepele. Misalnya, saat ketentuan berkas mengharuskan IPK minimal 3,00 ia tetap keukeuh memasukkan IPK-nya senilai 2,9.

“Ah boleh kali, toh mirip-mirip,” batin Abdu saat itu. 

Iklan

Nyatanya, keputusan itu membuatnya gagal seleksi administrasi–tahap paling awal beasiswa kuliah Jika ada dokumen yang tidak memenuhi syarat, Abdu menyarankan untuk daftar di batch berikutnya.

“Kalau tidak bisa mengubah, misalnya soal batas usia ya mau tidak mau memang harus mencari beasiswa kuliah lain. LPDP bukan satu-satunya kok,” kata dia.

#3 Jangan lupa latihan untuk tes lolos beasiswa kuliah

Salah satu persyaratan beasiswa kuliah adalah tes bakat skolastik. Kesulitannya pun tergantung dari masing-masing orang. Abdu sendiri pernah gagal di tahap ini pada tahun 2018 karena ia mengaku terlalu menggampangkan tes tersebut.

“Saya berasa jago di psikotes, padahal ya soalnya jelas beda,” ucapnya.

Setelah kegagalan tersebut, Abdu tidak berhenti untuk latihan. Bermodalkan buku tes yang ia beli di e-commerce online, ia jadi terbiasa dengan soal-soal yang keluar. Sampai akhirnya, ia lolos tes bakat skolastik di tahun 2019, meski gagal di tahap wawancara.

Abdu kemudian merenungi apa yang salah dari proses wawancara kemarin. Menurutnya saat itu, ia masih ragu untuk menentukan kampus di luar negeri, padahal ia sudah punya LoA.

“Jangan sampai Anda bilang ‘ingin lanjut kuliah supaya bisa berada di posisi lebih tinggi dan terpandang’ tapi sampaikan bahwa kuliah adalah kebutuhan,” kata Abdu.

#4 Pahami kampus impian

Selain memikirkan beasiswa kuliah, calon mahasiswa juga perlu memetakan kampus yang dituju. Sebab, jika Anda sudah dinyatakan lolos tahap administrasi, alasan memilih kampus juga menjadi pertimbangan di tahap selanjutnya yakni proses wawancara.

“Aku waktu itu ditanya, kenapa kampus A? Apa kelebihannya? Adakah relevansinya dengan rencana kontribusi Anda? Kan nggak mungkin dong kita jawab, ‘kata awardee LPDP sebelumnya, di sini bagus’.” ucap Abdu.

Oleh karena itu, pastikan melakukan riset dengan matang sampai hati mantap untuk kuliah di sana. Cari tahu soal prodi dan kurikulumnya, ketentuan nilai bahasa, hingga supervisor yang bertanggungjawab nanti.

Saat Abdu memutuskan kuliah di University of Sheffield, Inggris, ia sudah bertanya ke awardee LPDP yang ada di sana. Mulai dari kegiatan kuliah hingga proses adaptasinya.

“Yang terpenting, hindari pertanyaan ‘enaknya kampus aman ya buat saya?’ karena itu harus dijawab sendiri,” kata Abdu.

***

Abdu selalu belajar dari tiap kegagalannya. Meski sempat menyerah, pada akhirnya mimpi Abdu hanya tidur sebentar. Ia ingin ilmunya bisa bermanfaat bagi sekitar dan berkontribusi untuk Indonesia. Dari kesabarannya pula ia berhasil lolos beasiswa kuliah.

“Waktu nggak lolos memang karena persiapan kurang matang dan faktor lain. Alhamdulillah lolos di waktu yang tepat.” Kata Abdu.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Sulitnya Jadi Mahasiswa Penerima Beasiswa LPDP, Dituntut Banyak Ekspektasi padahal Nggak Bahagia di Luar Negeri atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 19 September 2025 oleh

Tags: beasiswabeasiswa kuliahgagal beasiswakuliah di LNkuliah s2LPDP
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Eva Nandha Jalma Yael, wisudawan terbaik Unesa Jurusan Psikologi. MOJOK.CO
Kampus

Belajar dari Kerja Keras Sang Bapak sebagai Buruh Bangunan, Antarkan Saya Jadi Wisudawan Terbaik di Unesa

25 November 2025
Kisah mahassiwa beasiswa KIP Kuliah Aliya Eka Lestiyanti, ibu meninggal kala ia masih berjuang, sampai akhirnya jadi harapan keluarga usai jadi sarjana cumlaude MOJOK.CO
Kampus

Ibu Meninggal kala Saya Masih Berjuang, Jadi Titik Terendah Hidup tapi Bangkit demi Jadi Sarjana Pertama Keluarga

3 November 2025
mahasiswa penerima beasiswa KIP Kuliah ISI Jogja dihujat. MOJOK.CO
Kampus

Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP Kuliah ISI Jogja Dihujat karena Flexing dan Dianggap Glamor, padahal Hidupnya Nelangsa

30 Oktober 2025
Wisudawati jual harta berharga untuk kuliah di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya), sempat ditolak di PTN. MOJOK.CO
Kampus

Uang Habis untuk Biaya Pengobatan Ibu sampai Jual Harta Berharga agar Bisa Kuliah, Kini Jadi Wisudawati dengan Segudang Prestasi

27 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.