Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Liputan

Cerita Sedih dari Orang-orang di Terminal Bungurasih, Gerbang Utamanya Surabaya

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
30 Agustus 2023
0
A A
Cerita Sedih dari Orang-orang di Terminal Bungurasih, Gerbang Utamanya Surabaya MOJOK.CO

Ilustrasi Cerita Sedih dari Orang-orang di Terminal Bungurasih, Gerbang Utamanya Surabaya. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Terminal Bungurasih alias Terminal Purubaya menyimpan banyak cerita-cerita nelangsa, dari pengamen, pedagang asongan, ojek pengkolan, hingga mereka yang sedang mengadu nasib di tanah perantauan. Terminal yang meski berada di Kabupaten Sidoarjo ini jadi pintu gerbang utama Surabaya untuk transportasi umum lewat darat.

Mojok.co mencatat cerita-cerita nelangsa dari mereka dalam kesempatan pergi-pulang Rembang Surabaya di beberapa bulan terakhir ini.

***

Pukul 15.00 WIB persis, bus jurusan Surabaya Semarang yang saya tumpangi mulai tancap gas. Saat itu hari Minggu, 20 Agustus 2023, saya sedang dalam perjalanan pulang dari Surabaya, Jawa Timur ke Rembang, Jawa Tengah.

Saat bus mulai melaju perlahan, dari arah samping terlihat seorang bocah berkaos putih lusuh berlari dengan tergopoh mengejar bus yang saya tumpangi, sambil menenteng tas kecil dan kecrekan. Wajahnya tampak tegang, seolah tak ingin ketinggalan bus.

Ia adalah bocah pengamen yang sering saya jumpai dalam beberapa momen perjalanan Surabaya-Rembang atau sebaliknya.

Jika dari Terminal Bungurasih, biasanya ia akan nunut ngamen di bus pada jam tiga sorean. Lalu ia akan turun saat bus sampai di gerbang tol Tandes atau kadang juga ikut bablas sampai Terminal Bunder, Gresik.

Nah, paling sering saya bareng bocah pengamen ini kalau dalam perjalanan balik dari Rembang ke Surabaya. Biasanya ia akan masuk bus dari pom bensin Bunder di jam-jam memasuki waktu Isya.

Bocah yang suka duduk melamun di kursi dekat jendela

Dari beberapa kali bareng dengan si bocah pengamen ini, saya mencatat, ia selalu membawakan lagu-lagu bertema ayah dan ibu. Belakangan, ia sering menyanyikan lagu “Ayah Ibu” dari Karnamereka yang kebetulan memang sedang viral.

Suaranya jauh dari kata bagus. Ia juga sering tak hafal lirik, sehingga terkesan asal menyanyi.

Tapi, wajahnya yang polos dan tatapannya yang sering kosong membuat banyak penumpang tak tega. Sehingga, dari kursi ke kursi, pasti akan lebih banyak yang memberinya recehan ketimbang yang acuh tak acuh.

Apalagi. sejauh pengamatan saya, ia menjadi bocah pengamen satu-satunya dengan rute operasi Terminal Bungursih-Terminal Bunder dan sebaliknya. Belum pernah sekali pun saya menemui pengamen dari kalangan anak-anak di rute itu kecuali si bocah ini.

Suasana di salah satu jalur keberangkatan di Purubaya Sidoarjo. Tempat ini jadi kawasan utama menuju dan pergi ke Surabaya melalui jalur darat MOJOK.CO
Suasana di salah satu jalur keberangkatan di Terminal Bungurasih, Minggu (20/8/2023). Terminal ini jadi tempat utama menuju dan pergi ke Surabaya melalui jalur darat. (M Aly Reza/Mojok.co)

Setelah menerima recehan, ia akan langsung duduk di kursi yang kosong. Yang paling ia suka adalah kursi dekat jendela. Dari posisi itu, biasanya ia akan melamun menatap luar. Pandangannya akan terpaku lama saat melihat seorang anak digandeng atau digendong oleh ayah dan ibunya, Pemandangan yang memang sering dijumpai di pom bensin Bunder atau di jalur masuk Terminal Bungurasih.

Enggan menyinggung latar belakang keluarga

Namanya Ucil (10), begitu ia memperkenalkan diri saat akhirnya saya mendapat momen untuk ngobrol-ngobrol dengannya di perjalanan pulang edisi akhir Agustus 2023 ini.

Saat melihat Ucil berlari-lari mengejar bus yang melaju menuju pintu keberangkatan Terminal Bungurasih, saya lalu bergeser ke kursi bagian belakang yang masih kosong. Dengan asumsi, setelah mendapat recehan, Ucil pasti akan duduk di kursi kosong itu sambil melamun seperti kebiasaannya selama ini.

Benar saja, bocah berwajah dingin itu langsung mengambil duduk di kursi kosong depan saya. Saya pun bergeser ke depan, menjejerinya.

“Ibuk bapak onok lah (ada lah),” jawab Ucil pendek saja saat saya tanya, apakah ia ngamen atas izin orang tuanya. Atau barang kali ada kondisi yang membuatnya harus ngamen di saat anak-anak seusianya masih asyik bermain dan sekolah.

Menepis rasa iri pada anak-anak sebaya

Sayangnya, memang tak banyak informasi yang bisa saya kulik dari Ucil. Ia hanya bercerita sudah ngamen sejak umur tujuh atau delapan tahun.

Awalnya ia ikut-ikutan pengamen-pengamen lain. Lalu, mungkin karena banyak yang tak tega, Ucil pun diberi jam dan rute operasi sendiri. Sejak saat itulah ia mulai terbiasa keluar-masuk bus seorang diri, tanpa rasa takut.

Ia pun perlahan-lahan mulai mengenal beberapa kernet dan kondektur bus Surabaya-Semarang. Nama Ucil pun katanya ia dapat dari kernet-kernet itu, yang memanggilnya secara asal-asalan.

“Sudah nggak sekolah, harus cari uang. Ngamennya dari pagi. Paling jam sembilan jalan ke Bungur. Nanti pulang ke rumah kadang jam sepuluhan (malam),” ungkapnya datar.

“Aku seneng juga ngamen. Nggak iri sama anak-anak yang sekolah, main-main, ibuk bapaknya punya uang banyak. Ngamen di bus juga main bagi aku. Malah dapat uang,” ujarnya.

Obrolan kami hanya berhenti sampai di situ. Karena Ucil ternyata memilih turun di gerbang tol Tandes. Tanpa permisi, tanpa basa-basi, Ucil melewati saya yang duduk di sampingnya begitu saja. Ia lalu turun, masih dengan wajah dan gerak tubuh yang dingin. Riang tak riang, murung tak murung.

Entah apa yang ia pendam. Tapi kalimat “harus cari uang” yang Ucil lontarkan spontan sebelumnya seolah menyiratkan, ada kondisi pelik dalam hidupnya sehingga ia harus ikut “bertarung” di terminal bersama pengamen-pengamen lain yang usianya jauh lebih tua darinya.

Baca halaman selanjutnya…

Pedagang asongan yang sulit mencari satu pembeli di Terminal Bungurasih

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 1 September 2023 oleh

Tags: BungurasihSurabayaTerminal Bungurasih
Iklan
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Tukang parkir (jukir) liar di Surabaya bikin repot, tak seperti di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Jukir di Surabaya Bisa Ngajak Ribut dan Bikin Repot karena Uang Rp2 Ribu, Tukang Parkir Jogja Lain Cerita

15 Juni 2025
Menyaksikan Kegilaan dari Dalam Bus Bagong dan Harapan Jaya MOJOK.CO
Otomojok

Menyaksikan Kegilaan Sopir Harapan Jaya dan Bus Bagong dari Dalam Bus, Menjadi Saksi Kehidupan Bus yang Selalu Dianggap Biang Masalah Jalanan

13 Juni 2025
Bus Harapan Jaya Surabaya Jawa Timuran hanya untuk orang-orang tangguh MOJOK.CO
Ragam

Bus Harapan Jaya Jawa Timuran Busnya Orang-orang Tak Punya Pilihan: Jauh dari Kemewahan, “Menyiksa” Sepanjang Perjalanan

10 Juni 2025
Terminal Bungurasih. MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Pertama Naik Bus di Terminal Bungurasih Masih Menakutkan karena Calo, tapi Masih Ada yang Lebih Seram dari Itu

7 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tim sepak bola putri lolos final MLSC di Stadion Tridadi, Sleman. MOJOK.CO

MLSC Seri 3 Yogyakarta 2025: Lahirnya Bibit-bibit Emas Atlet Sepak Bola Putri dari Lapangan Tridadi

23 Juni 2025
kuliah di Universitas Amikom Yogyakarta. MOJOK.CO

Bahagianya Mahasiswa Amikom Yogyakarta, Bisa Lulus Cepat dan Nggak Pusing Mencari Kerja bahkan Sebelum Wisuda

18 Juni 2025
MLSC.MOJOK.CO

Melodi Indah di Lapangan Hijau: Kisah Guru Musik di Balik Kesuksesan Tim Sepak Bola Putri di Jogja, Underdog MLSC 2025

22 Juni 2025
Gaya pernikahan anggota perguruan bela diri pencak silat seperti SH Terate kerap diolok-olok MOJOK.CO

Menikah dengan Anggota Pencak Silat Penuh Atraksi, Niat Ekspresikan Kebanggaan Malah Dicap Jamet

20 Juni 2025
ASN.MOJOK.coJakarta Wajib Naik Transum Bisa Lahirkan Celah Tipu Muslihat MOJOK.CO

Anak Jadi PNS Bikin Ortu Suka Pamer Pencapaian, Padahal Sang Anak Tersiksa karena Gaji Kecil dan Sering “Dipalak” Teman

19 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.