Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Aktual

Melegalkan Miras di Jogja: Tawaran Solusi agar Industri Miras Makin Mudah Diawasi

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
9 November 2024
A A
Instruksi Gubernur Jogja Saja Tak Cukup untuk Atasi Masalah Miras di Jogja MOJOK.CO

Ilustrasi - Instruksi Gubernur Jogja saja tak cukup untuk atasi masalah miras di Jogja. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Gubernur Jogja, Sri Sultan Hamengku Buwono X memang telah mengeluarkan Instruksi Gubernur (Ingub) DIY Nomor 5 Tahun 2024 tentang Optimalisasi Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol. Namun, jika ingin benar-benar menekan peredaran miras di Jogja, agaknya Ingub saja tak cukup.

***

Sejak Juli 2024 lalu, gelombang penolakan terhadap minuman keras (miras) sebenarnya sudah mulai muncul. Saat itu, Mojok mengambil sampel penolakan yang terjadi di daerah Berbah, Sleman.

Pemicunya, banyak anak-anak usia sekolah (SMP-SMA) yang kedapatan mengonsumsi miras. Mereka bisa dengan leluasa membeli miras di outlet yang buka di tengah permukiman.

Setelahnya, gelombang penolakan miras di Sleman mulai masif disuarakan. Terutama oleh berbagai ormas Islam.

Penusukan santri Krapyak sebagai puncak kejengahan

Oktober 2024, penolakan miras menggelombang di berbagai daerah di Jogja. Kasus penusukan santri Krapyak menjadi puncak kejengahan sebagian banyak masyarakat Jogja terhadap peredaran miras.

Diketahui, pada Selasa (22/10/2024) beberapa santri Krapyak dikeroyok hingga ditusuk oleh sejumlah pemuda yang diduga dalam pengarus miras alias mabuk. Persisnya di kawasan Prawirotaman, Kota Jogja.

Peristiwa itu lantas memicu aksi damai bertajuk “Aksi Solidaritas Santri Jogja” pada Selasa (29/10/2024). Ada sekitar 11.000 massa santri yang memadati lapangan Mapolda DIY.

Mereka tak hanya mendesak agar pelaku penusukan diproses hukum, tapi juga mendesak agar penegak hukum menertibkan para penjual miras, termasuk para bekingan dan pembelinya agar kasus serupa tak terjadi lagi.

Pada Rabu (30/10/2024), Gubernur Jogja merespons dengan mengeluarkan Ingub yang mengatur inventarisasi peredaran miras, mengoptimalkan peran pemerintah daerah, hingga larangan penjualan secara daring dan pesan antar.

Atasi masalah miras di Jogja tak cukup dengan Ingub

Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Derajad Sulistyo menyebut, pada dasarnya Gubernur Jogja sudah cukup responsif atas polemik miras yang berkembang di tengah masyarakat. Meskipun, bagi Derajad, respons tersebut terbilang terlambat.

Sebab, seharusnya Pemerintah Provonsi (Pemprov) DIY sudah sejak awal melakukan langkah-langkah antisipasi dalam rangka pengendalian penyebaran miras di Jogja.

Menurut Derajad, Ingub tersebut memang relevan untuk pengendalian di ranah formal. Namun, yang perlu dicatat, ranah informal seharusnya juga mendapat pengawasan khusus.

Pasalnya, ranah informal lah yang berperan besar menggerakkan industri miras di Jogja. Ingub hanya mengatur pengendalian atas industri yang tampak di permukaan. Sementara miras adalah underground economy.

Iklan

“Kalau dilihat masalah miras ini tidak hanya dari jual-belinya saja, tapi sebagian besar penduduk Jogja kan bukan penduduk asli. Barang bebas masuk dari mana saja,” ujar Derajad dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/11/2024).

90% outlet miras di Jogja jual produk ilegal

“Ia (miras) memang underground economy, jadi sulit pengawasannya. Selain peredarannya, produknya itu sendiri juga perlu diawasi,” tutur Derajad.

“Mungkin produk yang resmi beredar bisa terdata, tapi bagaimana dengan produk oplosan, misalnya?,” sambungnya.

Keresahan Derajad itu bukan tanpa dasar. Merujuk temuan dari Polresta Yogyakarta, ada lebih dari 90% outlet miras di Jogja terbukti menjual produk ilegal.

Outlet-outlet tersebut memang telah ditutup secara massal. Akan tetapi, begitu lah gambaran gunung es industri miras di Jogja.

Jika hanya sektor formal saja yang mendapat perhatian, ada sektor-sektor informal yang tak kalah “mengerikan” dan memerlukan pengawasan khusus nan serius.

Legalkan dan pusatkan

Lebih lanjut, Derajad memberi tawaran solusi untuk pengendalian miras di Jogja. Bukan dengan menekan peredarannya, tapi mengatur penjualan miras agar terpusat.

Jual beli miras secara terpusat, terang Derajad, akan sangat membantu pemerintah mengawasi industri tersebut. Termasuk untuk mengimplementasi regulasi yang sudah berlaku.

“Sarannya saya kira justru legalkan, tapi penjualannya terpusat. Kalau begitu nanti kita bisa tahu siapa penjualnya, siapa yang beli, perputaran uangnya ke mana. Itu jelas,” ucap Derajad.

Perlu badan khusus pengawasan

Dalam penilaian Derajad, Ingub masih belum mengatur pihak yang bertanggung jawab untuk mengawasi miras secara khusus. Hal ini menyebabkan regulasi yang berlaku justru sulit diimplementasikan.

Maka, lanjut Derajad, fungsi pengawasan harus dilakukan oleh dua pihak. Pertama, elemen masyarakat perlu dilibatkan secara ad hoc. Khususnya mereka yang memiliki keahlian mengenali jenis-jenis miras yang beredar.

Pasalnya, banyak ditemukan kasus miras diracik sendiri oleh oknum-oknum tertentu dan diperjualbelikan secara bebas. Elemen masyarakat tentu akan lebih mengenal dan mengetahui distribusi dari produk miras tersebut.

Kedua, harus ada lembaga yang mampu mengawasi secara terus menerus dan berlapis. Mulai dari jenis produk sampai perputaran ekonominya.

“Perlu diawasi dari segi produknya juga. Kalau kita bicara anggur (miras) itu kan  bermacam-macam kadar alkoholnya. Banyak pakar dan elemen perhotelan itu saya kira lebih tahu. Mereka juga perlu dilibatkan,” tutup Derajad.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Miras di Balik Dunia Mahasiswa, Katanya buat Bonding dan Teman Diskusi

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

 

 

 

 

 

Terakhir diperbarui pada 10 November 2024 oleh

Tags: gubernur jogjamirasmiras di jogjaoutlet alkohol jogjaoutlet alkohol slemanpilihan redaksi
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

UGM.MOJOK.CO
Kampus

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO
Ragam

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO
Kilas

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO
Ragam

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nonton Olahraga Panahan. MOJOK.CO

Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

25 Desember 2025
Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Safari Christmas Joy jadi program spesial Solo Safari di masa liburan Natal dan Tahun Baru (libur Nataru) MOJOK.CO

Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

20 Desember 2025
Melalui Talent Connect, Dibimbing.id membuat bootcamp yang bukan sekadar acara kumpul-kumpul bertema karier. Tapi sebagai ruang transisi—tempat di mana peserta belajar memahami dunia kerja MOJOK.CO

Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier

24 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.