Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Aktual

Bagi Orang UGM Wajib Pramuka Dihapus Tak Masalah karena Ada Ekstrakurikuler yang Lebih Penting, tapi Pembina Pramuka Nelangsa Tak Punya Pemasukan Tambahan

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
5 April 2024
A A
Orang UGM Sebut Ada Ekstrakurikuler yang Lebih Penting dari Pramuka MOJOK.CO

Ilustrasi - Bagi orang UGM, ada ekstrakurikuler lain yang lebih penting dari Pramuka. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Akademisi UGM menyebut ada ekstrakurikuler yang lebih penting dari Pramuka, menyusul pencabutan Pramuka dari status ekstrakurikuler wajib. Namun, di lain sisi, ada orang yang cukup bergantung pada ekstrakurikuler ini: pembina Pramuka. Pencabutan Pramuka dari status ekstrakurikuler wajib membuat pemasukan tambahannya terancam.

***

Polemik mengenai pencabutan Pramuka dari status ekstrakurikuler wajib masih terus jadi perbincangan sejak penetapan Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 pada 25 Maret 2024 lalu.

Untuk diketahui, merujuk pada Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 tersebut, Pramuka yang awalnya merupakan ekstrakurikuler wajib kini menjadi ekstrakurikuler sukarela. Artinya, setiap siswa boleh berpartisipasi, boleh juga tidak.

Beberapa elemen Kepramukaan sontak mempertanyakaan kebijakan tersebut. Bahkan Kwartir Nasional (Kwarnas) pun meminta agar Kemendikbudristek untuk meninjau ulang kebijakan itu, menimbang manfaat dari diwajibkannya ekstrakurikuler Pramuka bagi siswa-siswa di sekolah.

Di tengah hiruk-pikuk tersebut, Pengamat Kebijakan Pendidikan UGM, Dr. Subarsono, ikut buka suara. Subarsono merespons pencabutan Pramuka dari status ekstrakurikuler wajib dengan biasa-biasa saja. Ia tak menganggap hal tersebut sebagai sebuah masalah.

“Karena soal ekstrakurikuler ini memang ada yang wajib dan sukarela,” ujar Subarsono seperti yang Mojok kutip dari laman resmi UGM, Kamis (4/4/2024).

“Yang penting ekstrakurikuler apapun itu selalu diarahkan untuk membantu mencerdaskan anak,” sambungnya.

Pramuka masih dibutuhkan, tapi…

Bagi Subarsono, pencabutan Pramuka dari status ekstrakurikuler wajib di satu sisi memang akan berdampak minor. Akan tetapi, harus disadari bahwa kondisi saat ini sudah berubah.

Masyarakat saat ini hidup di era digital dan globalisasi, sehingga menurut Subarsono sudah sepatutnya ekstrakurikuler disesuaikan dengan kebutuhan zaman.

“Bagaimana menggunakan teknologi digital, membaca internet, X, big data dan seterusnya,” terang akademisi UGM tersebut.

“Tentunya mereka lebih mampu merespons perubahan global ini. Misal kemampuan membangun net working, berkolaborasi, kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing. Itu saya kira jauh lebih penting daripada Pramuka,” sambungnya.

Pramuka Jadi Ekstrakurikuler Tak Wajib MOJOK.CO
Pramuka jadi ekstrakurikuler tak wajib. (Mochammad Hafidz/Unsplas)

Ekstrakurikuler harus menunjang soft skill

Salah satu poin yang Kwarnas sampaikan terkait pencabutan Pramuka dari status ekstrakurikuler wajib adalah karena Pramuka memiliki fungsi untuk melatih dan membentuk kemandirian siswa.

Bagi Subarsono selaku akademisi UGM, dengan bantuan piranti digital di era sekarang ini, para siswa sebenarnya sudah mendapat pelajaran perihal kemandirian hidup sebagaimana yang Pramuka ajarkan, Misalnya, tanpa diajari oleh siapun, anak-anak zaman sekarang sudah terbiasa mencari informasi sendiri melalui smartphone.

Iklan

Dari piranti digital itu pula, dalam pandangan Subarsono, anak-anak zaman sekarang bisa mengakses pelajaran-pelajaran dalam Pramuka. Oleh karena itu, ia menilai akan lebih relevan jika ekstrakurikuler saat ini lebih banyak diarahkan pada penggunaan piranti digital.

“Jika perlu guru-guru Pramuka lama di-upgrade untuk bisa mengampu ekstrakurikuler yang baru,” ungkap akademisi UGM tersebut.

Menimbang infrastruktur digital di masing-masing daerah di Indonesia tidak sama, usul Subarsono untuk daerah yang jauh dari kota, ekstrakurikulernya pun bisa disesuaikan. Misalnya, untuk desa di pesisir ekstrakurikulernya bisa berupa bagaimana bisa berenang, menangkap dan mengolah ikan atau yang lain-lain.

“Saya kira dengan begitu mereka akan memiliki soft skill. S ehingga kalau mereka menjadi dewasa bisa mengelola alam di sekitarnya,” beber Subarsono.

“Artinya sebagai gantinya ekstrakurikuler Pramuka bisa yang sesuai tren kekinian atau ekstra-ekstra yang mampu menggali potensi di sekitarnya,” tekan akademisi UGM itu.

Baca halaman selanjutnya…

Pembina Pramuka nelangsa

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 7 April 2024 oleh

Tags: ekstrakurikulerpembina pramukapilihan redaksipramukapramuka ugmUGM
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.