Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Aktual

Saat Bukit Karst Gunungkidul Berubah Jadi Kebun Alpukat Subur

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
13 Desember 2023
A A
alpukat karst gunungkidul.mojok.co

Ilustrasi alpukat (Hitosi Namura/Unsplash)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Pekarangan di bukit karst Gunungkidul yang gersang berubah jadi kebun alpukat subur. Beragam jenis alpukat seperti miki, kendil, dan aligator ini turut meningkatkan taraf ekonomi masyarakat setempat.

Gerakan menanam alpukat merupakan inisiasi Kelompok Tani Hutan (KTH) Lestari Mulyo yang bekerja sama dengan Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kehutanan UGM.  Ketua KTH Lestari Mulyo, Sarmi, merupakan salah satu orang yang paling awal mencoba menanam buah tersebut.

Berdasarkan pengamatan di wilayah Karangasem, pohon alpukat mampu tumbuh dan berbuah di daerah perbukitan karst ini. Hal ini merupakan indikasi potensial sebagai tanaman buah alternatif untuk komoditi baru bagi masyarakat Karangasem di masa yang akan datang.

Selain produk utama jagung, ubi kayu dan kacang tanah. Dengan gerakan penanaman alpukat ini, selain terwujudnya diversifikasi jenis tanaman untuk meningkatkan produktivitas lahan pekarangan dengan buah bernilai ekonomi tinggi, juga tersedianya potensi komoditi baru sebagai sumber pendapatan masyarakat di masa yang akan datang dengan hasil buah alpukat organik berbasis pekarangan masyarakat Karangasem.

Koordinator Pengabdian Masyarakat Fakultas Kehutanan UGM di sana, Adriana berujar potensi alpukat di kawasan karst Gunungkidul mulanya belum banyak disadari. Sampai akhirnya petani yang mencoba menanam.

“Dia menanam di pekarangan ternyata buahnya lebat. Satu pohon ketika dipanen bisa hasil Rp4 juta. Akhirnya petani lain juga ikut berminat,” ungkap Adriana saat Mojok wawancara Rabu (13/12/2023).

Integrasi peternakan dengan pertanian di kawasan karst Gunungkidul

KTH Lestari Mulyo merupakan Kelompok Tani Hutan yang semua anggotanya terdiri dari kaum perempuan. Kelompok ini diharapkan dapat menjadi kelompok penggerak masyarakat Karangasem dalam gerakan penanaman alpukat, pemeliharaan tanaman hingga pengelolaan pasca panen buah alpukat organik.

Hal tersebut bersinergi dengan keberadaan masyarakat yang sebagian besar juga beternak. Pemanfaatan pupuk kandang yang tersedia dalam jumlah yang melimpah dari ternak sapi, kambing, dan unggas dapat dimanfaatkan untuk pemupukan tanaman.

“Menarik lagi, ada petani itu yang kreatif, dari hasil abu dapur, memasak dg kayu, abunya diberikan ke apukat sehingga bisa utk mulsa, utk menahan lembab dan menyimpan hara,” papar Adriana.

Sejauh ini, beberapa pelatihan telah dilakukan bersama kelompok tani dan masyarakat Karangasem dengan mitra pendamping dari Tim Fakultas Kehutanan UGM terkait pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk fermentasi, perbanyakan bibit alpukat dengan sambung pucuk (grafting), teknik penanaman pada lahan berbatu kapur (karst), hingga pengelolaan tegakan di pekarangan dengan pendekatan Silvikultur Intensif.

Selain KTH Lestari Mulyo, kegiatan ini juga diikuti oleh Kelompok Tani Ngudi Makmur, Kelompok Taruna Tani Ngudi Boga, Kelompok Ternak Ngudi Barokah, Kalurahan Karangasem dan juga kelompok tani dari wilayah sekitar (Mongol dan Dondong, Kapanewon Saptosari serta Bendungan, Kapanewon Karangmojo). Studi banding kelompok tani ke kebun alpukat Jonge, Semanu, Gunungkidul telah dilakukan bersama Kepala Kalurahan Karangasem.

Saat proses monev program, beberapa petani yang mulanya menolak untuk menanam alpukat, justru ingin ikut serta. Hal itu lantaran melihat tetangganya yang menuai hasil dari buah tersebut.

Adriana berharap berbagai pelatihan seperti metode sambung pucuk yang sudah masyarakat pelajari dapat dikembangkan lebih lanjut. Bukan tidak mungkin, kawasan karst Gunungkidul menjadi sentra alpukat organik yang menjanjikan.

Penulis: Hammam Izzuddin

Iklan

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Universitas Muria Kudus, Universitas Swasta di Kota Kretek yang Bisa Jadi Pilihan
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 13 Desember 2023 oleh

Tags: alpukatgunungkidulkehutanan ugm
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Pembukaan Pameran Gelar Olah Rupa dalam Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2025 di Gunungkidul MOJOK.CO
Kilas

“Kulonuwun Gunungkidul” Jadi Upaya Merawat Hubungan Sosial Lewat Olah Rupa, Bertamu Tak Sekadar Bertemu

11 Oktober 2025
Adoh Ratu Cedhak Watu jadi tema Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2025 di Gunungkidul MOJOK.CO
Kilas

Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2025: Menyerap Etosa Budaya Gunungkidul dalam Adoh Ratu Cedhak Watu

4 Oktober 2025
Pantai Watu Kodok, Gunungkidul, Jogja. MOJOK.CO
Catatan

Jalan-jalan ke Pantai Watu Kodok Jogja Jadi Tak Menyenangkan karena “Orang yang Mencurigakan”

17 September 2025
Pilih slow living di Gunungkidul, Jogja usai pindah kerja di sebuah perusahaan yang ada di Dubai. MOJOK.CO
Ragam

Merelakan Gaji Besar dari Perusahaan di Dubai daripada Mental Rusak karena Tekanan Hidup dan Pilih Slow Living di Gunungkidul

12 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.