MOJOK.CO – Litbang Kompas telah melakukan survei terkait kecendrungan pemilih perempuan di Pemilu 2024. Ada beberapa catatan yang menarik dari rilis ini. Berikut ini datanya.
Kelompok perempuan menjadi salah satu target potensial dan penting yang diincar parpol serta capres untuk mendulang suara pada Pemilu 2024.
Kendati punya presentase yang lebih sedikit ketimbang laki-laki, tapi suara mereka dianggap penting mengingat selama ini belum banyak kebijakan dibuat yang mewakili keresahan perempuan.
Suara perempuan, sekaligus menjadi pemantik dari terealisasisikannya target representasi 30 persen kursi parleman bagi perempuan—yang selama ini belum dicapai.
Awal tahun 2023 ini, Litbang Kompas telah memetakan kecenderungan pilihan pemilih dalam Pemilu 2024 mendatang. Dari responden yang tersebar di 38 provinsi, 88,7 persen mengaku akan menggunakan hak pilih mereka.
Tentu, ini menjadi modal sosial bagi parpol untuk menaikkan elektabilitasnya. Terlebih, hasil survei juga menunjukkan bahwa mayoritas responden perempuan (72,3 persen) akan memilih capres, partai, dan caleg sekaligus.
Kriteria figur jagoan
Dalam laporan hasil survei berjudul “Capres Pilihan Pemilih Perempuan, Apa Daya Tariknya?”, Litbang Kompas merekam bahwa lebih dari sepertiga responden perempuan (37,4 persen) menyebut profil tokoh yang memiliki “pribadi sederhana dan merakyat” adalah faktor utama yang menjadi daya tarik dan sangat memengaruhi pilihan mereka.
Selanjutnya, sebesar 22 persen responden memilih tokoh yang “memiliki pengalaman dan prestasi sebagai pemimpin”. Misalnya, pernah menjadi kepala daerah, menteri, atau pemimpin lembaga negara.
Hal itupun selaras dengan kriteria 22,4 persen pemilih perempuan yang lebih menyukai calon presiden dengan latar belakang kepala daerah (gubernur/wali kota/bupati). Sementara birokrat (menteri, kepala lembaga negara), hanya mendapat dukungan 3,7 persen suara.
Adapun, sebanyak seperlima responden perempuan atau 21,1 persen lainnya juga menegaskan, “faktor ketegasan dan kewibaan calon presiden” menjadi daya tarik untuk dipilih.
Oleh karenanya, tokoh dengan latar belakang militer (TNI/Polri) sebagai representasi sosok yang tegas dan berwibawa juga palinh disukai. Sekitar 17,6 persen pemilih perempuan memilihnya.
Selain itu, tokoh agama juga menjadi pilihan 13,5 persen responden perempuan lainnya. Sementara tokoh masyarakat seperti pimpinan ormas, seniman, budayawan, bahkan artis masuk kriteria 7,6 persen responden.
Lantas, siapa capres yang mereka sukai?
Capres paling disukai
Laporan itu juga coba membedah pilihan perempuan di antara para capres yang namanya selalu masuk daftar teratas survei elektabilitas nasional.
Rata-rata, nama-nama seperti Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan, selalu berada di tiga besar survei elektabilitas nasional. Kendati demikian, Litbang Kompas menemukan bahwa presentase suara perempuan untuk ketiga capres tersebut cenderung lebih sedikit ketimbang suara laki-laki.
Secara umum, Ganjar Pranowo berhasil mendapatkan dukungan pemilih perempuan terbanyak dengan 21,1 persen, disusul Prabowo Subianto (15 persen), dan Anies Baswedan (12,5 persen).
Menariknya, bagi Ridwan Kamil yang elektabilitasnya berada di posisi keempat dengan 8,4 persen suara, di kalangan pemilih perempuan justru mendapat dukungan 12,5 persen. Angka ini sama dengan yang diperoleh Anies Baswedan.
Di samping itu, ada beberapa tokoh kandidat capres dengan elektabilitas di bawah 5 persen, tetapi mendapat suara dari pemilih perempuan lebih tinggi dari pemilih laki-laki. Mereka antara lain Sandiaga Uno (2 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (1,8 persen), dan Tri Rismaharini (1,5 persen).
Parpol pilihan
Selain figur capres, Litbang Kompas juga memetakan parpol yang menjadi pilihan pemilih perempuan. Daftar ini tak banyak berubah dari survei secara umum, yang mana di mata mayoritas perempuan (20 persen), PDIP masih mendapat suara terbanyak.
Daftar tersebut kemudian diikuti Partai Gerindra dengan dukungan ebesar 12 persen, Partai Golkar (11,6 persen), dan Partai Demokrat (10 persen).
Sementara parpol-parpol yang mendapat dukungan perempuan di bawah 10 persen meliputi Partai Nasdem (7,3 persen), PKB (6,1 persen), PKS (4,8 persen), dan Partai Perindo (3,5 persen).
Adapun, parpol lainnya yang mendapat suara dari pemilih perempuan di bawah 3 persen, antara lain PAN dan PPP.
Hasil survei ini juga mengungkapkan bahwa meski latar belakang partai dan caleg yang diusung menjadi pertimbangan dalam memilih, pemilih perempuan cenderung mempertimbangkan calegnya daripada parpolnya.
Hampir sepertiga responden perempuan mempertimbangkan caleg yang diusung, sementara hanya 12 persen yang mempertimbangkan partai sebagai penentu pilihan.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi