Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kotak Suara

3 Cara Menggaet Anak Muda Terjun ke Politik menurut Pakar UI

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
26 Mei 2023
A A
politik anak muda mojok.co

Ilustrasi politik anak muda (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Partisipasi anak muda Indonesia yang ikut kontestasi politik masih minim. Padahal, kehadiran mereka penting karena bisa membawa gagasan yang lebih segar. Berikut ini tiga cara untuk menggaet partisipasi mereka.

Partisipasi anak muda untuk terjun ke dunia politik masih terbilang kecil. Misalnya saja, dari total 575 anggota DPR RI hanya ada 20 orang yang berusia di bawah 30 tahun. Angka ini bahkan tak menyentuh 4 persen.

Itupun, dari 20 anak muda, 10 di antaranya punya rekam jejak orangtua yang sudah lebih dulu jadi anggota DPR RI.

Fakta ini cukup mengkhawatirkan mengingat berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Pemilu 2024 nanti proporsi pemilih muda sebanyak 55-60 persen. Sebagaimana yang kita tahu, dengan semakin minimnya wakil rakyat muda yang berkontestasi, maka makin kecil pula minat anak muda terhadap politik.

Terkait permasalahan ini, peneliti psikologi politik Universitas Indonesia (UI) Wawan Kurniawan pun merumuskan tiga hal yang harus pemerintah lakukan. Apa saja itu?

#1 Aturan tertulis soal representasi pemilih muda

Seperti yang Wawan tulis, upaya awal yang harus pemerintah lakukan adalah dengan membuat regulasi yang menjelaskan detail terkait representasi kaum muda di dalam politik. Hal ini, misalnya, mirip dengan affirmative action terkait aturan kuota 30 persen untuk keterwakilan perempuan.

Hal tersebut bukannya tanpa alasan. Mengingat kaum muda dapat memberikan gagasan yang matang dan melaksanakan proyek-proyek dengan baik, maka mereka harus dapat ruang seluas-luasnya. Salah satunya dengan membuat aturan yang mengikat.

Jika upaya ini tidak dilakukan, kata Wawan, maka representasi mereka di parlemen tidak akan maksimal.

“Ini karena secara psikologis, masih banyak masyarakat yang cenderung meremehkan usia muda dan menganganggapnya belum berpengalaman dalam politik dan pemerintahan,” jelasnya.

#2 Parpol harus memberi kesempatan

Jika langkah pertama sudah terlaksana, menurut Wawan, upaya berikutnya jadi tanggung jawab partai politik. Kata dia, parpol perlu membuka ruang seluas-luasnya untuk menerima dan menyediakan tempat khusus bagi kaum muda.

Dengan demikian, langkah kedua ini berfokus pada upaya tiap partai untuk secara mandiri merancang dan menghadirkan kaum muda yang siap untuk terlibat aktif dalam dunia politik. Misalnya, melalui kaderisasi yang konsisten dan berjenjang, serta memberikan mereka kesempatan lebih untuk berkompetisi.

Bahasa mudahnya: beri kesempatan yang muda buat nyaleg, jangan yang tua-tua mulu.

“Harapannya, secara serius partai menghadirkan tokoh kaum muda yang mewakili aspirasi kelompok yang sebenarnya,” kata Wawan.

Dengan mendorong parpol untuk melakukan upaya itu, setidaknya ini dapat menjadi pintu untuk kaum muda terlibat pengalaman langsung dalam memahami kondisi politik yang terjadi.

Iklan

#3 Penguatan kapasitas dan pelatihan

Langkah terakhir adalah mendorong pemerintah, parpol, dan sejumlah pihak terkait untuk dapat menciptakan ruang untuk penguatan kapasitas dan pelatihan secara menyeluruh dalam mempersiapkan anak muda untuk memahami dengan baik berbagai aspek yang akan dihadapi nantinya.

“Misalnya, ini bisa berbentuk pelatihan keterampilan untuk merumuskan visi misi yang tepat sasaran, keterampilan analisis sosial, dan berbagai kemampuan lainnya yang relevan untuk dimiliki seorang politikus muda,” jelas Wawan.

Meski demikian, sambungnya, strategi apapun yang jalan jangan sampai bikin anak muda sekadar subyek yang “perlu senior bimbing” agar mampu mencapai visi tertentu.

“Anak muda ini, justru harus diperlakukan secara egaliter dan aspirasinya harus benar-benar dijembatani; jangan sampai kita melanggengkan perilaku paternalistik (alias mentalitas sok menggurui anak muda),” pungaksnya.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Anggota DPR dari PKS Terseret Kasus KDRT, Sudah Mundur, Gimana Kelanjutan Kasusnya?

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 26 Mei 2023 oleh

Tags: anak mudabacaleg mudaPemilu 2024politik anak muda
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

anak muda.MOJOK.CO
Mendalam

Anak Muda Tidak Lemah, Masa Depan yang Tak Terlalu Ramah

20 November 2025
The Grovvs, band indie asal Magelang. MOJOK.CO
Seni

The Grovvs: Band Indie Asal Magelang yang Ingin Jadi Teman “Tumbuh” di Tengah Keresahan Anak Muda

22 Agustus 2025
Benarkah Freelance Lebih Menjanjikan Buat Gen Z dan Milenial di 2025?.MOJOK.CO
Ragam

Benarkah Freelance Lebih Menjanjikan Buat Gen Z dan Milenial di 2025?

16 Januari 2025
Mentorship Club: Jalan Keluar Bagi Kalian yang Lagi Bingung Cari Solusi Masalah Karier.MOJOK.CO
Pendidikan

Mentorship Club: Jalan Keluar Bagi Kalian yang Lagi Bingung Cari Solusi Masalah Karier

23 September 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.