Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Komen Status

Hanya di Era Jokowi, Prestasi Indonesia di Sea Games Melorot

Redaksi oleh Redaksi
31 Agustus 2017
A A
170831 STATUS PRESTASI INDONESIA DI SEA GAMES

170831 STATUS PRESTASI INDONESIA DI SEA GAMES

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Susi Ivaty: Peringkat kelima pada SEA Games 2017 dengan perolehan 38 emas, 63 perak, dan 90 perunggu dinilai sebagai prestasi terburuk Indonesia, sejak SEA Games pertama di Kuala Lumpur 40 tahun lalu (maaf, kalimatnya panjang hehe). Menpora minta maaf (di twitter ada yang minta Menpora mundur).

Soal prestasi Indonesia yang menurun ini tentu terkait dengan banyak hal. Ada perkara pembinaan, fasilitasi alat, dan segala tetek (tidak) bengek perhatian dan perlakuan pemerintah yang minim pada jagat olahraga, termasuk kesejahteraan atlet-atletnya. Persoalan menahun, dan ibarat refrain lagu dangdut, diulang-ulang terus.

Akan tetapi, patut dicermati, Indonesia memang tidak diuntungkan di SEA Games kali ini. Cabor (cabang olahraga–admin) voli pantai, dayung, dan angkat besi putri tidak dipertandingkan. Padahal, ketiga cabor ini sangat potensial medali emas. Host SEA Games tahu, Indonesia bagus di ketiga cabor. Patut dicatat, tiga cabor ini dipertandingkan di level Olimpiade, lho. Masih ada beberapa cabor lain.

Sejak 2000 (tepatnya 2001), tuan rumah memang selalu diuntungkan dan kemudian melenggang mulus menjadi juara umum. Tentu dengan perhitungan di atas kertas yang masuk akal. Ya kan hampir mustahil kalau Timor Leste menjadi juara umum, kalau menjadi tuan rumah, misalnya. Nah, sebelumnya, sejak 1977 hingga 1997, Indonesia hampir selalu menjadi juara umum SEA Games, kecuali pada 1985 dan 1995 karena direbut Thailand (menurut catatan Kompas).

Saya mengikuti secara instensif SEA Games 2011 saat Indonesia menjadi tuan rumah. Ada beberapa kali pertemuan untuk membahas cabor-cabor tambahan di luar cabor olympic. Maka itu, bisa muncul cabor sepatu roda di SEA Games 2011 dan emas sudah pasti diborong tuan rumah (kita banyak jagoan sepatu roda). Tarik ulur cabor, ditambah, dikurang. Rapat perwakilan 11 negara digelar di Hotel Mulia, cyiiiiiin……

Begitulah, menjadi masuk akal jika tuan rumah hampir selalu menjadi juara umum. Lucunya, semua sama-sama tahu dan semua melakukannya. Ada yang bilang, kan SEA Games ini pesta olahraga, bukan kompetisi ketat, olahraga untuk memupuk persahabatan ASEAN. Jadi, ya gak melulu bicara prestasi. Ini pesta olahraga senang-senang, merajut kebersamaan…..

Kalau begitu, ape kate lu aje deh. Saya milih nonton lomba balap karung aja, seru dan cocok untuk merajut kebersamaan………

Salam olahraga!

Why we go to war if we can compete through sports?

Zulpi Taswan: Prestasi terhebat presiden terhebat sepanjang sejarah dunia. Bukan saja ekonomi Indonesia yang terpuruk … kehidupan dan toleransi serta olahraga juga ikut terpuruk karena kehebatan presiden (sok) hebat ini. Yang naik hanya utang dan angka kemiskinan.

Salam 100 periode!

Puthut EA: Hanya karena presidennya Jokowi, ketika prestasi olahraga kita di SEA Games 2017 terburuk dalam sejarah, malah disorakin. Sakit.

Sudirman Said: Berita utama koran terkemuka menyebut kata “Darurat Olah Raga”. Mas Menpora sampai harus minta maaf atas prestasi kita di Sea Games Kuala Lumpur.

Prestasi kita dalam Olah Raga adalah wujud nyata dari budaya meritokrasi kita. Olah raga perlu pembinaan jangka panjang: memilih potensi terbaik, dilatih dengan baik, kompetisi yang sehat, budaya fair games, dan tentu saja konsistensi.

Iklan

Yang merusak konsistensi dan kompetisi adalah praktik suap, korupsi, jual beli skor pertandingan.

Jadi selama negeri kita belum bersih dari praktik suap, korupsi, maka segala sesuatu yang memacu meritokrasi sulit dibangun.

Dari mana mulainya? Top Leaders set the tone… menghargai yang berprestasi, memberi sanksi kepada yang bersalah. Perlu waktu panjang untuk membangun prestasi olah raga kita. Tapi kita tak boleh putus asa…

Potensi putra putri kita menjadi pemain unggul terbukti di lahan kompetisi yang bebas dari campur tangan kotor, bebas dari intervensi uang haram.

Terakhir diperbarui pada 31 Agustus 2017 oleh

Tags: Imam NahrowijokowiSea Gamessea games 2017
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi.MOJOK.CO
Aktual

Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi

7 Maret 2025
3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini MOJOK.CO
Esai

3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini

26 Februari 2025
Afnan Malay: Membedah Hubungan Prabowo-Jokowi Setelah Pemilu dan Janji Program MBG
Video

Afnan Malay: Membedah Hubungan Prabowo-Jokowi Setelah Pemilu dan Janji Program MBG

18 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.