Di era modern ini, pertanian tidak lagi terbatas pada lahan luas di pedesaan. Bertepatan dengan Hari Tani Nasional, Selasa (24/9/2024), Ninja Xpress bersama Sita Pujianto, seorang urban farmer yang aktif dalam komunitas Jakarta Berkebun membahas metode urban farming (pertanian kota).
Metode ini diketahui telah merevolusi paradigma tradisional dengan memperkenalkan metode bercocok tanam yang dapat diterapkan di ruang terbatas di tengah kesibukan kota.
Urban farming: pemanfaatan ruang terbatas
Urban farming melibatkan pembudidayaan tanaman dan pemeliharaan hewan ternak di
lingkungan perkotaan, termasuk di kota besar, metropolitan, dan kota kecil.
Tujuan utamanya adalah untuk memproduksi bahan pangan lokal, memenuhi kebutuhan pokok warga, serta menyediakan sumber pendapatan tambahan bagi komunitas sekitar.
Dengan urban farming, masyarakat kota dapat memanfaatkan ruang terbatas untuk
meningkatkan ketahanan pangan dan mendorong kesejahteraan ekonomi lokal.
Konsep ini memungkinkan siapapun untuk menjadi urban farmer; dengan sedikit ruang dan dedikasi, setiap individu atau keluarga dapat memulai kebun kecil mereka sendiri.
Hal ini tidak hanya berkontribusi pada lingkungan yang lebih hijau, tetapi juga memungkinkan mereka menikmati hasil panen yang mereka tanam sendiri.
Untuk memulainya, setidaknya ada tiga hal penting yang perlu dipertimbangkan:
#1 Pemilihan media tanam yang tepat
Untuk memastikan sayuran tumbuh subur, gunakan media tanam yang sesuai. Tanah
saja tidak cukup; campurkan dengan sekam bakar dan pupuk untuk memastikan akar
dapat menembus pori-pori tanah dan mendapatkan nutrisi yang cukup.
Pilih pupuk alami seperti pupuk kandang atau kompos dari sisa makanan untuk memberikan tambahan nutrisi bagi tanaman.
#2 Waktu penyiraman tanaman yang fleksibel
Penyiraman tanaman bisa dilakukan kapan saja. Meskipun pagi hari sering dianggap
sebagai waktu terbaik, Anda dapat menyiram tanaman di pagi, sore, atau malam hari. Yang penting adalah menyiram tanaman secara rutin setiap hari untuk mendukung pertumbuhannya.
#3 Menghargai makanan dari urban farming
Urban farming tidak hanya menyediakan peluang untuk konsumsi atau penjualan hasil
pertanian, tetapi juga membantu kita kembali ke alam.
Dalam kehidupan kota yang serba cepat, kita sering kali tidak menyadari proses panjang yang dilalui oleh sayur, buah, dan makanan sebelum sampai di meja makan.
Dengan urban farming, masyarakat dapat belajar lebih menghargai makanan dan proses produksinya. Metode ini lebih dari sekadar bercocok tanam di ruang terbatas; ia membangun kesadaran dan penghargaan terhadap proses produksi pangan kita.
Dengan memanfaatkan potensi ruang kota dan menerapkan praktik pertanian berkelanjutan, kita mendukung ketahanan pangan lokal dan berkontribusi pada lingkungan yang lebih sehat.
Ninja Xpress menilai urban farming ini bisa menjadi bagian dari solusi untuk tantangan pangan di masa depan. Tidak hanya untuk konsumsi pribadi, tapi bisa juga dilakukan sebagai salah satu opsi bisnis rumahan.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Hammam Izzuddin
BACA JUGA: AI Ancam Rebut Pekerjaan Manusia? Ada Strategi untuk Menang dari AI dalam Urusan Kerja
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News