Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Politik

Kunjungi Keraton Yogyakarta dan JNM, Presiden Jerman Sampaikan Isu Warisan Budaya dan Sampah Piyungan

Yvesta Ayu oleh Yvesta Ayu
18 Juni 2022
A A
presiden jerman mojok.co

Presiden Jerman Frank Walter Steinmeier bersama keluarga Raja Keraton Yogyakarta menikmati tarian dalam kunjungan di Keraton Yogyakarta, Jumat (17/06/2022) sore.(yvesta ayu/mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kunjungan Presiden Jerman Frank Walter Steinmeier ke DIY berlanjut. Setelah ke UGM, Steinmeier dan rombongan menyambangi Keraton Yogyakarta untuk bertemu keluarga Raja Keraton Yogyakarta sekaligus Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, Jumat (17/06/2022) sore. Kunjungan dilanjutkan ke Jogja National Museum (JNM).

Di Keraton, rombongan langsung disambut puteri dan menantu Sultan, GKR Mangkubumi, GKR Condrokirono, KPH Notonegoro, KPH Purbodiningrat di Regol Keben. Memasuki Regol Dana Pratapa, Presiden kemudian disambut Sultan dan GKR Hemas.

Rombongan pun diajak memasuki Bangsal Kencana. Di bangsal tersebut, mereka disuguhi Tarian Beksan Lawung Ageng Jajar yang dibawakan para penari Keraton Yogyakarta. Tarian pusaka ini diciptakan oleh Sri Sultan HB I yang menggambarkan adu ketangkasan prajurit bertombak  yang terinspirasi perlombaan watangan atau latihan ketangkasan berkuda dan memainkan tombak yang biasa dilakukan oleh abdi dalem prajurit pada masa lalu.

Presiden juga menikmati teh bersama Sultan saat hujan yang turun cukup deras turun di Yogyakarta. Juga melihat-lihat koleksi manuskrip serta koleksi batik yang dimiliki keraton.

“Tadi (presiden dan sultan ada) perbincangan tentang keistimewaan jogja,” ujar Mangkubumi usai kunjungan.

Mangkubumi mengungkapkan, Sultan menjelaskan kepada Steinmeier tentang keistimewaan DIY. Salah satunya beragam warisan budaya yang dimiliki daerah ini.

Keistimewaan yang sama juga dimiliki Jerman. Pemerintah Jerman mempunyai kepedulian yang tinggi dalam pelestarian warisan budaya.

“Jadi kita ingin menjaga warisan budaya di jogja karena di jerman banyak kepedulian tentang warisan budaya, sama-sama itu,” jelasnya.

Mangkubumi menambahkan, dalam perbincangan sekitar dua jam itu, Presiden juga sempat menyampaikan isu tentang lingkungan. Sebab di Jerman ada riset dan teknologi yang bagus terkait pelestarian lingkungan.

“Karenanya DIY ingin berkolaborasi dengan Jerman dalam penanganan masalah lingkungan di DIY,” paparnya.

Kerjakan proyek ekologi Indonesia-Jerman di TPA Piyungan

Sementara dalam kunjungan di JNM, salah seorang kurator, Ignatia Nilu menjelaskan, kunjungan Presiden Jerman ke JNM sebagai bagian dari proyek bersama di bidang lingkungan dan ekologi. Konsep yang dikembangkan bersama kedua negara terkait penggabungan ekologi, ekonomi sirkular dan seni budaya.

“Tiga pilar ini yang coba kami kolaborasi untuk membuat ekosistem baru yang kreatif yang sedang kami capai,” jelasnya.

Proyek itu dikerjakan di bukit yang berada 200 meter diatas TPA Piyungan. Di kawasan tersebut, mereka mengelola lahan yang dijadikan kompleks, monumen serta ruang pajang, galeri serta plaza.

Iklan

Pengembangan proyek tersebut didanai pemerintah Jerman. Karenanya dalam rangkaian peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan Jerman, Presiden Steinmeier hadir di DIY.

“Proyeknya sedang berlangsung, namun karena kondisi cuaca, akhirnya (tidak ke tpa piyungan) tapi kami membuat presentasi disini,” ujarnya.

Nilu menambahkan, empat kurator bekerja dalam proyek bersama tersebut. Selain dari Indonesia, kurator dari Jerman juga ikut bekerja di proyek lintas etnis dan pemikiran dan partisi tersebut.

Luas lahan yang digunakan proyek tersebut sekitar 6.000 meter persegi. Namun targetnya proyek tersebut bisa dikembangkan di lahan seluas 6 hektar.

“Sekarang ini kami fokus membuat monumen yang bentuknya seperti candi, nanti ada pabrik seperti pengolahan plastik yang dilebur materialnya. Kami kerjasama dengan para pemulung di TPA,” imbuhnya.

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Golden State Warriors Juara NBA, Stephen Curry Jadi MVP dan kabar terbaru lainnya di KILAS

Terakhir diperbarui pada 18 Juni 2022 oleh

Tags: keraton Yogyakartapresiden jerman
Yvesta Ayu

Yvesta Ayu

Jurnalis lepas, tinggal di Jogja.

Artikel Terkait

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
jogja, kraton jogja.MOJOK.CO
Ragam

Ketika Polemik Hak Sewa Tanah Bikin Diponegoro Balik Arah Melawan Kraton Jogja

26 Januari 2025
Plengkung Gading Jogja Ditutup, “Takhta untuk Rakyat” Mati MOJOK.CO
Esai

Plengkung Gading Jogja yang Ditutup, “Takhta untuk Rakyat” yang Mati

21 Januari 2025
Keraton Yogyakarta Menggusur Warga, Bikin Jogja Tak Lagi Sama! MOJOK.CO
Esai

Tembok Besar dan Berwarna Putih Milik Keraton Yogyakarta yang Menggusur Rumah Warga Membuat Jogja Tidak Lagi Terasa Seperti Rumah

8 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Praja bertanding panahan di Kudus. MOJOK.CO

Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

20 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa” Mojok.co

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.