MOJOK.CO – Puluhan anak di Gambia meninggal dunia usai mengonsumsi sirup obat batuk asal India. Menanggapi adanya kasus ini BPOM telah bergerak untuk melakukan pengawasan langsung terhadap sirup obat batuk yang beredar di Indonesia.
Puluhan anak di Gambia, Afrika Barat, meninggal akibat mengonsumsi obat batuk sirup yang diproduksi oleh Maiden Phaimaceusticals, India. Menteri Kesehatan Gambia Ahmadou Lamin Samateh mengumumkan, korban meningkat menjadi 69 anak setelah sebelumnya berjumlah 66 anak yang terkontaminasi obat batuk tersebut.
Kepala WHO, Tedros Adhanom, mengatakan ada empat produk sirup obat flu dan batuk yang mengakibatkan gagal ginjal dan kematian anak-anak di Gambia yaitu, Promethazine Oral Solution, Kofexnalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan MaGrip N Cold Syrup.
“Semua batch produk ini harus dianggap tak aman sampai mereka bisa dianalisis oleh Otoritas Regulasi Nasional yang revelan,” dalam keterangan yang disampaikan oleh WHO.
Anak-anak yang mengonsumsi sirup obat batuk tersebut mengalami masalah ginjal selama tiga sampai lima hari. Korban juga mengalami beberapa gejala seperti sulit buang air kecil, demam, muntah sebelum dilaporkan meninggal dunia. Sirup obat ini mengandung parasetamol, yang dikenal sebagai obat penghilang rasa sakit, salah satunya demam pada anak-anak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan peringatan soal konsumsi sirup obat flu dan batuk buatan India tersebut. Selain itu, WHO juga sudah menghubungi regulator obat nasional India pada 29 September lalu untuk melakukan penyelidikan.
Analisis laboraturium WHO, menemukan adanya bahan berbahaya yang terkandung dalam obat batuk tersebut, seperti dietilen glikon dan etilen glikol. Kedua bahan kandungan tersebut bisa menyebabkan gagal ginjal akut.
“Sampai saat ini, pabrikan yang disebutkan belum memberikan jaminan kepada WHO tentang keamanan dan kualitas produk ini,” tambah WHO.
Dalam keterangan lanjutan, Organisasi Pengawasan Standar Obat India menerangkan, obat-obatan yang terkontaminasi tersebut hanya dikirim produsen ke Gambia. Kemudian, kementrian kesehatan Gambia juga meminta rumah sakit untuk menghentikan penggunaan sirup parasetamol.
Menyikapi adanya informasi tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) melakukan pengawasan langsung mengenai kekhawatiran obat batuk yang menjadi penyebab meninggalnya anak-anak di Gambia. Mereka melakukan pengawas rutin dilakukan pada produk yang beredar.
“BPOM melakukan pengawasan secara komprehensif pre market dan post market. Terhadap keempat produk yang diberitakan di Gambia, BPOM telah melakukan penelurusan data dan diketahui bahwa keempat produk tersebut tidak terdaftar di Indonesia,” ungkap BPOM RI dilansir dari detik.com.
Penulis: Mutiara Tyas Kingkin
Edtor: Purnawan Setyo Adi