Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Jejak Makam yang “Berceceran” di Gang-gang Kampung Peneleh Surabaya

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
12 November 2024
A A
Makam-makam di Kampung Peneleh Surabaya. MOJOK.CO

ilustrasi - makam-makam di Kampung Peneleh Surabaya. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kampung Peneleh di Kota Surabaya menyimpan ciri khas tersendiri sebagai kawasan bersejarah. Kawasan itu terkenal dengan tempat lahirnya para tokoh seperti H.O.S Tjokroaminoto, Roeslan Abdul Gani, dan tempat Bung Karno menghabiskan masa kecilnya.  

Tak hanya itu, Kampung Peneleh juga menyimpan keunikan yang jarang dijumpai di tempat lain. Yakni makam-makam yang berceceran di tengah gang kampung. Makam itu masih dirawat hingga sekarang. 

Sebagai warga asli Peneleh, saya sudah tidak kaget dengan makam-makam tersebut. Malah menganggap sebagai hal yang wajar. Baik dulu maupun sekarang, warga masih bisa hidup berdampingan dengan makam.

Saya pun penasaran, kenapa pusara itu tidak dibongkar saja? 

Bagi saya pusara itu cukup mengganggu karena ada yang melintang di tengah jalan. Jarak satu gang saja, saya sudah bisa menjumpai tiga makam yang terpisah dan tak jauh jaraknya. Bahkan saya menjumpai salah satu rumah, di mana dapurnya terdapat makam.

Rasa penasaran itu kemudian membawa saya ke Achmad Dahlan Ali (58), seorang sesepuh di sana. Saya juga mewawancarai Ketua RW 4 Peneleh Windrianto.

Kampung Peneleh Surabaya memang pemukiman sejak dulu

Dahlan tak seberapa tahu sejarah Kampung Peneleh. Yang jelas dia sudah tinggal di sana sejak tahun 1976. Dia mengklaim kampung itu sudah berbentuk pemukiman dan bukan tempat pemakaman yang kemudian berubah menjadi kampung.

Achmad Dahlan Ali, sesepuh di Kampung Peneleh Surabaya. MOJOK.CO
Achmad Dahlan Ali, sesepuh di Kampung Peneleh Surabaya. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

“Sebenarnya bukan tempat makam. Ya ada hunian rumah. Para sahabat wali yang dari Ampel Denta itu sudah dikubur di sini. Mungkin ya, mereka punya tanah masih luas. Ya sudah dikebumikan di tempat itu juga,” jelas Dahlan.

Saat remaja dia pernah tinggal di Peneleh gang 9, rumah ayah dan ibunya. Namun, revolusi tahun 1945 mengakibatkan keluarganya harus terpisah. Mereka harus mengungsi dan menyebar ke kota lain.

November tahun 1956, keluarga Dahlan kembali pulang ke tempat asalnya. Setelah itu, dia menikah. Ibunya memberikan warisan atau sertifikat tanah eigendom kepadanya di Peneleh gang 11. Eigendom adalah hak milik mutlak kepemilikan tanah menggunakan hukum zaman Kolonial Belanda. 

Mempertahankan makam di Kampung Peneleh agar tak kena sial

Setiap pergantian pemimpin atau RT/RW di Kampung Peneleh, wacana untuk membongkar makam sudah banyak beredar. Namun, Dahlan termasuk orang yang keukeuh mempertahankan makam tersebut. Meskipun dia sendiri tidak tahu kejelasan makam itu milik siapa.

Menurutnya, warga kampung tetap harus menghormati orang yang sudah meninggal. Sebagai manusia, masyarakat tidak bisa sampai hati untuk meratakan atau membumihanguskan. Justru karena ketidaktahuan itu, makam harus dijaga agar tidak kena sial.

“Kalau memang orang-orang yang ngerti Islam, ya harus menghargai. Bukan berarti itu syirik, dipuja,” jelas Dahlan.

Makam di Kampung Peneleh Surabaya gang 1. MOJOK.CO
Makam di Kampung Peneleh Surabaya gang 1. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

“Kalau memang dibumihanguskan, ya ada cara-cara ritual, ya diambil secara Islami lah. Diambil tulangnya terus dipindahkan itu nggak papa,” lanjutnya.

Iklan

Dahlan dan Ketua RT/RW akhirnya sepakat untuk mempertahankan makam, sekaligus mengawasi agar tidak dijadikan tempat syirik. Makam itu mendapatkan perawatan setiap tahun. Misalnya dengan memberikan batok, keramik, dan dicat. 

Bahkan ada salah satu makam yang diberi pagar di tengah pemukiman. Sejumlah pegiat sejarah memang sering meneliti Kampung Peneleh. 

Dahlan mengatakan para peneliti mengklaim bahwa makam itu milik Nyai Rokaya Cempo. Nyai yang masih berkerabat dengan Sunan Ampel. Oleh karena itu, diberi pagar oleh masyarakat sekitar.

Budaya menghormati makam mulai luntur

Akhir-akhir ini, Dahlan merasa resah karena perilaku anak-anak zaman sekarang berbeda dengan dulu. Semasa kecil, Dahlan dan teman-temannya sering melewati makam dengan mengucapkan salam. 

“Dulu pas kecil ketika saya dan teman-teman pergi ke langgar untuk mengaji di sore hari, saya selalu bilang ‘Assalamu’alaikum, ya ahli kubur,’” ucapnya.

Ketika ada hajatan yang diselenggarakan oleh warga kampung seperti sunatan, pernikahan, selametan, mereka akan ziarah dulu ke makam-makam yang ada di gang kampung. Namun, semakin ke sini budaya itu mulai ditinggalkan.

Makam di Kampung Peneleh Surabaya yang melintang. MOJOK.CO
Makam di Kampung Peneleh Surabaya yang melintang. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

Para orang tua, kata Dahlan, lebih memprioritaskan pendidikan formal. Sudah jauh dari pendidikan spiritual. Dia sudah jarang mendengar antusias anak-anak mengaji saat sore, tapi justru sibuk bermain dengan gawainya.

Cerita mistis di Kampung Peneleh Surabaya

Kampung Peneleh khususnya gang daerah rumah saya memang terlihat horor saat malam. Jika dibandingkan dengan gang-gang lain, gang rumah saya termasuk yang paling sepi.

Menurut cerita Windrianto, pernah ada pedagang tahu tek yang sering jualan lewat gang Peneleh. Saat dini hari, sekitar pukul 01.30. Win tidak sengaja bertemu dengan pedagang tersebut. 

Saat itu, Win melihat rombong pedagang tahu tek tersebut menyenggol salah satu pusara makam. Dia pun mengingatkan pedagang untuk berhati-hati dan meminta maaf ke pusara tersebut.

Makam Nyai Cempo. MOJOK.CO
Makam Nyai Cempo. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

“Saya panggil ‘Mas, ayo minta maaf. Percaya tidak percaya.’ nah orangnya menjawab ‘sudah, Bapak ini kayak apa saja, begini kok diberikan maaf.’ Bahasanya orang itu gitu. Kira-kira 10 meter, rombongnya meledak terbakar,” cerita Win.

Selain pedagang yang dianggapnya terkena bala, ada juga tamu dari luar yang bisa melihat sosok halus di Kampung Peneleh. Tamu itu adalah teman perempuan dari anaknya. Kata anak perempuan itu, ada yang mengikuti dirinya di siang bolong.

Kini, Kampung Peneleh Surabaya sudah menjadi tempat wisata bersejarah untuk penduduk lokal maupun mancanegara.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Pengakuan Penjaga Makam Belanda Peneleh dan Jin Berambut Gimbal yang Bersayap

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 13 November 2024 oleh

Tags: Hororkampung penelehkawasan sejarahmakam penelehSurabaya
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Job fair untuk penyandang disabilitas di Surabaya buka ratusan lowongan kerja, dikawal sampai tanda tangan kontrak MOJOK.CO
Aktual

Menutup Bayangan Nganggur bagi Disabilitas Surabaya: Diberi Pelatihan, Dikawal hingga Tanda Tangan Kontrak Kerja

26 November 2025
Belikan ibu elektronik termahal di Hartono Surabaya dengan tabungan gaji Jakarta. MOJOK.CO
Liputan

Pertama Kali Dapat Gaji dari Perusahaan di Jakarta, Langsung Belikan Ibu Elektronik Termahal di Hartono agar Warung Kopinya Laris

11 November 2025
Rela Patungan demi Ikut Kompetisi Futsal di Jogja, UBAYA Berikan Penampilan Terbaik meski Harus Menerima Kenyataan Pahit MOJOK.CO
Ragam

Rela Patungan demi Ikut Kompetisi Futsal di Jogja, UBAYA Berikan Penampilan Terbaik meski Harus Menerima Kenyataan Pahit

10 November 2025
Wisudawati jual harta berharga untuk kuliah di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya), sempat ditolak di PTN. MOJOK.CO
Kampus

Uang Habis untuk Biaya Pengobatan Ibu sampai Jual Harta Berharga agar Bisa Kuliah, Kini Jadi Wisudawati dengan Segudang Prestasi

27 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.